manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – PT Siloam Hospitals Group Tbk meraih penghargaan dari Frost & Sullivan sebagai
Siloam bangun rumahsakit US$ 120 Juta tahun depan
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk tengah fokus ekspansi penambahan rumahsakit. Perusahaan penyedia jasa layanan kesehatan itu memasang target bisa membuka enam hingga delapan rumahsakit per tahun mulai tahun depan hingga tahun 2017 mendatang.
Perusahaan berkode SILO di Bursa Efek Indonesia itumemiliki 29 proyek rumahsakit baru yang akan mulai dikerjakan pada 2015. “Alokasi capex tahun depan jika kami ingin bangun delapan rumah sakit artinya kami butuh US$ 120 juta,” ujar Presiden Direktur Siloam International Hospitals Romeo Fernandez Lledo kepada KONTAN pekan lalu.
Target pembukaan rumahsakit per tahun tersebut lebih banyak dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Meski tahun 2014 belum juga berakhir, Siloam memastikan jika tahun ini hanya menambah tiga rumahsakit. Siloam
Ahok: DKI Kekurangan Rumah Sakit
manajemenmrumahsakit.net :: Jakarta (Antara) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan hibah berupa alat kesehatan ke RS Adhyaksa milik Kejaksaan RI untuk mengatasi kekurangan fasilitas kesehatan bagi warga ibu kota.
“DKI butuh rumah sakit dan kebetulan Kejaksaan membangun rumah sakit. Intinya, memang Jakarta mau tambah rumah sakit. Ini saja baru mau beli RS Sumber Waras,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bhawa DKI membutuhkan tambahan rumah sakit karena ketika seluruh warga dilindungi oleh program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Bidang Kesehatan maka akan terjadi kekurangan fasilitas kesehatan.
“RSUD saja sudah ngantri panjang, ini suatu gambaran bahwa rumah sakitnya memang tidak cukup,” ujar dia.
Ia menerangkan pada prinsipnya, RS Adhyaksa akan menyerahkan pengelolaan kepada Pemprov DKI.
Menurut Ahok, berlandaskan kesepakatan itu dilakukan penganggaran dana bantuan (hibah).
“Karena ini barang bukan punya kami, jadi namanya hibah. Kasarnya, kami anggarankan uang untuk mengoperasikan rumah sakit milik orang karena bukan aset DKI, jadi dalam nomenklatur anggaran namanya hibah. Sementara untuk provinsi lain namanya bantuan,” ujar dia.
Ia membantah bahwa bantuan itu hanya diberikan secara cuma-cuma seperti yang dikabarkan sebelumnya dengan maksud melemahkan Kejagung dalam menanggani sejumlah kasus dugaan korupsi yang menjerat sejumlah pejabat Pemprov.
“Ini bukan `ujuk-ujuk` (tiba-tiba) memberikan hibah,” kata mantan Bupati Belitung Timur ini.(ma)
Sumber: yahoo.com
Masa Transisi, Kadinkes Kalbar Minta Seluruh RS Swasta Layani Pasien BPJS
manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Pontianak : Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Andy Jap mengharapkan pemerintah dapat mendukung peran rumah sakit swasta dalam meningkatkan program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).
Harapan itu disampaikan Andy kepada Radio Republik Indonesia di Pontianak, Senin (22/9/2014).
Andy mengatakan, dalam masa transisi antara SBY dan Jokowi, seharusnya masalah kesehatan di daerah menjadi isu utama untuk di bahas. Karena menurut Andy, kesehatan penduduk desa mendukung lancarnya pembangunan daerah.
“Peran-peran Rumah sakit swasta sekarang ini tidak diwajibkan untuk menerima BPJS. Nah, dulu pernah saya ajukan untuk seluruh rumah sakit swasta dapat melayani pasien dengan BPJS itu, jadi ini waktunya bagi pemerintahan yang akan datang dapat memutuskan seluruh RS Swasta harus melayani pasien BPJS,
DKI Bikin Jejaring Online Rumah Sakit-Puskesmas
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, menargetkan sistem integrasi Puskesmas dan rumah sakit umum daerah secara online selesai dalam dua bulan ke depan. Saat ini, kata dia, proses pengintegrasian sedang dalam tahap verifikasi.
