manajemenrumahsakit.net :: BATAM – Terjadi kebakaran di Rumah Sakit Elizabeth
BPJS: Kalau Ada Rumah Sakit Tanya Pakai BPJS Kemudian Bilang Kamar Penuh, Laporkan!
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) meminta masyarakat tak takut melapor bila ada rumah sakit nakal. Kalau ada rumah sakit tanya soal pakai BPJS atau tunai saat hendak masuk menjalani perawatan, bisa dilaporkan.
Kadang ada petugas rumah sakit yang menyebut ruangan penuh saat pasien yang baru datang menggunakan BPJS.
“Jadi kalau ada seperti itu, saat bilang pakai BPJS dan kamar penuh, laporkan saja ke petugas BPJS center yang ada di rumah sakit atau laporkan ke Kemenkes,” jelas Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi, Senin (24/11/2014).
Menurut dia, bisa saja hal itu terjadi karena pihak manajemen rumah sakit atau ada oknum. Pastinya pasien jangan takut melaporkan.
“Kita akan evaluasi rumah sakit yang melakukan diskriminasi,” urai dia.
Pastinya, masyarakat jangan takut dan khawatir. Dan dia menyampaikan kartu BPJS juga hingga kini masih bisa dipakai di sejumlah rumah sakit. Biasanya, penggunaan kartu ini berjenjang dengan mendapatkan rujukan Puskesmas lebih dahulu sebelum ke rumah sakit. Sedang untuk pembuatan bisa ke BPJS atau ke Kemensos.
“Pengguna BPJS bisa ke rumah sakit bila darurat,” tutup dia.
Sumber: hartonocen.blogspot.com
Daftar 13 Rumah Sakit yang Gunakan Radioisotop
manajemenrumahsakit.net :: Ada pun daftar 13 rumah sakit seperti dijelaskan oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto adalah:
1. Rumah Sakit Adam Malik, Medan
2. Rumah Sakit Jamil, Padang
3. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto
4. Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta
5. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta
6. Rumah Sakit MRCCC Jakarta
7. Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
8. Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta
9. Rumah Sakit Pertamina Jakarta
10. Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
11. Rumah Sakit Karyadi, Semarang
12. Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin
13. Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta
Namun sayang, saat ini Indonesia sendiri tengah mengalami krisis radioisotop untuk kesehatan. Padahal, di bidang kesehatan, radioisotop dimanfaat untuk mendiagnosa dan terapi suatu penyakit seperti kanker, jantung, dan aliran darah.
Menurut Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto, alasan utama terjadinya kondisi ini karena PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) yang sebelumnya bernama PT Batan Teknologi tidak lagi memproduksi radioisotop sejak 2013.
“Akibatnya, Indonesia harus mengimpor dari Australia dan Polandia dengan harga dua kali lipat lebih mahal,” kata dia di Kantor Pusat BATAN, Lantai 2, Gedung A, Jalan KH. Abdul Rokhim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2014)
Dalam kesempatan itu, dia pun membeberkan berapa kisaran harga dari radioisotop. “Misalnya yang ada di RSHS, itu harganya mencapai Rp 28 juta kisaran 400 milicurrie, dan itu belum termasuk pajak. Sedangkan produk lokal, harganya hanya Rp 18 juta,” kata dia.
Dari hasil pertemuan Forum Kerjasama Nuklir Negara Asia di Australia baru-baru ini, diketahui kalau banyak negara-negara Asia juga mengalami hal serupa.
Sumber: liputan6.com
PT Jasa Raharja Jabar Gandeng 58 Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Kerja sama tersebut diharapkan mempermudah dan mempercepat para korban untuk mendapatkan santunan.
Kepala Cabang Jasa Raharja Jabar R. Edi Supriadi mengatakan pihaknya telah menggandeng sejumlah RS dengan masa berlaku selama 3 tahun. Rinciannya, 7 RS di Bandung Raya, 6 RS di Cirebon, 6 di Tasikmalaya, 11 RS di Sukabumi, 1 di Karawang, 8 RS di Purwakarta, 4 RS di Bogor, 13 RS di Bekasi, dan 2 RS di Indramayu.
“Kerja sama ini dituangkan dalam bentuk surat jaminan Jasa Raharja ke RS untuk biaya perawatan korban kecelakaan yang terjamin UU No. 33 dan 34 Tahun 1964,” ujarnya di kantor Jasa Raharja Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kamis (20/11).
Dia menjelaskan, jumlah RS yang diajak kerja sama akan terus bertambah. Dalam waktu dekat, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan sejumlah rumah sakit lainnya, seperti RS Bungsu, Dustrira, dan Al Islam.
