13 September 2012
SURABAYA – Keseriusan Pemkot Surabaya untuk mengefektifkan peran RS Bhakti Dharma Husada (BDH) layak dipertanyakan. Betapa tidak, alat cuci darah senilai Rp2,4 miliar hingga kemarin mangkrak tidak digunakan.
Ironisnya peralatan vital bagi pasien cuci darah ini tak terpakai hanya karena tak ada ruang yang memadai di sana. Kemarin, pegawai pemprov melalui RSUD dr Soetomo menilai RS milik pemkot itu tidak memiliki ruangan yang memadai untuk mengoperasikan alat tersebut. Salah satunya tidak ada IPAL, tempat sterilisasi, dan sirkulasi yang baik di sana. Ketiga pertimbangan itu yang menjadikan alat yang dibeli tahun lalu itu mangkrak.
Kondisi ini tentu memprihatinkan, karena ribuan pasien cuci darah di Surabaya membutuhkan penanganan segera.Hal ini terbukti dari antrean panjang pengguna alat cuci darah di RSU Soetomo. Selain menjadikan kegagalan dalam membantu warga untuk cuci darah,rencana pembelian alat serupa pada tahun ini terancam gagal.Anggaran Rp2,4 miliar untuk membeli alat cuci darah diplot sebelum keputusan tersebut keluar.
RS BDH pun akhirnya mengembalikan anggaran tersebut ke kas daerah. ”Ini yang membuat kami agak kesulitan. Kalau tetap dibeli, kami tidak mungkin bisa mengunakan alat itu,”ujar Direktur RS BDH Maya Syahria Saleh kemarin. Beberapa pihak seperti anggota dewan tetap memberikan masukan untuk membeli saja alat cuci darah. Setelah terbeli,alat itu bisa disimpan di RS BDH sambil menunggu ruang selesai.
”Kami tak bisa seperti itu,kalau disimpan tanpa ruangan memadai dan tidak dipakai dalam jangka waktu lama, kami khawatir ada yang rusak dan berpotensi hilang,” ungkapnya. Dengan keputusan itu, pihaknya menunda pengadaan alat cuci darah pada tahun ini. Tahun depan, barulah dianggarkan ulang. Sambil tetap menganggarkan revitalisasi ruangan cuci darah khusus. Harapannya, tahun depan lima unit alat cuci darah sudah berada di ruang khusus dan siap beroperasi.
Maya tidak tahu detil anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi ruangan baru. Sebab, masih bakal dibahas di Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko). Kabid Fisik, Sarana dan Prasarana Bappeko Surabaya Gde Dwijaja Wardhana menuturkan, Bappeko sudah mulai melakukan pembahasan untuk pembangunan ruang khusus cuci darah di RS BDH.”Saat ini sudah mulai dimatangkan di tim anggaran,”katanya.
Pada bagian lain,Maya menjelaskan tentang target pendapatan RS BDH. Dari target Rp15 miliar, sampai bulan lalu sudah tercapai Rp5 miliar.Harapannya, realisasi pendapatan bisa mencapai 60-80% dari target. Sedangkan anggaran yang diplot untuk operasional,pembelian alat kesehatan, dan kebutuhan lain di RS BDH sekitar Rp78 miliar. Harapannya, serapan anggaran bisa mencapai 80% dari yang sudah ditentukan.
Sumber: seputar-indonesia.com
[…] Keseriusan Pemkot Surabaya untuk mengefektifkan peran RS Bhakti Dharma Husada (BDH) layak dipertanyakan. Betapa tidak, alat cuci darah senilai Rp2,4 miliar hingga kemarin mangkrak tidak digunakan. Selengkapnya […]