selasa, 07 Agustus 2012 | 05:45 WIB
Jakarta: Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) kekurangan stok darah selama masa Ramadan. “Biasanya memang bila masuk masa Ramadan, stok yang diberikan PMI (Palang Merah Indonesia) Jakarta tidak mencukupi kebutuhan normal,” ujar Direktur Utama RSCM, Akmal Taher, kepada Tempo.
Ia pun mencontohkan bila kebutuhan stok darah sebanyak 100-200 kantong per hari, maka biasanya pada bulan Ramadan hanya mendapat separuhnya atau sekitar 50-100 kantong. Fenomena ini, menurut dia, terkait mitos bahwa melakukan donor darah di bulan Ramadan dapat membatalkan puasa.
“Ada juga mungkin beberapa yang takut kesehatannya terganggu, lemes misalnya, pada saat puasa,” ujar dia.
Walaupun begitu, ia mengatakan, sudah menyiapkan kiat-kiat agar hal tersebut tidak terlalu memberikan pengaruh pada pelayanan rumah sakit. Pertama, rumah sakit membuka kegiatan donor darah pada malam hari. “Kalau biasanya donor dibuka siang, pada Ramadan diefektifkan buka pada malam hari,” ujarnya.
Kedua, adanya pengaturan pada jadwal operasi. “Kalau untuk operasi besar yang sifatnya bisa ditunda, akan ditunda sampai habis Lebaran,” ujarnya. “Tapi untuk yang sifatnya emergency, bila stok habis akan dicarikan dari PMI daerah lain, seperti Tangerang.”
Adapun kiat terakhir, menurut Akmal, adalah sistem donor yang dilakukan oleh keluarga sendiri. “Jadi, keluarga atau kerabat mendonor untuk pasien,” ujarnya.
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, sebelumnya mengatakan pasokan darah selama bulan puasa menurun. Di hari biasa, kata JK, PMI bisa mengumpulkan 1.000 kantong darah. Namun di bulan Ramadan, dari pendonor hanya diperoleh 400 kantong di siang hari.
Data donasi di seluruh Indonesia menunjukkan setiap bulan puasa terjadi penurunan stok darah di PMI sebesar 50-60 persen. Tahun lalu, stok darah turun dari 182.594 kantong darah per bulan menjadi 100.427 kantong darah selama puasa. Selama satu tahun, kebutuhan darah di Indonesia mencapai 4,8 juta kantong darah. Dari jumlah itu, PMI hanya mampu memenuhi 3 juta kantong per tahun.
Rahmi Mulyani, pasien RSCM penderita sakit lupus, sebelumnya kesulitan mendapat kantong darah berjenis B, sehingga belum bisa melakukan operasi pangkal paha karena stok darah belum ada. Beruntung, akhirnya kemarin siang ia memperoleh donornya.
“Sudah dapat pendonor, bahkan sudah selesai operasi,” ujar Wati, relawan Jakarta Bergerak, organisasi sosial yang digawangi Wanda Hamidah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta.
Sumber: TEMPO.Co