Kerangka Acuan Kegiatan

Diskusi Virtual

Menilik Peraturan Pemerintah RI Nomor 47/2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Rumah Sakit

Selasa, 9 Maret 2021

09.00 – 11.30 WIB 

 

 Pendahuluan

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat, di dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menerapkan pengklafisikasian rumah sakit berdasarkan kemampuan pelayanan, fasilitas kesehatan, sarana penunjang dan sumber daya manusia yang tersedia, dengan harapan pasien/masyarakat yang menggunakan jasa daripada rumah sakit dapat memperoleh pelayanan konsultasi masalah kesehatannya secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit.

Oleh karena itu, pemerintah pusat perlu mengeluarkan peraturan pemerintah dalam hal peng klasifikasian berdasarakan jenis pelayanan yang diberikan yang dituangkan didalam Peratuan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan yang sudah ditandatangani oleh Presiden RI dan mulai diberlakukan.

 

Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan untuk memberikan gambaran, respon, dan review dari pihak – pihak yang akan terdampak langsung sebagai pengguna regulasi tersebut, termasuk pelaksana birokrasi dilapangan selaku pelaksana daripada PP tersebut. dalam hal ini diwakili oleh dinas kesehatan provinsi serta dari kalangan akademisi/praktisi yang mengawal implementasi di lapangan pada penerapan peraturan tersebut. Diharapkan dari webinar ini akan terjawab beberapa pertanyaan seperti: apakah akan mendatang dampak yang positif ataukah ada hal hal yang memang perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam, agar peraturan yang dibuat telah sesuai dengan tujuan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat menjadi optimal.

 

 Tanggal dan Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK – KMK) Universitas Gadjah Mada yang dilakukan secara virtual dengan menggunakan teknologi webinar dengan mendatangkan nara sumber dari Kemenkes  RI, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dinas kesehatan propinsi serta praktisi dan akademisi untuk menyampaikan pandangan dan persepsi dengan diberlakukannya peraturan pemerintah yang baru tersebut.

Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari                        :  Selasa, 9 Maret 2021

Jam                        :  09.00 – 11.30 WIB

Link Webinar      : https://us02web.zoom.us/meeting/register/tZIkdOuprDwjG9eOM22vnRhkBxyesmXNSd35

Meeting ID:  869 3212 7913

Security Passcode:  437015

 

 Target Peserta 

1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota.
2. Rumah sakit pemerintah pusat
3. Rumah sakit pemerintah daerah.
4. Rumah sakit swasta.
5. Peneliti dan konsultan manajemen rumah sakit.
6. Dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit/Magister Administrasi Rumah Sakit.

Narasumber

1. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan – Kementerian Kesehatan RI*
2. Rimawati, SH, M. Hum – PKMK FK-KMK UGM
3. Kuntjoro Adi Purjanto, M. Kes – Ketua PERSI*
4. Kepala Dinas Kesehatan DIY*

 Moderator

Ir. Sarwestu Widyawan, MPH – PKMK FK-KMK UGM

 

 Susunan Acara 

Waktu	Topik	Narasumber / PIC
09.00 – 09.05	Pengantar	Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M. Sc., Ph. D
09.05 – 09.20	Kebijakan pelayanan perumahsakitan Materi	Dr. dr. Youth Savitri, MARS – Kasubdit Pengelolaan Rujukan dan Pemantauan RS, Kemenkes RI
09.20 – 09.35	Memahami PP 47 / 2021 dari sudut pandang hukum kesehatan Materi	Dr. Rimawati, SH, M. Hum –PKMK FK-KMK UGM
09.35 – 09.55	Tanggapan dari PERSI Tanggapan dari Dinas Kesehatan Provinsi	Dr. dr. Beni Satria, S.Ked, M.Kes, SH, M.H(Kes) – Anggota Kompartemen Hukum, Advokasi dan Mediasi, PERSI   drg. Yuli Kusumastuti, M.Kes – Kabid Yankes Dinkes DIY
10.05 – 10.25	Diskusi	Moderator
10.25 – 10.30	Resume	Moderator

*) dalam konfirmasi

 

 Informasi  

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), FK-KMK UGM

Maria Lelyana

+62 813-2976-0006

Telp: 62-274-549425 (hunting)

https://chpm.fk.ugm.ac.id/ 

 

Talk Show Virtual Membahas

Implikasi Permenkeu No. 129/PMK.05/2020:
Apakah RS Pemerintah bisa Menyusun Renstra dalam 20 Halaman?

