
RSUD Raden Mattaher (dok: metrojambi.com )
JAMBI – Rumah sakit umum daerah raden mataher (RSRM) Jambi tak henti-hentinya mendapat sorotan. Setelah beberapa saat lalu dikritik soal buruknya pelayanan, kini muncul dugaan manipulasi dan mark up tagihan pengelolaan oksigen. Sumber Jambi Independent di RSRM kemarin (16/7) menjelaskan, biasanya tagihan oksigen di rumah sakit itu berkisar antara Rp 80 juta, paling mahal Rp 100 juta. Ada sesekali mencapai Rp 120-an juta. Tapi, dalam empat bulan terakhir, tagihan oksigen membengkak sampai Rp 300 juta. Terakhir, kata sumber, tagihan mencapai Rp 375 juta.
“Padahal, penggunaannya normal saja. Saya yakin pasti ada mark up,” ujar sumber Jambi Independent yang tak mau disebutkan namanya di media.
Ia menduga ada permainan antara manajemen RSUD dengan pihak ketiga selaku pengelola dan penyedia oksigen. “Kita kasihan dengan masyarakat. Mereka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan,” ujarnya.
Membengkaknya tagihan oksigen diakui direktur pelayanan RSUD RM Jambi Djarizal. Dikonfirmasi, Djarizal mengatakan naiknya jumlah tagihan bukan lantaran harga oksigen naik, tapi, kata dia, salah satu alat pompa ada yang rusak.
Akibat kerusakan itu, sehingga oksigen bocor. Buntutnya, tekanan berkurang sehingga seolah-olah terpakai. “Makanya secara keseluruhan tagihannya dibayar mahal. Bukan karena ada kenaikan harga atau permainan,” ujarnya.
Ia mengatakan, masalah itu sudah selesai. Sebab, begitu mengetahui ada kerusakan, pihaknya langsung melakukan perbaikan. “Sudah tidak ada masalah. Sudah beres kita perbaiki,” ujarnya.
Terkait dengan kerusakan regulator, ia mengatakan memang ada beberapa ruangan yang belum dipasang regulator. Tapi, saat ini semuanya sudah terpasang. Ia menjamin tidak ada permainan. Apalagi, kata dia, RSUD RM memproduksi sendiri tabung oksigen itu. “Tiap bulan ada sekitar 600 tabung yang kita produksi,” tegasnya.
Usman, sosok yang disebut sebagai rekanan RSRM dalam menyediakan tabung oksigen, belum bisa memberi keterangan. Dihubungi semalam, nomor ponselnya 08526612**** bernada tidak aktif. Dikirimi konfirmasi via SMS tak dibalas.
Sementara, Wakil Gubernur Jambi Fahcrori Umar saat melakukan sidak ke RSUD RM meminta secara khusus manajemen RSUD untuk melakukan pembenahan. Baik secara internal maupun secara pelayanan. Menurutnya, banyak keluhan dari masyarakat harus dijawab oleh pihak manajemen dengan merubah mental dan memperbaiki kinerja. “Layanilah pasien sebaik mungkin,” singkatnya.
Fachrori juga menyoroti soal buruknya pelayanan apotek sehingga banyak mendapat keluahan masyarakat. Menurut Fachrori, memang banyak keluarga pasien yang mengeluhkan panjangnya antrian saat pembelian obat. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang kecewa lantaran untuk membeli obat bisa menunggu sampai satu jam.
“Maklum, masyarakat biasanya ingin cepat. Tidak bisa kita salahkan. Harusnya, pihak rumah sakit harus bisa bebrneah dan melayani masyrakat sebaik mungkin,” ujarnya.
Ke depan, lanjutnya, sedang dikaji untuk penambahan lokasi apotek. Sehingga, masayarakat tidak perlu susah megantri beli obat lagi.
“Begitupun soal fasilitas. Kita sebenarnya sedih ada anggaran yang dicoret. Tapi, mudah-mudahan di APBD murni tahun depan disetujui,” tegasnya.
Sumber: jambi-independent.co.id