Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soewandhie Surabaya lagi-lagi dianggap menyalahi aturan. Pasalnya, alat kesehatan yang didatangkan dengan anggaran miliaran ternyata belum bisa diopersikan.
Diantaranya adalah Alkes (alat kesehatan-red) yang berupa Cath Lab atau sarana deteksi pembuluh darah (kateterisasi jantung). Hal ini dinilai kalangan anggota Komisi C DPRD Surabaya menyalahi aturan.
“Kalau kondisi prepair, namun kabel UPS (Unit Power Sistem/backup power listrik) belum terpasang bisa dikatakan menyalahi aturan. Tahun anggaran selesai semestinya harus terpasang semua, tapi ini baru dikerjakan,” kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim saat sidak di RSUD Soewandhie Surabaya, Kamis (3/1/13).
Menurut Sachiroel, UPS sebagai penunjang alat pemasangan kateralisasi jantung hendaknya diprioritaskan penyelesainya sebagai upaya antisipasi bila sewaktu-waktu listrik yang dipasok Perusahaan Listrik Negara (PLN) bermasalah. Untuk itu, Pemkot Surabaya berhak memberikan penalti atau sanksi denda kepada kontraktor dalam hal ini General Electrik.
“Ini harus ada penalti karena pekerjaan tertunda. Pemkot harus mengontrol ini,” katanya.
Terlepas keterlambatan pemasangan UPS dikarenakan menunggu pembangunan gedung baru khususnya lantai empat baru selesai pada pertengahan Desember 2012, Alim mengatakan, pembangunan tetap harus diselesaikan pada akhir tahun anggaran 2012.
Jika kondisinya masih seperti ini, lanjut dia, maka Pemkot Surabaya tidak bisa membayar kontraktor dengan alasan alat yang dibeli seharga Rp16 miliar tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangai sebelumnya.
“Seharusnya alat tersebut sudah bisa dioperasikan pada Bulan September 2012,” katanya.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD dr Soewandhie, Rince Pangalila, membantah bila alat pemasangan kateralisasi jantung dan UPS belum bisa dioperasikan. Menurutnya, berdasarkan simulasi yang pernah dilakukan, dua alat tersebut sudah bisa digunakan.
“Menurut saya semua alat tersebut sudah layak bayar, karena sudah bisa digunakan,” ujar Rince di hadapan anggota Komisi C DPRD Surabaya.
Menurut Rince, tidak dinyalakanya UPS sudah sesuai kebijakan yang ditetapkan direksi. Karena, selain menggunakan pasokan listrik dari PLN, pihak rumah sakit juga sudah melakukan antisipasi berupa genset yang kapanpun siap digunakan.
“UPS ini tinggal memasang kabel saja, karena ketika simulasi dilakukan menggunakan kabel lain. Saya pastikan semua alat yang ada di sini sudah siap pakai,” ujarnya.
Sumber: lensaindonesia.com