Seminar Harapan Direktur terhadap Perilaku Dokter Spesialis dan Dokter di RS Puri Indah dalam Konteks Sistem Kontrak Kerja
Pengantar ———-Seminar ini diselenggarakan untuk memaparkan pengalaman RS Puri Indah dalam mengelola tenaga medis (dokter dan dokter spesialis) agar menjadi bahan pembelajaran bagi manajer RS lainnya serta mahasiswa S2 Manajemen RS yang berminat dengan topik ini. Seminar ini menghadirkan pembicara tunggal dr. Mus Aida, MARS sebagai direktur RS Puri Indah dengan moderator Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD dari PMPK FK UGM/MMR FK UGM.
———-Pada bagian awal dr. Mus Aida menjelaskan mengenai pentingnya hospital bylaws. Ada Permenkes RI No. 755/Menkes/PER/IV/2011 mengenai Medical Staff Bylaws yang didalamnya mengatur mengenai hal ini, yaitu pada Bab III mengenai Peraturan internal staff medis, dan pasal 15. Disebutkan bahwa komite medik dibentuk oleh direktur RS. Komite Medik memang memegang kewenangan tertinggi dalam hal keputusan medik, namun dalam keadaan darurat direktur RS dapat memberikan surat penugasan klinis tanpa rekomendasi komite medik. ———Dokter harus diperlakukan sebagai sebagai mitra dengan status mitra kontrak. Masa kontrak awal adalah untuk periode satu tahun, dan selanjutnya dapat dikontrak per 3 tahun. Transparansi menjadi hal yang sangat penting di RS. Melakukan transparansi pada keluarga pasien ada seninya, untuk melindungi RS dan dokter apabila terjadi komplain dari keluarga pasien sehingga bisa meminimalisir kerugian. ———Direktur RS tidak boleh takut untuk memberikan keputusan apabila ada dokter senior yang melakukan kesalahan di RS.Yang penting direktur RS didukung oleh evidence(evidence based decision) yang banyak dan kuat untuk berargumentasi terhadap dokter. Apabila ada dokter yang sudah mengganggu proses pelayanan kesehatan kepada pasien maka cari bukti-bukti kesalahannya. Direktur harus tegas dan langsung memecat dokter yang bersangkutan. ———Masalah tarif dapat dibicarakan apabila ada dokter yang memang mutunya bagus memberikan pelayanan kepada pasien.Tetapi apabila telah mengganggu mutu pelayanan RS maka seharusnya tidak ada kompromi lagi. ———Kasus/masalah dengan keluarga pasien harus segera ditangani, bahkan diupayakan selesai saat pasien masih dirawat di RS. Apabila telah keluar RS maka akan sulit urusannya karena adanya pengaruh dari lawyer, keluarga yang lain dan lain-lainnya. ———Setiap bulan ada pantauan mengenai jumlah pasien yang ditangani oleh setiap dokter sehingga mengetahui tahu grafiknya menurun atau tidak. Apabila naik maka dokter akan diberikan insentif lebih tetapi apabila menurun maka dokter tersebut diajak berdiskusi mengenai masalah yang menyebabkan kinerjanya menurun. ———-Biaya yang dikeluarkan oleh RS untuk menangani komplain pasien harus dipantau dan diinformasikan pada dokternya.Dengan demikian, dokter yang bersangkutan tahu berapa kerugian RS yang telah ditimbulkan akibat penanganan yang buruk pada pasien. Apabila keadaan ini terus berlangsung maka dokter tersebut harus di ganti. ———Harapan direktur adalah terdapatnya good governances di RS yang diwujudkan dalam bentuk: 1. Dokter memperhatikan visi, misi, nilai-nilai dan moto RS dalam bekerja Diskusi: ———-Pada sesi diskusi peserta seminar diberikan kesempatan untuk bertanya atau berkomentar dan narasumber juga diberi kesempatan untuk menjawab atau memberikan tanggapan. Berikut ini adalah catatan dari diskusi tersebut. 1. Apakah memang harus tarik ulur untuk kontrak seorang dokter apabila daya tarik pasiennya masih rendah? RS harus berupaya mencari dokter yang punya nama sehingga dapat jadi magnet bagi pasien. Pada saat ini RS kemudian pelan.pelan membenahi sistemnya, namun jangan terlalu ketat dalam menerapkan peraturan. Bagaimana mendorong agar RS menjadi baik?Jangan membuat pasien datang karena dokternya, namun bualah pasien datang karena memang RS-nya bagus. Buatlah institusimu itu bagus dan diketahui oleh pasien sehingga pasien mengetahui hal tersebut. Tunjukkan pada pasien bahwa apabila datang ke RS itu ada jaminan terhadap rasa aman dan nyaman, bersih(cuci tangan dokter/pasien safety).Contoh: dokter dan perawat harus mendemontrasikan dan mengkomunikasikan kepada pasien saat mencuci tangan. Hal ini untuk memberi keyakinan pada pasien bahwa tindakan tersebut (mencuci tangan) penting untuk menjaga keselamatan pasien. Pasien akan kembali dengan sendirinya apabila membutuhkan layanan kesehatan di RS. Pasien juga akan memberitahukan kepada masyarakat bahwa RS kita profesional dan akan menaikkan daya tarik RS kita. Jika ada dokter yang nakal maka sebaiknya dokter yang bersangkutan “dielus-elus” dulu baru kemudian “digerus” pelan-pelan. Apabila institusi sudah bagus maka dokter yang akan cari intitusi kita(RS).
