
RSUD Banyu Asih Purwakarta.Google
(PURWAKARTA)-Para Pasien cuci darah di Purwakarta boleh bernapas lega setelah rumahsakit daerah Bayu Asih mengefektifkan pelayanan cuci darah (Haemodialisa-red) sejak 4 bulan terakhir ini. Yang lebih menggembirakan dari pelayanan ini, si Pasien tidak dibebankan biaya sepeserpun alias pelayanan gratis. Ini merupakan salahsatu program pemkab dalam melayani kesehatan warganya.
Padahal jika mengukur aspek biaya, biasanya pasien harus rela merogoh uang minimal 720 ribu rupiah untuk satu kali cuci darah. Malah ada yang mencapai 900 ribu rupiah, belum lagi jika diperlukan adanya pertambahan darah (transfusi-red), pasien harus membeli darah segar sekitar 500 ribu rupiah. Sementara di Bayu Asih, transfusi darah juga digratiskan.
Seperti pantauan kamis pagi (25/07) di ruang haemodialisa RSUD Bayu Asih, 4 pasien sedang menjalani proses cuci darah yang memang alatnya baru tersedia 4 mesin. Sementara satu kali proses cuci darah memakan waktu 4 jam lebih. sehingga pelayanannya diberlakukan 2 shift dalam sehari, yakni shift pertama dimulai pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang, shift kedua dari pukul 1 siang hingga pukul 5 sore. Dalam sehari, 8 pasien bisa terlayani oleh 4 alat ini.
Perasaan bahagia sekaligus haru tergambar dari raut muka Emay (48) ibu rumah tangga warga desa cikaobandung saat bercerita setelah dirinya divonis gagal ginjal dan harus cuci darah oleh dokter RS. Hasan Sadikin Bandung, “sejak pertama cuci darah 3 tahun lalu, saya harus pulang pergi purwakarta-bandung. Udah mah waktu tersita, juga yang memberatkan tentu biaya. Saya harus jual tanah, pinjam sana-sini untuk membayar 720 ribu rupiah sekali cuci, sementara seminggu saya harus dua kali cuci darah” ungkapnya berkaca-kaca.
Berikutnya Emay melanjutkan cuci darahnya di salahsatu rumahsakit swasta di Purwakarta. Untuk waktu dan jarak menurutnya lebih cepat, namun biaya masih tetap tinggi karena memang rumah sakit milik swasta, “untungnya pemda di bayu asih ini membuka layanan cuci darah, saya merasa terbantu. Apalagi gratis, termasuk transfusi darahnya juga gratis” pungkasnya.
Sementara itu ditemui di ruang kerjanya, Direktur Bayu Asih, Dr. Agung Darwis membenarkan jika pihaknya telah menambah perlengkapan pelayanan untuk cuci darah sejak 4 bulan lalu. sejak itu pula pelayanannya sudah efektif, malah menurut Agung hingga kini pasiennya sudah penuh untuk dilayani 4 mesin dalam satu minggunya, “sudah sekitar 45 pasien dapat terlayani dalam satu minggu dari senin hingga sabtu. Itu dilihat dari 4 mesin dalam sehari rata-rata full digunakan 8 pasien. Tapi memang ada beberapa pasien yang seminggunya hanya 1kali cuci darah. Untuk menghadapi cuti lebaran beberapa hari kedepan, pelayanan cuci darah ini tetap berjalan”, terang Agung.
Rencananya dalam waktu dekat ini, Pemkab akan menambah satu mesin lagi untuk mengantisipasi adanya permintaan jadwal cuci darah dari pasien baru. Prinsipnya menurut Agung, Pemkab ingin memberikan pelayanan lebih pada aspek kesehatan masyarakat purwakarta, “ini bagian dari komitmen pemkab untuk meningkatkan pelayanan publik dibidang kesehatan, disamping pelayanan lain seperti infrastruktur”, tambahnya.
Terkecuali itu menurut Agung, pelayanan kesehatan lain yang diberikan pemkab terkait kesehatan adalah efektifitas ambulans on call yang sekarang hilir mudik mengantarkan pasien baik dari rumah pasien untuk dibawa berobat menuju rumahsakit maupun sebaliknya, dan tentunya gratis pula. Termasuk seperti kita ketahui bersama, sejak awal tahun ini pemberlakuan Jaminan Kesehatan Purwakarta Istimewa (JAMPI) untuk pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh warga purwakarta di kelas 3 rumahsakit bayu asih dan beberapa rumahsakit swasta purwakarta seperti RS. Ettaham, Thamrin, Ramahadi, Amira, RS. Bersalin Dian, RS. Ibu dan Anak Asri juga rumahsakit luarkota termasuk Hasan sadikin, RS. Mata Cicendo, RS. Jiwa Cisarua, RS. Ginjal Habibie dan Rs. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Selain program gratis, JAMPI juga dimudahkan dengan persyaratan administrasi, karena pasien hanya menunjukkan KTP dan KK serta Rujukan dari Puskesmas. Jika kondisi pasien cukup parah dan masuk UGD, tidak diperlukan lagi surat rujukan tetapi hanya KTP saja.
Terkait program JAMPI ini, kedepannya Pemkab Purwakarta akan memberlakukan rumahsakit bayu asih dengan 2 kelas. Kelas VIP dan kelas Umum, hal ini seperti diungkapkan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH saat memberikan penjelasan dihadapan wakil rakyat beberapa waktu lalu dalam rapat paripurna DPRD pembahasan pembicaraan tingkat 1 APBD Perubahan, “yang kelas VIP itu dikenakan biaya, sementara kelas umum merupakan pasien JAMPI yang itu gratis bagi warga. Asumsinya kelas kelas 3 yang sekarang, ruangannya akan bertambah banyak. Tetapi kondisi ruangannya tentu ruangan bekas kelas 1 dan kelas 2 yang cukup refresentatif dan nyaman”, jelas Dedi.
Humas Setda Purwakarta.