SOLO – Rumah Sakit dr Moewardi berencana merombak fasilitas di bangsal kelas III menjadi ruangan yang lebih nyaman bagi pasien. Bangsal tersebut akan dilengkapi dengan air conditioner (AC) serta kamar mandi dalam, layaknya ruang perawatan di bangsal kelas I.
Langkah tersebut diambil untuk menanggapi keluhan yang selama ini dilontarkan pasien. “Pasien kan sering kirim sms [short message service] kepada saya, mereka mengeluh ‘pasien bukan cuma butuh berobat, tapi juga fasilitas yang nyaman’,” ujar Direktur RS dr Moewardi, Basoeki Soetardjo kepada wartawan, Rabu (3/4/2013).
Sebagai permulaan, rumah sakit telah siap membuka ruang rawat inap baru dengan 18 ranjang pasien di Bangsal Melati 3. Ruangan yang akan diresmikan pada 15 April mendatang itu disebut sebagai bangsal kelas III plus lantaran dilengkapi dengan AC dan kamar mandi dalam. “Ya seperti Kelas III plus lah, kami sengaja menambah bed juga untuk menampung jumlah pasien yang kian membeludak. Supaya enggak ada yang ngendon di IGD [instalasi gawat darurat] lagi,” ungkap dia.
Saat ini, sebagian ruang rawat inap di bangsal kelas III masih diisi lebih kurang sembilan ranjang pasien. Sementara, dalam peraturan Menteri Kesehatan, setiap ruang perawatan maksimal dihuni delapan pasien. “Jumlah pasien terus meningkat, akhirnya jadi overload. Kami terus mengusahakan penambahan bed dan ruang perawatan. Saat ini jumlah bednya sudah 789, di tambah bed yang baru jadi 807,” urai Basoeki.
Basoeki menambahkan, ruang rawat inap tambahan tersebut merupakan proyek percontohan. Manajemen rumah sakit ingin melihat respons dari pasien perihal perombakan fasilitas tersebut. Nantinya, jika ruang tersebut diminati, rumah sakit akan merombak fasilitas di seluruh bangsal kelas III. “Mudah-mudahan tahun depan semua ruang kelas III sudah selesai dirombak, sampai sekarang pengerjaannya sudah 40%,” tuturnya.
Kendati dilengkapi dengan fasilitas yang lebih nyaman, pihak rumah sakit berjanji tidak akan menaikkan tarif kamar. Biaya yang harus dirogoh pasien untuk menempati kamar di kelas III plus tidak berbeda dengan kelas III biasa. “Kan pelayanan kesehatannya sama, harga obatnya ya sama, yang berbeda hanya fasilitas di kamarnya. Nanti namanya juga sama tetap kelas III,” imbuh Wakil Direktur Umum RS dr Moewardi, Nana Hoemar Dewi.
Sumber: solopos.com