
“Mereka berkomitmen mendukung aksi korporasi Siloam,” kata President Direktur Siloam, Dr Gershu Paul, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/9).
Dia mengatakan, dari hasil roadshow, investor institusi asal Amerika Serikat (AS) telah menyetujui untuk membeli 49.100.000 saham IPO yang mewakili sekitar 31,5% dari total saham yang dilepas ke publik.
Perseroan menargetkan dana IPO sebesar Rp 1,404 triliun (US$ 144,5 juta) yang mewakili 13,5 % nilai pasar Siloam sebesar Rp 10,4 triliun (US$ 1 miliar).
“Di tengah-tengah kondisi pasar regional saat ini, Siloam berhasil mengumpulkan dana dari investor global untuk turut berpartisipasi mengembangkan sektor kesehatan Indonesia,” kata Paul.
Sebagai gambaran, dalam aksi korporasi ini Siolam telah menunjuk PT Ciptadana Securities dan PT Credit Suisse Securities Indonesia sebagai penjamin emisi. Adapun Credit Suisse (Singapore) Limited dan Goldman Sachs (Singapore) Pte ditunjuk sebagai joint global coordinator dan agen penjualan internasional.
Perseroan juga menyiapkan saham stabilisasi terkait IPO. Apabila terjadi kelebihan permintaan dalam penawaran umum, PT Lippo Karawaci TBk (LPKR) melalui anak usahanya PT Nilam Biru Bersinar selaku salah satu pemegang saham perseroan memberikan izin kepada penjamin emisi untuk melakukan penjatahan lebih (over allotment). Caranya, Nilam Biru akan meminjamkan saham tersebut kepada agen stabilisasi.
Batas maksimal over allotment tersebut mencapai 14,29% dari jumlah saham yang ditawarkan. Dengan demikian, total saham tambahan maksimal 23,25 juta saham. Namun berdasarkan hasil roadshow, opsi penjatahan lebih saham mencapai 5,9 juta saham atau 3,8% dari saham yang ditawarkan. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang menguasai 86,5% saham Siloam akan diuntungkan jika opsi penjatahan lebih tidak terserap seluruhnya.
“Kami berterima kasih kepada para investor global yang turut menyukseskan IPO Siloam,” kata Presiden Komisaris Siloam, Ketut Budi Wijaya.
Dana IPO sekitar 52,5% akan digunakan untuk pembelian peralatan medis, rumah sakit dan perluasan pembangunan rumah sakit yang ada. Sekitar 27,5% digunakan untuk pembayaran sebagian utang dalam perjanjian kredit Siloam Hospitals per tanggal 30 April 2013 dan Lippo Karawaci, yang diajukan oleh Lippo Karawaci untuk ekspansi bisnis rumah sakit Siloam, termasuk untuk pengembangan rumah sakit baru, dan modal kerja.
Adapun sisanya 20,0% dana IPO digunakan untuk membiayai akuisisi rumah sakit, perusahaan operasi rumah sakit dan atau perusahaan terkait kesehatan yang akan mendukung operasi Siloam Hospitals.
Perseroan akan melakukan masa penawaran pada 4-6 September, penjatahan dilakukan pada 10 September 2013. Sementara itu pencatatan saham di BEI pada 12 September 2013.
Siloam adalah lini usaha Lippo Group di sektor kesehatan di Indonesia dengan membangun rumah sakit umum dari Medan ke Papua. Sepanjang 2012, Siloam kedatangan lebih dari 800.000 pasien rawat jalan.
Ke depan, Siloam yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan properti terbesar PT Lippo Karawaci Tbk akan untuk membuka 6-8 rumah sakit hingga akhir 2014 dan menargetkan memiliki 40 rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 10.000 unit dalam lima tahun ke depan.
Penulis: Whisnu Bagus Prasetyo/WBP
Sumber: beritasatu.com