Kamis, 4 Maret 2020

 Pendahuluan 

Dokumen Renstra Bisnis yang tebal atau tipis, seharusnya tidak menjadi masalah, karena yang terpenting adalah esensinya dan bagaimana dokumen itu bisa menjadi pedoman bagi pimpinan dan pengelola rumah sakit dalam pengambilan keputusan yang lebih operasional hingga implementasinya. Namun seringkali ditemui dokumen Renstra Bisnis yang terlalu tebal (sampai 100 halaman), sehingga kehilangan esensinya. Fungsi Renstra Bisnis sebagai pedoman bagi pimpinan dan pengelola RS jadi tidak optimal karena banyaknya distorsi informasi di dalamnya, serta sulit disusun dan dibaca. 

Saat ini telah ada Peraturan Menteri Keuangan No. 129/PMK.05/2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum, yang didalamnya secara tegas mengatur bahwa dokumen Renstra Bisnis Badan Layanan Umum hanya boleh terdiri dari 20 halaman. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi penyusun Renstra Bisnis khususnya di lembaga Rumah Sakit Vertikal yang terbiasa dengan dokumen RSB setebal 100 halaman. 

Melalui webinar ini akan dibahas secara casual mengenai praktik penyusunan RSB rumah sakit pemerintah selama ini dan bagaimana respon dengan adanya Permenkeu No. 129/PMK.05/2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum dimana di dalamnya juga mengatur RSB BLU.  Tantangannya apakah rumah sakit pemerintah dapat menyusun RSB sesuai dengan Permenkeu tersebut?  Disisi lain, rumah sakit swasta juga akan membagi pengalaman bagaimana menyusun rencana strategis yang ringkas namun tetap berfokus pada strategi pengembangan rumah sakit kedepan.

 

Tujuan

Diskusi ini bertujuan untuk membahas tentang esensi dari sebuah dokumen Rencana Strategis Bisnis, dan bagaimana esensi itu bisa termuat dalam dokumen yang hanya setebal 20 halaman.

 

 Tempat dan Tanggal

Hari dan tanggal:  Kamis, 4 Maret 2021

Waktu  : 10.00 – 11.45 WIB

Link zoom   : https://us02web.zoom.us/meeting/register/tZUrfumvqz8iEtwlkvTQOsIqXOCxkxDRuQbi

Meeting ID: 816 9075 4888

Passcode: 445566 

Live streaming:  bit.ly/streamingPKMK

 

 Target Peserta 

1. Rumah sakit pemerintah pusat
2. Rumah sakit pemerintah daerah.
3. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota.
4. Rumah sakit swasta.
5. Praktisi dan konsultan manajemen rumah sakit.
6. Dosen dan Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit/Magister Administrasi Rumah Sakit.

 

Narasumber dan Pembahas

1. Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM, M. Kes – Kepala Divisi Manajemen RS, PKMK, FK-KMK UGM
2. Direktur PPK BLU – Kementerian Keuangan RI*
3. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan – Kementerian Kesehatan RI*
4. dr. Mohammad Syahril, Sp. P, MPH – Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
5. dr. Daniel Budi Wibowo, M. Kes – Direktur Intramural YAKKUM
6. dr. Hans Widjaya, MM, CIA – CEO National Hospital

*dalam konfirmasi

 

Moderator

1. Mochamat Helmi M. Sc, Sp. An, KIC, FISQua, MARS.
2. dr. Cantika Tara Sabilla

 

