Pengantar Minggu Ini (10 – 15 Juni 2013)

Saat ini berbagai lembaga pelayanan publik mendapat tekanan untuk lebih meningkatkan kinerja dan mutu pelayanannya, namun tetap dalam koridor efisiensi anggaran pemerintah. Tekanan ini berasal dari berbagai sumber, internal maupun eksternal RSUD. Tekanan eksternal berupa regulasi dan tuntutan masyarakat agar RSUD meningkatkan mutu pelayanannya. Tekanan internal berupa keinginan SDM untuk dapat bekerja dengan lebih baik dalan suasana kerja yang profesional dan pendapatan yang lebih baik. Tuntutan ini dapat dipenuhi dengan memotong alur birokrasi yang bersifat non value added activities pada sistem manajemen rumah sakit, sehingga mencegah terjadinya delay pelayanan atau pemborosan sumber daya yang tidak perlu.

Reportase mengenai acara ini dapat anda ikuti

Indonesia baru saja kehilangan salah satu tokoh penting: Taufik Kiemas, yang sempat menjalani perawatan di Singapura. Kalangan kesehatan pastinya menyadari hal ini: banyak tokoh masyarakat, tokoh nasional, tokoh daerah bahkan masyarakat biasa yang jika sakit cenderung pergi berobat ke luar negeri. Apa yang salah? Apakah RS di Indonesia belum mampu menangani penyakit tersebut sebagaimana RS di luar negeri? Hingga saat ini, hal tersebut masih menjadi tantangan besar bagi RS-RS di Indonesia: membenahi sistem agar dapat bersaing dengan RS di negara tetangga. Upaya ini dilakukan sambil berjibaku melayani pasien dalam kerangka kebijakan jaminan kesehatan sosial yang sampai saat ini masih belum dapat memenuhi esensi dari pelayanan kesehatan. Namun apapun yang terjadi, dunia kesehatan Indonesia harus terus bergerak maju mengingat waktu pelaksanaan UU BPJS sudah semakin dekat.

Pemerintah harus segera menyiapkan dan mensosialisasikan aturan teknis agar semua pihak mulai dari regulator di daerah, pelaksana pelayanan kesehatan hingga hingga pemberi jaminan memiliki persepsi yang sama mengenai bagaimana pelaksanaannya. Setidaknya, jika aturan ini terlaksana dengan benar dan seimbang, ada harapan bahwa Indonesia bergerak ke arah yang benar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terkait dengan hal tersebut, ada referensi yang dapat anda baca dengan dan

Beberapa negara maju di Dunia telah lebih dulu mengembangkan dan menerapkan universal coverage, yang dikemas dengan berbagai istilah. Satu hal yang mendasari adalah terdapatnya sistem pembiayaan yang telah ditetapkan melalui regulasi mulai dari undang-undang hingga guideline untuk teknis pelaksanaannya. Salah satu yang sudah cukup berkembang adalah sistem pembiayaan berbasis kelompok diagnosis (DRG) yang ada di Eropa. Buku ini menerangkan mengenai bagaimana bentuk original dari DRG system dan bagaimana sistem ini diadaptasi untuk diterapkan di Eropa, sistem klasifikasi yang digunakan, konsekuensi, hingga dampaknya terhadap kualitas pelayanan di RS. Sebagaimana buku-buku seri lain yang diterbitkan oleh European Observatory on Health System and Policies, buku ini juga menyajikan studi kasus dari berbagai negara di Eropa terkait implementasi DRG tersebut.

Untuk membaca bukunya silahkan