Menurut dia, kerja sama ini akan sangat membantu para korban maupun pihak RS. Korban tidak akan terbebani karena RS akan langsung menagih kepada Jasa Raharja.
“Korban kena musibah, kami mencoba meringankan beban yang ditanggung korban,” katanya.
Menurut dia, total pembayaran santunan kecelakaan dalam 3 tahun terkahir terus turun. Pada 2011 sebesar Rp214,53 miliar, 2012 Rp192,57 miliar, dan 2013 Rp177,48 miliar.
Sedangkan pembayaran santunan periode Januari-Oktober 2014 telah mencapai Rp141,87 miliar, dengan rincian Rp101,27 miliar untuk korban meninggal dunia, Rp38,93 miliar luka-luka, Rp1,53 miliar cacat tetap, dan Rp126 juta penguburan.
Jasa Raharja bertugas memberikan santunan kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan Undang Undang No. 33 dan 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.
“Total santunan terus turun karena angka kecelakaan juga terus turun. Berdasarkan data dari kepolisian, sebagian besar angka kecelakaan didominasi kendaraan roda dua,” katanya.
Demi menekan angka kecelakaan, pihaknya gencar menggelar program pencegahan kecelakaan dengan beragam cara.
Di antaranya, pelayanan kesehatan kepada para awak bus dan penumpang di terminal dan pelabuhan, pemasangan billboard dan rambu peringatan di daerah rawan kecelakaan, pelatihan pengemudi angkutan penumpang umum bekerja sama dengan instansi kepolisian dan dinas perhubungan, sosialisasi di sekolah/universitas terkait dan operator penumpang umum dalam bentuk leaflet ataupun temu wicara.
Selain itu, Jasa Raharja juga bertugas menghimpun dan mengelola dana dari masyarakat untuk memenuhi pemberian hak masyarakat atas santunan. Iuran kendaraan terus tumbuh rata-rata sebesar 10%. Hal ini seiring pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi di Jabar.
“Iuran yang dihimpun berasal dari pendaftaran ulang dan pendaftaran kendaraan baru,” pungkasnya. (jul)
Sumber: inilahkoran.com
Rumah Sakit Wahidin Raih Akreditasi Internasional
manajemenrumahsakit.net :: MAKASSAR – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, meraih akreditasi internasional dalam bidang Academic Medical Center Hospital. Hal tersebut disampaikan Direktur RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo, Prof Dr dr Abdul Kadir Sp THT, Sabtu (22/11/2014).
“Alhamdullillah, kita meraih akreditasi internasional dalam bentuk sertifikat Joint Commission International (JCI) Edisi 5 dalam bidang Academic Medical Center Hospital,” ujar Prof Abdul Kadir.
Ia mengatakan, sertifikat JCI ini menjadi kebanggan RSUP Wahidin Sudirohusodo karena satu-satunya rumah sakit di Asia Pasifik yang mendapat sertifikat JCI Edisi 5.
Sumber: tribunnews.com
Tim Dinkes dan UP2KP tinjau rumah sakit Freeport
manajemenrumahsakit.net :: Timika (Antara Papua) – Tim terpadu dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) meninjau dua rumah sakit milik PT Freeport Indonesia, di Tembagapura, Kabupaten Timika, Sabtu.
Kedua rumah sakit yakni Rumah Sakit Tembagapura, dan Rumah Sakit Kampung Banti, Distrik Tembagapura.
Tim terpadu itu dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai, yang tiba di Tembagapura, Sabtu sore, dan langsung mendatangi Rumah Sakit Tembagapura.
Direktur Rumah Sakit Tembagapura dr Darma Irmawan ikut mendampingi Kepala Dinas Aloysius dalam peninjauan sejumlah ruangan.
Dari ruangan yang satu ke ruangan lainnya, Darma menjelaskan fungsi masing-masing ruangan, dan juga pelayanan yang diberikan.
Menurut Darma, pihaknya tidak hanya melayani karyawan Freeport namun melayani seluruh masyarakat tujuh suku yang ada di Timika.
“Masyarakat maupun karyawan Freeport yang dilayani, tidak dipungut biaya,” ujarnya.
Setelah mengunjungi Rumah Sakit Tembagapura, tim Dinkes-UP2KP itu menuju Rumah Sakit di Kampung Banti.
Jarak antara Banti dan Tembagapura sekitar empat kilometer yang ditempuh melalui jalur darat.
Direktur rumah sakit di Kampung Banti dr Eric Subagio juga mendampingi tim peninjau, sekaligus menjelaskan pelayanan kesehatan yang dilakukan selama ini kepada masyarakat maupun karyawan.
Peralatan yang digunakan serta fungsi masing-masing ruangan juga dijelaskan.
“Kami tidak kenakan biaya kepada masyarakat maupun karyawan yang kami layani,” ujarnya.