 Rundown

Waktu	Topik	Narasumber/PIC
10.00 – 10.05	Pengantar	Dr. dr. Andreasta Meliala, M. Kes, MAS – Pengelola Magister Manajemen Rumah Sakit & Direktur Pusat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-KMK UGM
10.05 – 11.05	Esensi Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit; tebal atau tipis? Materi	Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M. Kes – Konsultan dan Kepala Divisi Manajemen RS, PKMK, FK-KMK UGM
	Tanggapan Kementerian Keuangan (berdasarkan PMK 129/ PMK.05/2020) Tanggapan Kementerian Kesehatan: Berdasarkan Pedoman Penyusunan Renstra Bisnis BLU di Lingkungan Kementerian Kesehatan Tanggapan RS Vertikal Materi Tanggapan RS Swasta berbasis keagamaan dan RS Swasta for Profit	Direktur PPK BLU – Kementerian Keuangan RI* Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan – Kementerian Kesehatan RI* dr. Mohammad Syahril, Sp. P, MPH – Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso  dr. Daniel Budi Wibowo, M. Kes – Direktur Intramural YAKKUM dr. Hans Widjaya, MM, CIA – CEO National Hospital
11.05 – 11.40	Diskusi	Moderator
11.40 – 11.45	Kesimpulan dan Penutup	Moderator

 *dalam konfirmasi

 

 Informasi

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)

Narahubung registrasi :

Maria Lelyana

Email                           : [email protected]

Mobile Phone/WA    : 62 811 101 9077

Telp/Fax                      : 62-274-549425 (hunting)

TERM OF REFERENCE (TOR)

Seri Diskusi Online: Forum Manajemen RS Pendidikan – FK

Menjadi Guru Besar Untuk Meningkatkan Daya Saing Global RS Pendidikan

 

 Latar Belakang

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM dan Forum Konsultan Manajemen RS Pendidikan-FK menyelenggarakan diskusi online dengan tema “Menjadi Guru Besar Untuk Meningkatkan Daya Saing Global RS Pendidikan”.

Tema ini diangkat untuk mendiskusikan adanya keseimbangan hak dan kewajiban seorang pendidik di FK (NIDN) dan di RS Pendidikan (NIDK), termasuk di dalamnya kesamaan hak jabatan lector, lector kepala, dan guru besar. Hal ini diharapkan bisa mendongkrak status FK dan RS Pendidikan, untuk mewujudkan RS Pendidikan dan FK yang bisa bersaing secara global.

 

Tujuan

Tujuan dari kegiatan Seri Diskusi Online ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami mengapa perlu ada guru besar di RS Pendidikan (NIDK) sehubungan dengan daya saing global
2. Memahami hambatan untuk adanya guru besar dari RS Pendidikan (NIDK)

 

Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara daring, yang rencananya akan diisi oleh narasumber :

1. Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M (K) – Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D – Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Dilanjutkan dengan sesi pembahasan yang direncanakan akan diisi oleh :

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kegiatan diskusi online ini akan dipandu oleh  Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B(K)Onk. Dari Forum Konsultan Manajemen RS Pendidikan-FK sebagai moderator.

 

 Waktu dan Tempat

Kegiatan Diskusi online ” Menjadi Guru Besar Untuk Meningkatkan Daya Saing Global RS Pendidikan” akan diselenggarakan melalui Zoom Meeting pada :

Hari/Tanggal      : Rabu, 24 Februari 2021

Pukul                 : 13.00 – 14.40

Meeting ID        : 843 4371 1182

Passcode            :  233644

Link join            : https://us02web.zoom.us/meeting/register/tZAuc-qvrzorEtYDgvoqeMGKAzqWf_8Fvgma

 

 Target Peserta

Target peserta yang diharapkan bisa bergabung adalah RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Jejaring, anggota ARSPI, Fakultas Kedokteran di Indonesia, dan para pemangku kebijakan terkait.

 

 Rundown Kegiatan

Waktu	Agenda	Narasumber
13.00 – 13.05 (5 menit)	Pembukaan	Moderator :Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B(K)Onk.
13.05 – 13.20 (15 menit)	Paparan Materi I Profesor Klinik dalam amanat UU Pendidikan Kedokteran, PP 52/ 2017 dan Peraturan Menteri yang harus dibuat	Prof. Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M (K)
13.20 – 13.35 (15 menit)	Paparan Materi II Perjuangan dosen di RS pendidikan mencapai gelar Guru Besar : Apa yang bisa diperbaiki?	Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D.
13.35 – 13.45 (10 menit)	Pembahasan I	Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Dalam konfirmasi)
13.45 – 13.55 (10 menit)	Pembahasan II	Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dalam konfirmasi)
13.55 – 14.25 (30 menit)	Diskusi
14.25 – 14.30 (5 menit)	Penutup

 

Kerangka Acuan Kegiatan

CONFERENCE ON HEALTHCARE FACILITIES :

DESIGN STRATEGIES FOR RESILIENT HOSPITALS

3 – 4 Maret 2021

08.00 – 16.00 WIB 

 Latar Belakang

Berbicara bangunan tidak akan terlepas dengan sistem perencanaan dan tidak terkecuali dengan rumahsakit. Rumahsakit sebagai institusi akan selalu berkembang dari waktu kewaktu demikian juga dengan bangunan yang mewadahinya juga akan berubah seiring dengan perkembangan kegiatan didalamnya. Sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan,bangunan rumah sakit ini pasti memiliki banyak persyaratan khusus selain persyaratan umum sebagai bangunan publik.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan rumahsakit. Selain mengacu pada pedoman perundangan sarana dan prasarana, perlu juga berbagai pertimbangan lain dalam mendesain. Hal-hal seperti keselamatan pasien, zonasi ruang (infeksius dan non-infeksius), kepuasan yang didapatkan pengguna rumah sakit baik staf maupun pasien kepada lingkungannya juga perlu diperhatikan, mengingat sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya didalam bangunan dan juga agar bangunan rumahsakit tidak lagi menjadi tempat yang berbahaya bagi semua yang beraktivitas di dalamnya. Terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti ini maka diperlukan beberapa tambahan pertimbangan dalam mendesain sebuah bangunan rumah sakit.

Program Studi Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Magister Manajemen Rumahsakit dan Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Program Magister Administrasi Rumahsakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Fakultas Arsitektur, Universitas Aisyiyah Yogyakarta akan mengadakan seminar secara daring dan juga presentasi oral selama 2 hari dengan mengundang para pembicara baik dari dalam negeri dan juga dari luar negeri, dalam hal ini yaitu HKS Inc, sebuah firma desain internasional yang berpusat di Dallas, Texas, USA, yang telah mempunyai beberapa kantor regional di 23 negara, untuk bersama-sama mempelajari mengenai bagaimana mendesain sebuah bangunan rumahsakit yang tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan. 

Tujuan

Tujuan dari kegiatan Webinar Seminar dan Presentasi Oral ini adalah untuk mempelajari proses desain sebuah bangunan rumah sakit terutama di era pandemic COVID-19 ini.

 Metoda Kerja

Seminar dan presentasi oral dilakukan secara daring melalui webinar. Webinar dilakukan pada jadwal yang telah ditetapkan bagi peserta webinar.

 

 Pembicara dan Topik Materi :

Pembicara lokal Indonesia :

1. Dr. Ing. Eko Supriyanto Presiden Perkumpulan Teknik Perumahsakitan Indonesia (PTPI).

   Topik: Industry 4.0 Technology: Development and Future Hospital in Indonesia

2. dr. Andy Saguni, MA – Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan KEMENKES RI.

   Topik: Standard and Regulation of Healthcare Facilities Following the COVID-19 Pandemic in Indonesia

3. dr. Luwiharsih., M.Sc – Komite Akreditasi Rumah Sakit Indonesia (KARS)

   Topik: Hospital Accreditation: Hospital Facilities and Risk Management of COVID-19.

4. dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP, MARS., MH. – Direktur Utama RSUP Persahabatan

   Topik: Safe Hospital Preparedness in the era of COVID-19.

5. Ir. Rana Yusuf Nasir, IPM, GP – Core Founder Green Building Council Indonesia (GBCI)
   

   Topik: Future Trend in Green Hospital

6. Ir. Djoko Istiadji, M.Sc. Bld. – Dosen Prodi Teknik Arsitektur UAJY dan MMR UGM

   Topik: Healthcare Design: Creating a Healthy and Healing Environment.

7. 7. Dr. Andi Harapan, ST., MT, IAI, AA, GP – Member of Green Building Council Indonesia (GBCI)

   Topik: Environmental Sustainability in Hospitals

8. Dyah Permata Kusuma Dewi, S.T., M.Kes – Dosen Arsitektur MMR UGM

   Topik: Hospital Architecture and Business Strategy

9. Ferry Kurniawan – Country Segment Lead, Healthcare & Real Estate for Schneider Electric Indonesia

   Topik : Digitization for A More Sustainable, Hyper-Efficient, People-Centric and Resilient Hospitals

 

Pembicara International :

1. Angela Lee, AIA, ACHA, EDAC, LEED AP – Regional Managing Director, Asia Pacific, HKS Inc, Singapore.

   Topics:

   • Introductions: A Matter of Life and Death. Why Proper Hospital Design Matters? What Are the Steps?
   • Healthcare facility, Design and Development – Green Hospital
2. Jennie Evans, RN, MBA, EDAC, LSSGB, LEED AP – Development Director, HKS Inc, Dallas

   Topic: Supporting Community Recovery and Resilience in Response to COVID-19

3. Ana Pinto-Alexander, RID, IIDA, EDAC – Director of Health Interiors, HKS Inc, Dallas.

   Topic: Interior Design for Health

 

 Target Peserta :

1. Direksi RS
2. Manajer RS/Klinik
3. Praktisi, Arsitek, Engineering Department Rumah Sakit
4. Mahasiswa S1 – S2 Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, MMR dan MARS
5. Mahasiswa Teknik Sipil, Teknik Arsitektur dan Desain Interior

 

 DETAIL SEMINAR

1. Jadwal Seminar

   Tanggal           : 3 – 4 Maret, 2021

   Waktu             : 08.30 – 16.00 (GMT +07.00, Jakarta, Indonesia)

   Daring             : Aplikasi Zoom Meeting

    

2. Publikasi :
   1. JMMR (Terakreditasi Sinta 2)
   2. JUARA (Terakreditasi Sinta 3)
   3. Jurnal ADMMIRASI (Terakreditasi Sinta 5)
   4. JAS (e-ISSN)
   5. The Journal Publishing (Proceeding e-ISBN)
3. Pembiayaan
   1. Peserta umum Rp 250.000,-/peserta
   2. Peserta pemakalah mahasiswa Rp 300.000.-/peserta (seminar + proceeding)
   3. Peserta pemakalah umum Rp 350.000.-/peserta

   Pembayaran peserta dapat dilakukan dengan melalui transfer ke rekening khusus panitia:

   No rekening                : 7042119628

   Bank                            : Bank BTN Syariah

   Nama rekening            : Indah Pujiyanti OR Ardini Maya

   Seminar ini mendapatkan 4 SKP IDI dan 9 KUM IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)

4. Tanggal-tanggal penting
   • 1 Februari 2021 – Pengumpulan Fullpaper dan Pendaftaran Peserta
   • 27 Februari 2021 – Batas Waktu Pengumpulan Fullpaper dan Pendaftaran
   • 2 Maret 2021 – Batas Waktu Pendaftaran
5. Link Pendaftaran
   • Pendaftaran Peserta : bit.ly/PendaftaranHKS
   • Pengumpulan Fullpaper : bit.ly/PengumpulanFullpaper

AGENDA SEMINAR 

Rabu, 3 Maret 2021Seminar Hari Pertama
WAKTU	PEMBICARA	TOPIK
07.45 – 08.00	Registrasi peserta	Pembukaan
08.00 – 08.20	Dr. dr Andreasta Meliala, DPH., MKes, MAS.,	Pembukaan oleh Ketua Pusat Kebijakan dan Manajement Kesehatan (PKMK) dan Ketua minat Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) FKKMK UGM.
08.20 – 09.00	Ana Pinto-Alexander, RID, IIDA, EDAC	Interior Design for Health
09.00 – 09.40	Angela Lee, AIA, ACHA, EDAC, LEED AP	Healthcare Facility Design and Development –  Green Hospital
09.40 – 10.00	ModeratorArdini Mayangkusuma, ST., MPH	DISKUSI
10.00 – 10.40	Ir. Rana Yusuf Nasir, IPM, GP	Future Trend in Green Hospital
10.40 – 11.20	Dr. Andi Harapan, ST., MT, IAI,  AA, GP	Environmental Sustainability in Hospitals
11.20 – 12.00	ModeratorAprodita Emma Yetti, ST., M.Sc	DISKUSI
12.00 – 13.00	LUNCH BREAK
13.00 – 13.40	Prof. Dr. Ing. EkoSupriyanto	Industry 4.0 Technology: Development and Future Hospital in Indonesia
13.40 – 14.20	Ir. Djoko Istiadji,M.Sc. Bld.	Healthcare Design: Creating a Healthy and Healing Environment
14.20 – 15.00	Ferry Kurniawan	Digitization for A More Sustainable, Hyper-Efficient, People-Centric and Resilient Hospitals
15.00 – 15.30	Moderatordr. Maria Ulfa, MMR., Ph.D.	DISKUSI

 

Kamis, 4 Maret 2021Seminar Hari Kedua
WAKTU	PEMBICARA	TOPIK
08.00 – 08.20		Pra Pembukaan
08.20 – 09.00	Angela Lee, AIA, ACHA, EDAC, LEED AP	A Matter of Life and Death: Why Proper Hospital Design Matters?
09.00 – 09.40	Jennie Evans, RN, MBA, EDAC, LSSGB, LEED AP	Supporting Community Recovery and Resilience in Response to COVID-19
09.40 – 10.00	ModeratorArdini Mayangkusuma, ST., MPH	DISCUSSION
10.00 – 10.40	dr. Andi Saguni, MA	Standard of Healthcare Facilities Following the COVID-19 Pandemic in Indonesia
10.40 – 11.20	dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP, MARS., MH	Safe Hospital Preparedness in the Era of COVID-19
11.20 – 12.00	dr. Luwiharsih, M.Sc	Hospital Accreditation: Hospital Facilities and Risk Management of COVID-19.
12.00 – 12.40	Dyah Permata Kurnia Dewi, S.T., M.Kes	Hospital Architecture and Business Strategy
12.40 – 13.00	Moderatordr. Maria Ulfa, MMR., Ph.D.	DISCUSSION
13.00 – 13.55	BREAK TIME
13.55 – 16.00	Oral presentationAprodita Emma Yetti, ST., M.Sc
16.00 – 16.20	Awards dan penutupan acara	MC + Moderator

 

 

STEERING COMMITTE

Penasehat :

1. Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD., – Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM
2. Dr. dr Andreasta Meliala, DPH., MKes, MAS., – Ketua Pusat Kebijakan dan Manajement Kesehatan (PKMK) dan Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) FKKMK UGM
3. Dr. dr. Arlina Dewi., M.Kes., AAK – Ketua Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) UMY
4. Aprodita Emma Yetti, S.T., M.Sc. – Ketua Program Studi Teknik Arsitektur UNISA 

Komite Pelaksana :

1. Chairman: Ardini Mayangkusuma, ST., MPH
2. Secretary: Righa Pradana, SKM
3. Tresure: dr. Maria Ulfa, MMR., Ph.D.
4. Event Division: Indah Pujiyanti.,S.T., M.Sc
5. Scientific Division: Junior Hendri Wijaya, S.IP

