KERANGKA ACUAN PENGEMBANGAN “UNIT PENGIRIMAN RESIDEN” di Fakultas Kedokteran dan RS Pendidikan Minggu III April – Minggu III Mei 2014 tatap muka di: Jakarta – Surabaya – Yogyakarta dan melalui website: www.pendidikankedokteran.net |
PENDAHULUAN
Keberhasilan program Sister Hospital NTT sangat didukung oleh kesinambungan penugasan residen, khususnya residen obsgin, kesehatan anak, dan anastesiologi. Dalam mengatasi kelangkaan dokter spesialis di berbagai tempat di Indonesia, kebijakan task shifting dengan menugaskan residen menjadi solusi yang tepat. Meskipun pengiriman residen terus dilakukan, tetapi belum semua RS Mitra A/FK Mitra A memiliki semacam unit khusus untuk mengelola pengiriman residen. Kalau pun ada, unit tersebut masih bersifat “ad hoc” (sementara) sepanjang program SH ini ada. Setelah itu, tidak jelas keberlanjutannya padahal dengan banyaknya kebutuhan residen dari seluruh Indonesia, unit tersebut sangat diperlukan.
Selama ini, banyak RS dan FK yang memiliki “unit-unit” semacam itu tetapi tidak terintegrasi atau tidak dalam satu manajemen. Masing-masing instalasi atau spesialisasi memiliki unit sendiri. Dari sisi efektivitas dan efisiensi, jelas kondisi semacam itu kurang menguntungkan.
Ke depan, seharusnya kegiatan pengiriman residen dapat dilakukan lebih baik dan lebih profesional karena menyangkut banyak aspek teknis dan non teknis yang harus dikelola. Tidak bisa lagi pengiriman residen dilakukan sebagai pekerjaan tambahan atau sampingan.
Untuk itu, sebagaimana yang telah disepakati dalam Seminar “Penggunaan residen sebagai tenaga medik untuk menyeimbangkan tenaga kesehatan di daerah sulit dalam era Jaminan Kesehatan Nasional” 6 Maret 2014 dan Workshop “Pengembangan Dukungan untuk Tim Residen oleh “Unit Pengiriman Residen” di RS Pendidikan/Fakultas Kedokteran” 7 Maret 2014 di Kampus Fakultas Kedokteran UGM, di RS Mitra A/FK Mitra A perlu dikembangkan suatu “Unit Pengiriman Residen.”
Pembentukan unit tersebut bermanfaat baik bagi peningkatan pengelolaan residen dalam program Sister Hospital NTT, juga bagi program atau kerja sama lain yang melibatkan spesialisasi lainnya. Pembentukan unit ini juga merupakan salah satu bentuk “exit strategy” bagi RS Mitra A/FK Mitra A yang telah berkontribusi besar dalam program Sister Hospital NTT. Pembentukan unit tersebut didukung pula dengan adanya kejelasan perlindungan hukum bagi residen (termasuk sebagai DPJP) sebagaimana yang disepakati dalam Webinar “Residen: Tenaga Didik ataukah Tenaga Profesional?” di Jogyakarta 16 April 2014. Pembentukan Unit Pengiriman Residen ini makin strategis dalam era JKN yang dimulai per 1 Januari 2014 ini.
Mengapa perlu Unit Pengiriman Residen di FK-RS Pendidikan dalam era JKN
Dengan mekanisme klaim untuk PPK II (RS) yang diterapkan BPJS, maka RS yang memiliki dokter spesialis akan bisa memberikan pelayanan yang lebih besar daripada RS yang tidak memiliki dokter spesialis. Dengan kata lain, klaim yang diajukan lebih besar. Makin banyak dokter spesialis yang dimiliki, akan makin besar klaim yang diajukan. Sebagai ilustrasi adalah serapan/klaim dana BPJS di RSUD NTT. Sebelas RSUD yang terlibat dalam Program Sister Hospital NTT mengajukan klaim total pada bulan Januari 2014 sebesar Rp. 12.588.003.234 atau rata-rata Rp. 1.144.363.930. Rata-rata tersebut jauh lebih besar daripada 4 RSUD yang tidak terlibat dalam Program Sister Hospital (yang artinya, terbatas jumlah dokter spesialisnya) yaitu rata-rata Rp. 593.237.362.
Akan tetapi absorsi dana BPJS ini tidak sebesar yang terjadi di Jawa Tengah.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, keberadaan dokter spesialis berkorelasi langsung dengan serapan/klaim dana BPJS. Makin banyak dan makin lengkap dokter spesialis, makin besar jumlah klaimnya. Fakta ini bisa memicu dan memacu kepala daerah untuk mendatangkan dokter spesialis ke daerahnya. Di tengah kelangkaan dokter spesialis, maka solusi pengiriman residen menjadi solusi yang paling realistis. Dengan kata lain, demand untuk mendatangkan residen akan tinggi dan terus meningkat.