“Sebetulnya tinggal memverifikasi puskesmas mana yang banyak dirujuk ke RSUD Pasar Rebo, Pukesmas mana yang bisa dirujuk ke RSUD Budhi Asih, dan sebagainya,” kata dia seusai menghadiri acara Dokter Award di Balai Kota, Ahad, 21 September 2014. Dien melanjutkan, sistem online itu menjadi satu format untuk sistem rujukan.
Saat ini, kata dia, baru RSUD Tarakan yang menerapkan sistem secara online. Ia menargetkan semua RSUD di Jakarta akan dilengkapi sistem online termasuk rujukan. “RSUD Koja, Cengkareng, Budhi Asih, Pasar Rebo, semuanya akan kami buat jejaringnya,” ucapnya.
Dien menuturkan, tujuan pengintegrasian secara online untuk kemudahan pasien dan dokter. Selama ini, pasien masih ada yang mengantre sampai berjam-jam. “Sekarang zamannya IT. Masa orang disuruh antri dari jam 3 pagi,” kata dia.
Dien mengaku program pengintegrasian ini tak memerlukan dana sama sekali. “Komputer di puskesmas sudah banyak. Anggaran cukup untuk koneksi dari Puskesmas saja. Kami nggak ada anggaran.”
Sumber: tempo.co
RSCM Kiara Pelopor Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia
manajemenrumahsakit.net :: Pentingnya pelayanan kesehatan yang lebih baik, termasuk bagi ibu dan anak dalam meningkatkan kualitas kesehatan penerus bangsa. Menjadi proritas pemerintah saat ini yang telah meresmikan PKIA RSCM Kiara.
“PKIA (Pusat Kesehatan Ibu dan Anak) ini akan menjadi pusat kesehatan ibu dan anak yang representatif dan berkualitas serta memberikan pelayanan yang baik,” kata Presiden saat memberikan sambutan dalam acara peresmian PKIA RSCM Kiara di Jakarta, Selasa.
Presiden mengutarakan harapannya agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat “better” (lebih baik), “easier” (lebih mudah), “faster” (lebih cepat) dan “cheaper” (lebih murah).
Yudhoyono mengemukakan pemerintah akan terus memberi dukungan lebih baik dalam sektor kesehatan.
“Mewujudkan masyarakat yang maju, damai, adil, dan makmur merupakan proses berjangka panjang,” katanya dan menambahkan, setiap generasi mempunyai tugas besar untuk membangun hari esok yang lebih baik.
Sedangkan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pendirian Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara merupakan salah satu warisan pemerintahan SBY.
Menkes juga menyatakan pendirian pusat kesehatan ibu dan anak itu juga menegaskan pentingnya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang terintegratif, berjenjang dan berkelanjutan sebagai upaya peningkatan kualitas ibu dan anak serta menjaga kesehatan dini kelainan tumbuh kembang anak.
Sementara itu, Direktur Utama RSCM Heriawan Soejono mengatakan, Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara diproyeksikan menjadi pusat pengembangan pelayanan bayi berat badan lahir rendah dan dimaksudkan untuk menekan risiko kematian atau risiko tumbuh menjadi anak dengan kualitas yang kurang baik.
Keberhasilan RSCM tidak mungkin terlaksana tanpa kerja sama dengan FKUI, karena itu keterpaduan RSCM-FKUI dalam sebuah “academic health system” (sistem kesehatan akademis) merupakan sesuatu yang amat dibutuhkan untuk didukung.
Gedung RSCM Kiara yang berdiri di atas lahan sekitar 15 ribu meter persegi dan rencananya akan terdiri atas 12 lantai itu sebagian besar melayani pasien melalui Jaminan Kesehatan Nasional.
RSCM FKUI melalui Gedung RSCM Kiara itu juga menyatakan siap menjadi inovator, motivator, dan akselerator pembentukan generasi yang gemilang.
Sumber: neraca.co.id