Periode Juni- Oktober 2012
“Model Sister Hospital bisa digunakan untuk menyeimbangkan antara dokter di Jawa dengan di NTT dimana akan ada pertukaran antar daerah”, demikian antara lain disampaikan oleh Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD selaku Team Leader UGM saat membuka acara lokakarya. Laksono mengatakan bahwa akan menarik bagi dokter-dokter untuk memiliki pengalaman bekerja di daerah etrpencil seperti NTT. “Namun tentunya ini sangat tergantung pada kemampuan UGM, AIPMNH dan terutama RS Mitra A”, lanjutnya.
Program Sister Hospital (SH) Provinsi NTT pada saat ini telah memasuki masa akhir dari project tahun kedua. Program SH yang telah dimulai sejak bulan Juli 2010 ini bertujuan untuk menyediakan pelayana RS PONEK 24 jam. Sejak tahun 2012 Program SH juga didukung dengan program Performance Management Leadership (PML) yang bertujuan meningkatkan kompetensi manajemen kepemimpinan di RS yang saat ini sudah berada pada tahap akhir tahun pertama. Program SH dan PML saat ini akan memasuki periode masa transisi (Januari-Juni 2013) dan kemudian akan masuk ke periode terminasi (Juli 2013- Juni 2014).
Lokakarya ini bertujuan untuk ntuk menyajikan, membahas dan menindaklanjuti hasil Monev program SH dan PML dengan tujuan khusus:
- Mengevaluasi keberhasilan pencapaian indikator Program SH dari aspek klinis, manajemen dan kualitatif
- Mengevaluasi pelaksanaan manual rujukan KIA di masing-masing kabupaten dan kesiapan RS dan Dinkes Kabupaten untuk menerapkan manual tersebut
- Membahas prosedur hand-over program RS PONEK 24 jam dari RS Mitra A kepada dokter RSUD yang telah selesai menjalani pendidikan dokter spesialis dan kembali bertugas
- Membahas kemajuan pelaksanaan kegiatan exit strategy
- Menyusun rencana kerja Program SH untuk periode transisi (Januari-Juni 2013)
- Mengevaluasi keberhasilan pencapain indikator Program PML
- Menyusun rencana kerja Program PML untuk periode transisi (Januari-Juni 2013)
Lokakarya yang diselenggarakan selama 2 hari di Hotel Sanur Paradise Plaza Bali ini selain dihadiri oleh para leaders dan anggota tim yang terlibat dari UGM, AIPMNH, RS Mitra A dan RS Mitra B, juga dihadiri oleh Dirjen BUK untuk membuka pertemuan, serta para Direktur Utama dari beberapa RS Mitra A. Dalam sambutannya, Dirjen BUK, dr. Supriyantoro, Sp.P., MARS mengatakan bahwa dukungan pemerintah setempat (NTT) perlu ditingkatkan lagi untuk mendukung MDGs: menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sehingga diharapkan semua yang terlibat dapat mendukung program ini. Dalam kesempatan ini Dirjen BUK membacakan sambutan dari Menteri Kesehatan, Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH yang intinya mengharapkan bahwa kegiatan ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan untuk membuka akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di seluruh pelosok nusantara.
Direktur AIPMNH, Louse Ann Simpson, menyampaikan penghargaan kepada RS yang mampu memperbaiki peralatan yang rusak menjadi bisa terpakai lagi/berfungsi kembali. Louse juga menyatakan kegembiraannya karena angka kematian ibu dan bayi di NTT menurun. Dr. Mina Sukri, MARS yang mewakili Kepala Dinas Provinsi NTT menyampaikan bahwa dampak positif adanya program PML dan SH terasa cukup besar. Angka kematian ibu dan bayi menurun, RSUD Ende sudah BLUD dan rumah sakit-rumah sakit yang sudah terakreditasi.
Sesi-sesi selanjutnya sampai dengan hari kedua diisi dengan presentasi mengenai hasil monitoring dan evaluasi terhadap program Sister Hospital yang dilakukan oleh UGM secara kuantitatif maupun kualitatif, evaluasi yang dilakukan oleh Hogsi, evaluasi program PML, serta menyusun plan of action untuk kelanjutan program pada tahun 2013.
[…] Liputan Lokakarya Diseminasi Kasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management & Leaders… […]
[…] kita untuk membenahinya di tahun mendatang. Sejalan dengan itu, kami sajikan pula liputan dari Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management & Leadership yang sudah berlanlangsung selama beberapa periode di Provinsi NTT. Pada serial liputan tersebut […]