Jakarta : Di tengah antusias warga Ibukota pada Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diusung Gubernur DKI Jakarta Jokowi, sebanyak 16 rumah sakit rekanan Pemprov DKI undur diri dalam kerja sama ini. Tarif yang tak sesuai memaksa keenam belas rumah sakit ini menghentikan program KJS.
“16 rumah sakit, swasta semua,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati kepadaLiputan6.com di Jakarta, Minggu (19/5/2013).
Hal ini dibenarkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Jamkesda DKI Jakarta Yudhita. Menurutnya, 16 RS ini tak kuat menanggung beban operasional KJS yang terlalu tinggi, sementara tarif tak memadai.
“Tarifnya tidak sesuai, mereka terlalu banyak nomboknya. RS juga berhutang untuk biaya obat dan honor dokternya,” ujar Yudhita kepada Liputan6.com.
“Mereka kan swasta, tak dapat subsidi. Anggarannya sendiri dari perusahaan atau yayasannya.”
Yudhita menuturkan, mundurnya 16 RS ini dari program KJS didapatkan berdasarkan dari laporan masyarakat. Umumnya, 16 Rumah sakit itu tak menyatakan secara langsung pemutusan kerja sama dalam program KJS. Namun ketika masyarakat mengunjungi RS terkait untuk meminta pelayanan KJS, pihak RS menyatakan sudah tak melayani pasien KJS lagi.
“Mereka (RS) tidak bilang secara langsung. Tapi dari laporan masyarakat, kemudian saya catat dan konfirmasi kepada RS itu. Mereka menyatakan ‘Sebulan ini kita nggak bisa nutupin biaya’,” tuturnya.
Meski begitu, tak semua RS swasta menyatakan undur diri dari program pemberian pelayanan kesehatan bagi warga miskin Jakarta ini. Yudhita menyatakan masih ada beberapa rumah sakit swasta yang bertahan dalam kerja sama KJS.
“Masih ada swasta yang masih melayani, RS Islam Cempaka Putih, RS Islam Pondok Kopi, RS Islam Sukapura, dan lain-lain,” pungkas Yudhita.
Sumber: news.liputan6.com