Jakarta – Kementerian Kesehatan telah mengirimkan surat edaran kepada Dinas Kesehatan di seluruh daerah dan rumah sakit (RS) pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) yang mungkin ditemukan.
Surat edaran itu disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait munculnya kasus flu burung jenis baru H7N9 yang menyerang beberapa provinsi di China. Virus tersebut belum diketahui secara pasti asal penularannya.
Namun, jumlah kasusnya terus berkembang. Pemerintah China kemarin melaporkan ada 22 orang warganya yang terkena virus flu burung jenis baru tersebut. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kasus tersebut telah merenggut nyawa enam orang di China.
“Kami bahkan sedang memikirkan untuk mengirimkan surat edaran kedua guna lebih meningkatkan kewaspadaan, misalnya untuk pasien dengan pneumonia berat dan tidak tahu penyebabnya,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, ada beberapa virus flu burung jenis H7 yang pernah menyerang manusia yaitu H7N2, H7N3, H7N5, dan H7N7. Untuk virus H7N2 dan H7N3 yang menyerang manusia biasanya keluhannya ringan seperti infeksi pernafasan dan gangguan pada mata. Sedangkan virus H7N7, tingkat kematian penderitanya relatif kecil.
“Kasus H7N9 itu berbeda dengan jenis flu burung yang lain. H5N1 menimbulkan kematian yang besar pada unggas dan penularan pada manusia terjadi setelah itu. Namun untuk H7N9 kasusnya berawal pada manusia terlebih dulu, kemudian pada unggas. Ini fenomena baru, sedang diteliti kenapa muncul di manusia dulu, baru pada unggas,” kata Tjandra.
WHO menemukan virus H7N9 tersebut pada burung merpati di Shanghai, sehingga pemerintah China menutup pasar unggas di kota itu. Pemerintah China masih meneliti cara penularan virus tersebut. “Tapi mereka sudah melaporkan kepada WHO dan menyerahkan contoh virusnya,” ucapnya.
Menurut Tjandra, penanganan pada penderita flu burung jenis H7N9 bisa dengan memberikan oseltamivir. Oseltamivir adalah obat antivirus yang memperlambat penyebaran flu burung. Di Indonesia, oseltamivir dijual dengan merek dagang Tamiflu.
“Pemeriksaan laboratorium menunjukkan oseltamivir dan zanamivir yang biasa kita gunakan, virus H7N9 tidak menunjukkan resistensi terhadap obat-obat tersebut, sehingga bisa digunakan. Tapi untuk efektivitas, secara umum belum bisa kita katakan sekarang karena pasiennya baru sedikit dan baru terjadi beberapa bulan ini,” tuturnya.
Sumber: pdpersi.co.id