Diakhir peninjauan, Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius mengapresiasi para tenaga dokter dan perawat di dua rumah sakit tersebut karena sudah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat banyak.
“Terima kasih karena para dokter dan perawat mau betah dan selalu setia melayani orang Papua,” ujarnya.
Sumber: antarapapua.com
Pemkot Siap Operasikan Rumah Sakit Masyarakat Miskin
manajemenrumahsakit.net :: Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur siap mengoperasi rumah sakit umum daerah (RSUD) yang baru selesai dibangun pada Februari 2015 yang diprioritaskan melayani masyarakat miskin.
‘Terkait dengan rencana mengoperasikan rumah sakit itu kami sudah mulai merekrut tenaga medis yang diperlukan untuk mengoperasionalkan rumah sakit,’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan drg Dyah Muryani di Balikpapan, Sabtu.
Ia mengaku sudah merekrut dokter, bidan, perawat, apoteker dan farmasi, staf administrasi, sampai cleaning services. Saat ini sdauh ada 60 orang tenaga medis yang pegawai negeri sipil (PNS.
Menurut Dyah saat ini semuanya sedang menjalani program pelatihan di RS Kanujoso Djatiwibowo, sedangkan untuk calon karyawan non PNS ada 150 orang yang menjalani seleksi dan saat ini sudah sampai tahapan seleksi administrasi dan psikotes.
‘Rumah sakit ini nantinya akan dipriritaskan untuk masyarakatpasien penerima bantuan pemerintah karena dikategorikan keluarga miskin,’ katanya.
Dia mengatakan RSUD itu nantinya akan operasionalkan oleh 250 orang pegawai, termasuk dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lainnya.
Menurut rencana, kata Dyah, pengoperasian rumah sakit ini akan dimulai resmi pada 10 Februari 2015 atau bertepatan dengan HUT ke-108 Kota Balikpapan.
Selain menyiapkan sumber daya manusia, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga sedang melengkapi berbagai fasilitas yang diperlukan untuk mengoperasionalkan rumah sakit yang baru selesai dibangun itu.
‘Untuk alat kesehatan sementara sangat terbatas, karena dari anggaran Rp153 miliar, baru dicairkan Rp30 miliar,’ katanya.
Untuk lebih cepat memenuhi kekurangan itu, kata dai, dalam APBD Kota Blikpan 2015 akan dialokasikan dana sebesar Rp20 miliar yang akan digunakan untuk pengadaan alat kesehatan.(ant/rd)
Sumber: ciputranews.com
Mantan Dirut RSUD Karawang: Pelayanan Semakin Menurun
manajemenrumahsakit.net :: KARAWANG, Deddy Leto Mars, Mantan Dirut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, mengaku prihatin dengan perkembangan pelayanan rumah sakit berplat merah yang cenderung menurun.
Demikian disampaikannya, Senin (18/11) kepada awak media.
DPRD Jatim Prihatin Pelayanan RS Dr Soetomo
manajemenrumahsakit.net :: Surabaya (Antara Jatim) – Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur mengaku prihatin dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya, terutama unit Instalasi Rawat Darurat.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, M Iksan, saat melakukan inspeksi mendadak di Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya, Rabu, mengatakan pelayanan yang diterapkan oleh rumah sakit ini masih banyak ketimpangan.
“Di antaranya adalah penerapan kartu layanan kesehatan yang saat ini masih belum merata digunakan oleh pasien,” katanya.
Dalam sidak tersebut, dirinya menemukan ada pasien yang belum memiliki kartu tersebut, sehingga masih harus membayar biaya pengobatan.
“Ada pasien yang kurang mampu dan tidak memiliki kartu layanan kesehatan, sehingga harus ditahan sementara sambil menunggu proses pelunasan pembayaran,” katanya.
Ia mengatakan seharusnya kartu pelayanan yang diberikan harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut.
“Selain itu, pendaftaran kartu pelayanan kepada warga masyarakat yang kurang mampu tersebut bisa berjalan secara masif tidak hanya berjalan secara aktif,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi E DPRD Jatim lainnya, Agus Dono. Ia mengatakan peningkatan layanan kesehatan itu mutlak dilakukan.
“Kami berharap peningkatan pelayanan tersebut senantiasa dilakukan supaya masyarakat tidak dirugikan, terutama mereka yang menderita penyakit,” katanya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya, Dodo Andono, mengatakan pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit ini memang sudah sesuai dengan prosedur pelayanan.
“Namun demikian segala macam masukan yang ada akan kami tampung dan akan terus kami tingkatkan supaya bisa melayani masyarakat dengan baik,” katanya. (*)
Sumber: antarajatim.com