4. YANG MENDUKUNG UNTUK MENJADI TUJUAN MEDICAL TOURISM
Menurut Medical Tourist Eropa, saat seorang pasien asal Eropa mencari pelayanan kesehatan (di luar negeri), umumnya mereka akan fokus pada kredensial dokter dan melupakan faktor-faktor penting lainnya, yaitu antara lain lokasi (negara, daerah) dokter dan rumah sakit yang akan mereka tuju. Negara lokasi RS akan mempengaruhi banyak faktor terkait kualitas pelayanan yang akan diterima.
Sebuah situs yang khusus mengulas mengenai medical tourism, patientsbeyondborders.com, menyebutkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah RS atau wilayah menjadi tujuan medical tourist. Berbagai faktor ini saling mempengaruhi dan menjadikannya sebagai suatu hal yang kompleks.
- Investasi pemerintah maupun pihak swasta dalam hal infrastruktur pelayanan kesehatan.
- Komitmen yang besar terhadap akreditasi internasional, quality assurance, dan transparansi outcome pelayanan
- Alur pasien internasional
- Adanya potensi penghematan biaya
- Transparansi dan stabilitas politik
- Kemudahan akses infrastruktur yang mendukung tourism
- Reputasi terkait kemampuan spesialistik
- Riwayat inovasi-inovasi dan pencapaian dalam pelayanan kesehatan
- Keberhasilan dalam mengadopsi praktek.praktek terbaik dan teknologi medis terkini
- Ketersediaan staf medis yang terlatih dan berpengalaman di level internasional
Medical Tourist Eropa memberikan petunjuk yang lebih sistematis dan detil pada masyarakat Eropa yang hendak mencari pengobatan ke luar negeri untuk memperhatikan hal-hal berikut. Negara dan asosiasi tenaga medis akan menjadi penentu berlakukan peraturan mengenai standar pelayanan kesehatan, terkait dengan:
- jumlah staf (profesional) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelayanan tersbeut
- peralatan yang dibutuhkan di RS, misalnya pembangkit listrik emergency, peralatan emergency di ruang pasien, dan sebagainya
- prosedur higienis yang diperlukan (yang standarnya berbeda-beda pada setiap negara)
- laporan mengenai kejadian tidak diinginkan yang terjadi, misalnya infeksi nosokomial dan sebagainya
- pendidikan dan pengalaman staf medis yang dibutuhkan
- regulasi mengenai penggunaan obat dan banyak lagi item-item yang lainnya.
Selain itu setiap negara juga memiliki budaya yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku, antara lain:
- etika kerja diantara para staf
- etika kebersihan diantara para staf
- etika perawatan diantara para staf. Apakah para staf memandang bahwa setiap pasien harus dirawat dengan baik, atau mereka menganggap ini adalah peluang usaha baru bagi dirinya dan negaranya
- tradisi medis dari budaya lokal. Jika pada staf secara historis ada budaya untuk melakukan penelitian medis, maka harapan staf biasanya akan lebih tinggi (terhadap output pelayanan)
Kondisi geografis negara juga akan membuat perbedaan:
- hampir semua negara tropis memiliki masalah dengan penyakit tropis, seperti malaria, DHF, demam berdarah dan yellow fever.
- Negara-negara tropis biasanya membutuhkan inokulasi dan pasien/visitor harus meminum tablet anti malaria sebelum masuk ke negara tersebut, yang harus dikonsumsi 1 bulan sebelum dan 1 bulan sesudah meninggalkan negara tersebut. Efektivitas tablet malaria adalah 50% dan malaria merupakan penyakit seumur hidup
Jika negara yang dituju merupakan negara kecil yang terisolasi, pasien harus yakin bahwa ada prosedur emergency yang dapat dilakukan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Masalah penyakit yang menular lewat darah dan transplantasi organ atau jaringan juga merupakan isu penting yang perlu mendapat perhatian pasien sebelum memutuskan menjalani prosedur di negara lain. Disarankan untuk membawa persediaan dari negara asal untuk mengurangi risiko penularan AIDS, Hepatitis dan penyakit lainnya. Sistem hukum di negara tujuan juga penting untuk menjamin pengguna layanan kesehatan dalam melakukan tuntutan hukum jika terjadi kesalahan atau malpractice.
Sebagai penutup, Medical Tourism Eropa menyatakan bahwa pengguna layanan kesehatan harus merasa bebas dari rasa takut saat akan melangkah memasuki halaman RS dan mereka harus bisa mendapatkan manfaat dari perjalanan jauh tersebut dan menikmati dibagian manapun mereka berada di negara yang mereka tuju tersebut.
Asian Hospital Health Care and Management menyarankan bahwa jika sebuah RS hendak menyasar pasien-pasien asing (bukan ekspatriat yang tinggal dan bekerja di dalam negeri), ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- biaya yang rendah dan terapi medis yang masuk akal
- prosedur terapi berstandar internasional didukung oleh teknologi kedokteran terkini dan tenaga profesional yang handal
- akreditasi RS yang:
- fokus pada pasien
- berorientasi pada hasil
- memiliki pusat-pusat layanan pasien domestik dan internasional
- bagian pemasaran yang powerful untuk melakukan pemasaran yang agresif
Akreditasi RS yang dilakukan dengan standar JCI, ISO, OSHA dan sebagainya merupakan jaminan mutu, patient safety dan teknologi terkini serta sistem yang terorganisir dengan baik.
2. Murah, Biaya Pelayanan Kesehatan di Asia dan Afsel
3. Potensi Pasar Medical Tourism
5. Mengapa Indonesia Belum Bisa Menjadi Tujuan Medical Tourism Pilihan?
6. Seberapa Siapkah RS-RS di Indonesia?
[…] 4. Mengapa Indonesia Belum Bisa Menjadi Tujuan Medical Tourism? […]