MEDICAL TOURISM: DIMANA INDONESIA?
3. POTENSI PASAR MEDICAL TOURISM
Jumlah orang asing yang berminat untuk mencari pengobatan di sebuah Negara selain tergantung pada tenaga professional dan lokasi Negara atau RS yang bersangkutan, juga tergantung pada jenis pelayanan yang disediakan. Para pengguna pelayanan kesehatan dari Amerika misalnya, pada umumnya mencari pengobatan ke luar negaranya terkait dengan pelayanan bedah plastic, perawatan gigi, ortopedi, kesehatan reproduktif/IVF, pembedahan untuk mengurangi berat badan dan screening kesehatan.
Ada banyak lembaga survey dunia yang telah meneliti mengenai seberapa besar sebenarnya potensi pasar medical tourism. Estimasi mengenai jumlah ini sangat bervariasi factor tidak konsistennya dalam mendefinisikan perjalanan medis dan kurangnya data variable pada beberapa Negara.
Menurut Asian Hospital and Healthcare Management yang mengutip Kasikorn Research Center, tahun 2005 ada 1,28 juta orang asing yang mengunjungi RS-Rs di Thailand dan membuat Negara ini memperoleh pendapatan tambahan sebesar 33 Milyar Baht Thailand. Sekitar 60% pasien asing ini ditangani di Bumrungrad Hospital dan 40% lainnya di Samitivej Hospital. Di Malaysia saat tahun 2006 jumlah kunjungan pasien asing mencapai angka hampir 300,000 orang membuat Negara ini memperoleh pendapatan sebesar USD 59 juta. Pasar medical tourism di Malaysia saat itu diperkirakan tumbuh hingga 30% sampai tahun 2010. Sedangkan di Singapura tahun 2006 ada 410.000 orang asing yang mencari pelayanan kesehatan, meningkat 28% dari tahun 2004-2006.
Secara keseluruhan jumlah pasien asing yang mengunjungi Asia diharapkan tumbuh sekitar 20% per tahun dengan nilai industry berkisar pada USD 4 milyar, separonya terjadi di India. Sisanya menjadi “rebutan” antara Singapura, Malaysia dan Thailand yang semakin gencar mempromosikan pelayanan kesehatannya ke manca Negara.
Patient Beyond Borders (PBB) memiliki gambaran yang lebih updated. Diluar ekspatriat, turis yang sedang berwisata dan kemudian membutuhkan layanan medis emergency, keluarga yang menemani pasien, maupun kunjungan-kunjungan ulang yang dilakukan dalam satu kali perjalanan ke Negara/RS tujuan mencari pengobatan, PBB memperkirakan besarnya pasar medical tourism hamir mencapai US$15 milyar. Jumlah ini didasarkan pada pengeluaran 5 juta pasien di seluruh dunia yang rata-rata menghabiskan US$3,000 per pembedahan. Berdasarkan angka ini, PBB memperkirakan bahwa ada sekitar 550,000 orang Amerika yang mengadakan perjalanan ke luar negeri untuk mencari pengobatan sepanjang tahun 2011. Jumlah uang ini termasuk semua biaya yang terkait langsung dengan pelayanan medis, namun tidak termasuk biaya perjalanan dan akomodasi.
PBB yakin bahwa pangsa pasar turis medis ini tumbuh. Populasi dunia semakin bertambah tua dan secara finansial mampu membeli layanan kesehatan bermutu. Factor kunci ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mencari pelayanan kesehatan internasional. Pertumbuhan pasar ini diperkirakan sebesar 25-35%.
Faktor-faktor yang mendorong tumbuhnya pasar medical tourism adalah:
- Krisis ekonomi global yang menghantam negara-negara maju mengurangi investasi termasuk di sector kesehatan.
- Dilain pihak, usia harapan hidup penduduk negara maju semakin panjang sehingga periode mereka membutuhkan layanan kesehatan juga makin panjang.
- Negara-negara di belahan dunia lain terus berupaya untuk meningkatkan standar kualitasnya dan meng-up grade teknologi kedokteran untuk memenuhi tuntutan kualitas pasien-pasien dari Negara maju
- Mobilitas tenga medis, dimana mereka bisa bekerja di (Negara) mana saja.
- Pengembangan standar akreditasi internasional untuk fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Joint Commission International dan Trent Accreditation Scheme
- Adanya EU Directive on Cross Border Healthcare yang memungkinkan warga satu Negara Eropa berobat ke Negara Eropa lain dan tetap bisa dijamin oleh system pembiayaan di Negara asalnya.
- Penggunaan internet yang semakin meningkat untuk mencari informasi terkait terapi medis dan isu-isu pelayanan kesehatan.
- Tumbuhnya peran swasta dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang cenderung berspektif internasional.
- Produk-produk asuransi kesehatan berbiaya rendah yang berbasis pada rendahnya biaya pelayanan di Negara lain.
2. Murah, Biaya Pelayanan Kesehatan di Asia dan Afsel
4.Yang Mendukung untuk Menjadi Tujuan Medical Tourism
5. Mengapa Indonesia Belum Bisa Menjadi Tujuan Medical Tourism Pilihan?
6. Seberapa Siapkah RS-RS di Indonesia?
[…] yang terpenting adalah bagaimana proses pelayanan itu sendiri agar dapat memenuhi kebutuhan dan kriteria sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat […]