manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Naiknya belanja kesehatan masyarakat membuat bisnis rumah sakit di Indonesia dilirik banyak investor. Salah satu investor yang akan masuk ke bisnis ini adalah perusahaan
RS Pirngadi ‘Genjot’ Mutu Pendidikan Dokter
Medan. Selain memberikan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit (RS) Pirngadi juga sebagai RS Pendidikan yang berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Keberadaan RS Pendidikan tersebut mempunyai arti sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
“Bahkan Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran,” ungkap Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, dr Edwin Effendi MSc, Sabtu(27/9).
Untuk itu, kata Edwin, pihaknya akan terus menggenjot peningkatan pendidikan terhadap calon dokter dan dokter spesialis yang ‘magang’ di rumah sakit plat merah itu. “Makanya kita terus melengkapi, menyempurnakannya demi kepentingan pendidikan,” jelasnya.
Dengan adanya peningkatan ini, kata Edwin lagi, diharapkan dapat menghasilkan peserta-peserta didik yang lebih berkualitas. “Teknisnya seperti apa, akan kita bahas kelanjutannya dengan pihak fakultas (kedokteran),” jelasnya.
Sehingga, kata Edwin, setelah mendapat rumusan langkah apa saja yang diambil, pihaknya akan mengimplementasikannya terhadap peserta didik kedokteran. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh masyarakat. “Ini juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan. Makanya, ini akan terus kita lakukan,” tegasnya. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com
RS Awal Bros Siapkan Alat Pemeriksa Kadar Karbonmonoksida
PEKANBARU – Sudah mulai merasakan dampak kabut asap pada tubuh? Kali ini ada Informasi terbaru untuk masyarakat Riau khususnya Pekanbaru yang diyakini sudah menghirup udara bercampur polutan berbahaya akibat kabut asap, untuk mengetahui seberapa jauh anda terpapar dengan Karbonmonoksida saat ini rumah sakit Awal Bros Pekanbaru menyediakan alat pemeriksa.
CO Analyzer, merupakan alat pemeriksa yang berfungsi untuk pemeriksaan kadar karbonmonoksida yang ada dalam tubuh.
“Bagi Anda yang ingin mengetahui seberapa jauh terpapar dengan karbonmonoksida, terutama dalam kondisi ASAP yang semakin parah,” ujar
Public Relation Rumah sakit Awal Bros Pekanbaru Hary Risky
Masyarakat dapat langsung datang ke RS Awal Bros Pekanbaru untuk pemeriksaan kadar karbonmonoksida dan berkonsultasi langsung dengan dokter yang bersangkutan, untuk informasi lebih lanjut anda dapat hubungi
Customer Care RSAB (0811 7510599) atau Lifestyle Center (0813 78072727).
RS Swasta Tak Berhak Menyelenggarakan UTD
Medan-andalas. Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Utara (Sumut) menyayangkan masih banyak kegiatan pelayanan transfusi darah terutama seperti aksi donor darah dilaksanakan tanpa melibatkan unit transfusi darah (UTD) milik rumah sakit pemerintah atau PMI.
“Yang berhak menyelenggarakan pelayanan transfusi darah itu hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah atau PMI,” tegas Ketua PMI Sumut Dr H Rahmat Shah kepada wartawan saat perayaan HUT ke-70 PMI yang berlangsung meriah di Markas Daerah PMI Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Minggu (27/9).
Menurutnya, rumah sakit-rumah sakit swasta khususnya di Kota Medan yang masih kerap digandeng masyarakat dalam kegiatan donor darah, tidak berhak menyelenggarakan pelayanan transfusi darah karena hal itu melanggar Permenkes.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah, di Pasal 2 ayat 1 menyebutkan, UTD hanya diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau PMI.
UTD yang diselenggarakan pemerintah pusat maupun daerah
Dinas Kesehatan Papua Tingkatkan Fasilitas Dua RSUD
manajemenrumahsakit.net :: Dinas Kesehatan Provinsi Papua menargetkan peningkatan status dua rumah sakit umum daerah (RSUD) di daerah itu, yakni dari tipe C menjadi tipe B pada tahun ini.
“Kedua rumah sakit tersebut, yakni RSUD Abepura dan RSUD Mimika. Mudah-mudahan tahun ini kita ‘launching’ peningkatan status dua rumah sakit itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai di Jayapura, Senin (28/9).
