LAPORAN DARI KEGIATAN AusAID AUSTRALIAN LEADERSHIP AWARD (ALA) FELLOWSHIP PROGRAM 2012
Para peserta ALA Fellowship – Strengthening the Hospital Accreditation System in Indonesia berpose di depan salah satu sudut Melbourne University
Pengantar
Undang-undang No 44/2012 telah menetapkan bahwa seluruh RS pemerintah di Indonesia harus diakreditasi secara nasional, dan tugas ini diemban oleh KARS. Namun jika melihat banyaknya jumlah RS daerah yang ada dan belum diakreditasi, padahal target Kemenkes bahwa tahun 2014 sebanyak 90% RSD terakreditasi, maka tampaknya KARS tidak bisa bekerja sendirian. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan peran Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi agar dapat membantu percepatan proses akreditasi RS Daerah.
Agar dapat berperan dalam proses ini, maka kapasitas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi harus ditingkatkan. Selain itu, proses ini juga perlu melibatkan berbagai pihak yang terkait langsung dengan masalah akreditasi RS, mulai dari RS sebagai user, lembaga akreditasi, asosiasi RS, Dinkes hingga Kementrian Kesehatan sebagai penentu kebijakan tertinggi sektor kesehatan. Oleh karena itu, sebanyak 13 orang yang terdiri dari utusan Kemenkes, KARS, PERSI, Dinas Kesehatan Provinsi (Jateng dan DIY) dan RS (RSUD dr. Moewardi Solo dan RSUD Kota Jogjakarta), Badan Mutu Provinsi DIY dan Universitas Gadjah Mada selama tiga minggu (3-21 September 2012) belajar tentang Sistem Akreditasi di Australia.
Program ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu kajian akademis yang dilakukan oleh UGM di Provinsi DIY, Jateng, Jatim, dan Kaltim dengan melakukan wawancara mendalam kepada kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan direktur di beberapa RS. Wawancara juga dilakukan terhadap regulator di tingkat pusat, pengelola PERSI Pusat dan Daerah, KARS, dan Subdit Akreditasi Kementrian Kesehatan. Selain wawancara mendalam UGM juga melakukan review terhadap berbagai produk kebijakan yang ada mulai dari Undang-undang, Permenkes, Kepmenkes, Keputusan Dirjen BUK, Perda, peraturan kepala daerah hingga surat edaran yang provinsinya tidak terbatas pada yang dipilih sebagai responden untuk wawancara mendalam.
Sebelum keberangkatan peserta melakukan preliminary workshop di Jakarta untuk membahas hasil kajian akademis yang telah dilakukan UGM sebagai persiapan pembelajaran selanjutnya di Australia.
Tujuan
Program yang merupakan kerjasama antara Nossal Institut Melbourne University dengan PMPK FK UGM ini bertujuan untuk mencari pembelajaran mengenai bagaimana mengembangkan sistem akreditasi yang baik agar tujuan utama akreditasi yaitu mutu pelayanan dan keselamatan pasien dapat tercapai. Secara spesifik tujuan dari program ini antara lain:
- mempelajari mengenai bagaimana melakukan literature review yang kemudian menjadi basis untuk pengambilan kebijakan bidang kesehatan
- mempelajari mengenai pengelolaan lembaga akreditasi yang independen dan proses pengembangan standar-standar RS hingga indikator kliniknya
- mempelajari tentang sistem akreditasi secara keseluruhan dan pihak-pihak yang terkait serta perannya masing-masing.
Hasil Pembelajaran
Minggu I
Kegiatan pada minggu pertama diisi dengan orientasi peserta terhadap Nossal Institute, para pengelola dan program-programnya, mengidentifikasi harapan pada program ALA Fellowship ini dan me-review literatur. Dari hasil identifikasi harapan didapat bahwa kelompok KARS, PERSI dan RS berharap dapat belajar mengenai bagaimana indikator klinik dibangun, siapa yang menentukan, bagaimana validasi data dan monitoringnya, serta bagaimana menjaga peningkatan kualitas pelayanan. Selanjutnya…
Minggu II
Pada tiga hari pertama, peserta ALA Fellowship diberi kesempatan untuk mengunjungi ACHS (link ke web ACHS) di Sydney dan mengeksplor lebih jauh mengenai lembaga ini. ACHS merupakan lembaga seperti KARS di Indonesia, namun sangat independen baik dalam hal pengambilan keputusan maupun sumber pendanaan.Pada tiga hari pertama, peserta ALA Fellowship diberi kesempatan untuk mengunjungi ACHS (link ke web ACHS) di Sydney dan mengeksplor lebih jauh mengenai lembaga ini. Selanjutnya…
Minggu III
Minggu ketiga diisi dengan beberapa sesi dari narasumber, penyusunan kesimpulan mengenai points pembelajaran dan kegiatan penyusunan plan of action dari masing-masing kelompok. Pada minggu ini, peserta bertambah dari semula 13 orang menjadi 19 orang, dengan bergabungnya para decision makers dari Kemenkes, PERSI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan DIY, serta dari UGM. Selanjutnya…
Pembelajaran, Isu-isu dan Rencana Kedepan
Dari berbagai materi yang telah disampaikan, berbagai diskusi dan presentasi, setidaknya ada sebelas butir pembelajaran yang bisa diambil dari tiga minggu di Melbourne dan Sydney ini. Selanjutnya…
[…] menarik yang kami peroleh dari hasil pembelajaran tersebut, akan kami sharing melalui beberapa rangkaian laporan kegiatan di website […]