2. Apakah apabila untuk kasus-kasus sulit rs boleh menolak pasien ataupun rujukan pasien dari RS lain? RS mempunyai hak menolak apabila tidak mempunyai fasilitas perawatan dan dokter yang cukup memadai. RS wajib merujuk apabila tidak mampu melakukan pelayanan,namun RS tidak boleh menolak apabila terjadi keadaan darurat.
3. a. Apakah perlu ada pembianaan rohani? RSPI memiliki kegiatan rohani dan itu memang sangat penting ada di dalam RS. Jika seseorang beriman, maka dia akan takut pada Tuhan sehingga akan melakukan tindakan secara hati-hati. Sangat merugi apabila tidak ada kegiatan rohani di suatu RS.Pada setiap pegawai RS harus menekankan bahwa bekerja di RS adalah amanah dan takutlah pada Tuhan.
3. b. Bagaimanakah menurut ibu sebagai praktisi kesehatan apakah kurikulum yang harus ditambahkan di dalam pembelajaran kedokteran? Komunikasi dan etika sebaiknya lebih spesifik dan lebih aplikatif di dunia RS, misalnya lebih banyak porsi kasus-kasus, sedangkan teori sedikit saja.
3.c. Bagaimana mendapatkan dokter tetapi tidak full time? Untuk memenuhi hak pasien kita harus menyuguhkan dokter yang terbaik. Tarif bisa dikompromikan, namun mutu pelayanan tidak bisa. Pasar yang akan menentukan tarif kualitas seorang dokter.
4. a. bagaimana dengan biaya untuk pelatihan dokter, apakah dibiayai RS ataukah biaya sendiri? RS membiayai pelatihan untuk dokter full time saja.
4. b. Apakah dalam kepemimpinan harus butuh manajemen yang baik? Ada tiga hal yang penting dalam menjadi seorang pemimpin, yaitu manajemen, spiritual danemosional.Ketiga komponen tersebut harus baik, sehingga pemimpin tersebut mempunyai empati kepada pasien, keluarga pasien dan seluruh karyawan dan staf yang bekerja di RS.
Kesimpulan: ———-Sebuah RS yang tangguh dan bisa bertahan didalam persaingan yang ketat sekarang ini adalah RS yang yang baik.Pasien datang ke RS bukan karena dokternya tetapi karena RS-nya memang baik. Seorang direktur RS harus tegas kepada semua dokter tanpa terkecuali.Tidak memandang itu dokter junior ataupun senior. Seorang pemimpin harus memiliki tiga hal penting yaitu memiliki manajemen, spiritual dan emosional yang baik. |
———————————————– ———————————————– > Penyusunan Rencana Strategis untuk RS > Pelatihan Sistem Akuntansi Rumah Sakit berbasis SAK > Aplikasi Sistem Billing dan Rekam Medis Berbasis Open System
|
||||
Laporan Kegiatan Sebelumnya: ——————– Transferworkshop Beijing-Bericht ————————————————————– Liputan Seminar Tahunan VI Pateint Safety Kongres XII PERSI |
|||||
Aktivitas Mutu Klinis —– Aktivitas Mutu Keperawatan —- Manajemen SDM —– Manajemen Keuangan —- Manajemen Fisik —– Hukum Kesehatan
Manajemen Teknologi Informasi —– Asuransi Kesehatan —– Manajemen Pemasaran —– Strategi, Struktur & Budaya Organisasi |
10 Dec2012
[…] Seminar Harapan Direktur terhadap Perilaku Dokter Spesialis dan Dokter di RS Puri Indah dalam Kontek… […]
[…] Liputan Seminar Harapan Direktur terhadap Perilaku Dokter Spesialis dan Dokter di RS Puri Indah dala… […]
[…] Diskusi Manajemen Dokter dan Dokter Spesialis serta Sistem Kontraknya Pada Hari Sabtu, 8 Desember 2012 pukul 13.00-15.00 yang lalu telah diadakan Diskusi Manajemen Dokter dan Dokter Spesialis serta Sistem Kontraknya. Anda dapat mendengarkan live audio streaming acara ini melalui web Manajemen Rumah Sakit pada link berikut: http://manajemenrumahsakit.net/ […]