Untuk itu, kata dia, kepada kedua direktur rumah sakit tersebut dapat mempersiapkan persyaratan yang harus mereka penuhi untuk menjadi sebuah RS tipe B. “Kami minta kepada kedua direktur rumah sakit ini kira-kira apa yang harus disiapkan, diharapkan segera dilengkapi,” ujar mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura ini.
Dalam “grand design” Dinas Kesehatan Papua, kata dia, ada tiga rumah sakit yang harus ditingkatkan statusnya pada tahun ini, yakni RSUD Biak, RSUD Mimika, dan RSUD Abepura. “Kalaupun ada kekurangan, nanti kami lengkapi sambil berjalan,” ujarnya.
Menurut dia, demi kepentingan banyak aspek, target tiga rumah sakit regional harus statusnya tipe B agar dapat memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada warga. “Rumah Sakit Umum Daerah Biak sudah di-‘launching’ peningkatan statusnya dari tipe C menjadi tipe B pada awal September,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe meresmikan peningkatan status RSUD Biak Numfor dari semula tipe C menjadi tipe B pada hari Selasa (1/9). Rumah sakit tipe ini didukung ruang rawat inap kelas III.
Sumber: majalahkartini.co.id
BPJS Kesehatan Permudah Klaim di Rumah Sakit
JAKARTA – Hari ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan resmi meluncurkan aplikasi Inasis guna mempermudah klaim bagi rumah sakit (RS). Aplikasi tersebut juga diyakini akan berpengaruh terhadap pelayanan pasien
RS Pendidikan Penting untuk Tingkatkan Kompetensi Calon Dokter
manajemenrumahsakit.net :: Medan – Keberadaan rumah sakit pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
Disamping memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit pendidikan juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis.
“Bahkan rumah sakit pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran,” kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan, dr Edwin Effendi MSc di ruang kerjanya, Jumat (25/9).
Untuk itu, kata Edwin, pihaknya akan terus menggenjot peningkatan pendidikan terhadap calon dokter dan dokter spesialis yang magang/koas di rumah sakit Pemko Medan itu. “Terkait hal itu kita terus melengkapi dan menyempurnakannya demi kepentingan pendidikan,” jelas Edwin.
Dengan adanya peningkatan ini, diharapkan dapat menghasilkan peserta-peserta didik yang lebih berkualitas. “Teknisnya seperti apa, nantinya akan kita bahas kelanjutannya dengan pihak fakultas (kedokteran),” ungkapnya.
Sehingga, kata Edwin, setelah mendapat rumusan langkah apa saja yang diambil, pihaknya akan mengimplementasikannya terhadap peserta didik kedokteran.
Dengan kata lain, upaya peningkatan mutu pendidikan ini akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh masyarakat. “Ini juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan. Makanya, ini akan terus kita lakukan,” tegasnya.
Jasa Raharja Jabar Teken MoU dengan 84 Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: CIKARANG – Jasa Raharja Jawa Barat telah melakukan kerjasama dengan 84 Rumah Sakit untuk mempercepat penanganan Korban kecelakaan.
Penandatanganan kerjasama antara rumah sakit dan Jasa Raharja sekaligus memperingatan hari Lalu Lintas ke 60 dilakukan di Mapolresta Bekasi.
Kepala Kantor Wilayah Jawa Barat R. Edi Supriyadi mengatakan pihaknya sudah melakukan penandatanganan kerjasama dengan 19 rumah sakit di Bekasi Raya, artinya sudah ada 84 rumah sakit yang bekerjasama di seluruh Jawa Barat.
Diharapkan dengan adanya kerjasama tersebut, rumah sakit bisa langsung menangani pasien kecelakaan, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, rumah sakit enggan menangani pasien dan memina deposit perawatan terlebih dahulu.
Secara teknis apabila terjadi kecelakaan Rumah sakit yang sudah bekerjasama itu akan menghubungi Jasa Raharja dan akan dibuat surat keterangannya.
Edi menambahkan sejauh ini klaim pembayaran asuransi kecelakaan yang dibayar oleh Jasa Raharja diakuinya menurun dari tahun 2014, dimana hal tersebut karena telah sadarnya pengendara dalam berlalu lintas.
Selain itu gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh instansi lalu lintas juga mendorong jumlah angka kecelakaan menurun.







