TOKYO-Ternyata tak hanya di Indonesia terdengar kabar rumah sakit menolak merawat seorang yang tengah sakit. Di negara maju seperti Jepang, kondisi seperti itu juga terjadi.
Seorang lelaki tua Jepang berusia 75 tahun, Selasa (5/3/2013), meninggal dunia setelah 25 rumah sakit menolak menerima kakek tua itu dengan alasan kekurangan tempat tidur dan tenaga dokter.
Kakek tua, yang tinggal sendirian di sisi utara Tokyo itu, sebelumnya memanggil ambulans setelah mengalami sesak nafas di kediamannya pada Januari lalu.
Ambulans dan paramedis langsung datang ke kediaman si kakek dan langsung melarikannya ke rumah sakit. Sayangnya, sebanyak 25 rumah sakit di seluruh penjuru Tokyo menolak merawat si kakek.
Ambulans itu akhirnya terpaksa melarikan si kakek ke sebuah rumah sakit di Ibaraki, di luar kota Tokyo. Namun, perjalan selama 20 menit ke Ibaraki sia-sia karena kakek tua itu meninggal dunia begitu tiba di rumah sakit.
Salah satu paramedis yang membawa si kakek kepada kantor berita Jiji Press mengakui belum pernah mengalami penolakan rumah sakit sebanyak itu.
Akibat peristiwa mengenaskan itu, pemerintah kota Kuki, tempat si kakek tinggal, di prefektur Saitama, meminta rumah-rumah sakit di wilayah itu meningkatkan kapasitas ruang perawatan daruratnya.
Sektor kesehatan publik di Jepang mendapat subsidi pemerintah dan selama ini selalu mengedepankan standar tinggi dalam pelayanannya.
Namun, dengan populasi Jepang yang semakin panjang umur dan semakin sedikit generasi muda usia kerja, maka sektor kesehatan Jepang bisa menghadapi banyak kesulitan di masa depan.
Sumber: internasional.kompas.com