Jakarta – Dibutuhkan sedkitnya Rp1,6 miliar pada 2013 untuk pengadaan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. “Dana ini dibutuhkan untuk mengatasi masyarakat yang mengeluhkan kurangnya pasokan obat-obatan di RSUD sehingga kebanyakan terpaksa membeli di apotek,”kata Direktur RSUD Mamuju dr.Titien Hariyati.
Anggaran pengadaan obat-obatan ini telah diajukan untuk dimasukkan dalam rancangan APBD tahun anggaran 2013. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari pihak legislatif.
“Kami berharap, estimasi alokasi anggaran yang diajukan ini tidak mengalami perubahan,” ungkapnya.
Selain itu kata dia, pihaknya juga mengajukan anggaran pengadaan Bahan Habis Pakai (BHP) dengan kisaran dana sebesar Rp3,3 miliar.”Kadang kala masyarakat menyamakan antara BHP dan obat. Padahal, sangat jauh berbeda karena sifatnya tidak bisa saling menggantikan. Misalnya, cairan infus dan paracetamol, tidak bisa saling menggantikan sehingga harus digunakan keduanya,”ungkapnya.
Titien menyampaikan, usulan anggaran pengadaan obat-obatan ini naik dibandingkan 2012. Tahun lalu, Rp1 miliar dialokasikan untuk pengadaan obat dan BHP. Sedangkan untuk alat-alat kesehatan (alkes), nilai pengajuan anggaran tidak terlampau naik.
“Kita hanya mengajukan untuk alkes skala kecil seperti regulator, nebulizer atau pengencer dahak dan tensi. Alokasi anggarannya sangat kecil sekitar Rp100 juta,”ungkap Titien.
Sumber: pdpersi.co.id
[…] Dibutuhkan sedkitnya Rp1,6 miliar pada 2013 untuk pengadaan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Selengkapnya […]