TUJUAN
- Tercapainya pemahaman tentang alasan pentingnya pembentukan “Unit Pengiriman Residen”
- Tercapainya pemahaman tentang manajemen Unit Pengiriman Residen
- Tercapainya pemahaman tentang MoU dan kontrak dengan penyandang dana dan atau penanggungjawab program sebagai dasar pengiriman residen
- Tercapainya pemahaman tentang pengorganisasian dan legalitas Unit Pengiriman Residen.
- Menyusun Rencana Operasional Unit.
PEMBICARA/NARA SUMBER:
- Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
- dr. Rukmono Siswihanto, SpOG (K)
- DR. dr. Sri Mulatsih, SpA (K)
- Rimawati SH, MHum
- Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, MKes
- DR. dr. Dwi Handono Sulistyo, Mkes
- Ahli Hukum Kontrak.
PESERTA
Siapa yang diharapkan menjadi peserta dalam Blended Learning ini? Diharapkan peserta Blended Learning adalah kelompok yang mewakili:
- RS Pendidikan Utama dalam Program Sister Hospital NTT
- FK dalam Program Sister Hospital NTT
- RS Pendidikan Utama lainnya
- FK baik pemerintah maupun swasta
Peserta diharapkan mendaftar secara kelompok dengan mendaftarkan diri untuk mengikuti secara jarak-jauh. Peserta kelompok Jarak-jauh harus menyiapkan diri dengan perangkat telekonference yang spesifikasinya dapat diklik sebagai berikut.
Setiap kelompok terdiri dari 6-7 orang yang terdiri dari:
- Dokter Spesialis (sebagai calon Ketua Unit Pengiriman Residen)
- Dokter Spesialis/Umum (sebagai calon Sekretaris Unit Pengiriman Residen)
- Pejabat dari Bagian kerja sama
- Pejabat dari Bagian hukum
- Staf Sekretariat Unit Pengiriman Residen (administrasi dan tim IT).
- Lain-lain sesuai kebutuhan lembaga masing-masing.
Bentuk Kegiatan
Kegiatan Blended Learning ini diselenggarakan dalam waktu 4 minggu dengan menggunakan pendekatan campuran (blended) antara jarak-jauh dan tatap muka. Para peserta diharapkan mendaftar secara kelompok.
- 16 April 2014: Penjelasan Program. Silahkan klik.
- 17 April – 16 Mei 2014: Sesi Awal dengan menggunakan Pendekatan Jarak-Jauh: Penyampaian Materi awal mengenai fakta-fakta dan pemahaman-pemahaman konsepsual.
- Tatap Muka dan Kunjungan Lapangan:
- RSCM 6 Mei (Regional Jakarta; Bandung; sekitar)*
- RSS 19 Mei (Regional Yogya, Semarang, Solo, sekitar)*
- RSDS 20 Mei (Regional Surabaya, Makassar, Denpasar, Malang; sekitarnya)*KETERANGAN: *) dalam konfirmasi
- 24 Mei 2014: Sesi akhir dengan tatap muka di Jogyakarta: Pencanangan pembentukan Unit Pengiriman Residen dengan presentasi Rencana Operasional.
Tatacara
- Peserta bekerja secara kelompok.
- RS Mitra A dan FK Mitra A dalam Program Sister Hospital NTT dapat menjadi satu kelompok (membentuk Unit Pengiriman Residen bersama). Dalam hal ini, Sekretariat bisa di RS atau di FK.
- Peserta menyiapkan teknologi tele-conferencenya pada tanggal 17 – 24 April 2014. Persiapan peralatan teleconference ini diharapkan agar dapat diikuti oleh satu tim.
- Peserta diharapkan mengikuti kegiatan per minggu yang diberikan (di-upload) setiap hari Selasa pagi.
- Peserta kelompok membaca dan membahas mandiri mengenai apa yang menjadi tugas mingguan.
- Setiap hari Jumat (atau menyesuaikan), akan ada webinar dengan peserta.
- Pada saat tatap muka terakhir (25 Mei 2014) diharapkan para peserta datang ke Yogyakarta, sedangkan bagi peserta yang tidak dapat hadir, dapat mengikutinya melalui Webinar.
Pendaftaran pada:
Hendriana Anggi / Andriani Yulianti
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Ph. /Fax : +62274-549425 (hunting)
Mobile : 081328003119
Email : [email protected]
Website : www.kebijakankesehatanindonesia.net/ www.pendidikankedokteran.net
terima kasih ..
ST3 Telkom
artikel ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang ilmu kedokteran/kesehatan, kami juga memiliki situs yang membahas mengenai ilmu kedokteran/kesehatan, bisa anda kunjungi disini Dunia Kedokteran Terima kasih