Kepanitiaan :

Nama Panitia:

1. Ardini Mayangkusuma, ST., MPH. (MMR UGM)
2. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM
3. Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) FKKMK UGM
4. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FKKMK UGM
5. Maria Ulfa, MMR., Ph.D. (MARS UMY)
6. Righa Pradana, SKM (MARS UMY)
7. Indah Pujiyanti, S.T. M.Sc (PSARS UNISA)
8. Aprodita Emma Yetti, S.T.,M.Sc (PSARS UNISA)
9. Junior Hendri Wijaya, S.IP (UMY)

 

 Narahubung

Email kepanitiaan : [email protected]

Kerangka Acuan Kegiatan

Webinar

Keadilan Sosial dalam Pemenuhan Akses dan Distribusi Vaksin

COVID-19 di Indonesia

CoP for Health Equity

Selasa, 20 Oktober 2020

10.00 – 11.30 WIB

 

 Pengantar

Kemampuan melakukan deteksi dini dan merespon tantangan kesehatan global ke depan serta membangun sistem kesehatan nasional yang kuat dari setiap negara dibutuhkan agar pemenuhan dan pendistribusian vaksin dapat dilakukan secara setara dan adil.   Pada pandemi COVID-19 ini, setidaknya ada 21 negara melaporkan bahwa mereka kekurangan stok vaksin rutin akibat dari pembatasan-pembatasan yang disebabkan oleh pandemi. Padahal, WHO telah menyatakan bahwa imunisasi rutin tetap harus dilakukan.  Sangat penting untuk mempertahankan fokus global pada imunisasi rutin, baik untuk melindungi balita dan anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, maupun untuk mencegah wabah lain berkembang ditengah pandemi COVID-19.  Memiliki sistem imunisasi yang komprehensif juga akan membantu distribusi vaksin COVID-19, setelah tersedia kelak, kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama populasi prioritas yaitu penduduk rentan seperti petugas kesehatan, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis.

Tidak ada negara individual yang mampu memproduksi jumlah vaksin yang dibutuhkan sendiri, sedangkan penyediaan vaksin tidak akan mengakhiri pandemi dengan cepat kecuali jika didistribusikan secara adil. Beberapa negara telah mulai membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi untuk menyediakan stok vaksin jika pada akhirnya kandidat vaksin tersebut berhasil.  Demikian pula dengan Indonesia yang sudah membuat kesepakatan kerja sama dengan beberapa negara untuk penyediaan vaksin.   Uji klinis sedang dilaksanakan dan jika menunjukkan hasil yang menggembirakan maka Indonesia akan mendapatkan dosis tambahan sesuai dengan kapasitas produksi.

Jumlah vaksin COVID-19 dibandingkan dengan target penduduk Indonesia yang akan divaksinasi tentunya membutuhkan pendistribusian yang adil dan tepat sasaran agar tidak menumpuk pada kalangan tertentu saja.   Webinar kali ini akan membahas bagaimana pemenuhan stok vaksin COVID-19 dan kebijakan pendistribusian secara adil dan merata.  Selain itu bagaimana mengedukasi masyarakat akan pentingnya vaksin tersebut dan menumpas hoax yang ada di masyarakat mengenai vaksin COVID-19.

 

Tujuan

1. Membahas pemenuhan vaksin COVID-19 secara ekuitabel.
2. Membahas kebijakan pendistribusian vaksin COVID-19 secara adil dan merata.
3. Membahas bagaimana mengedukasi masyarakat akan pentingnya vaksin COVID-19.
4. Mempromosikan forum diskusi virtual bagi para praktisi health equity.

 

 Waktu Pelaksanaan

Hari dan Tanggal            : Selasa, 20 Oktober 2020

Waktu                                : 10.00 – 11.30 WIB

Link Webinar                   : http://bit.ly/equity-20-oct-2020

Zoom Meeting ID          : 838 4342 4933

Passcode                          : 118468

Livestreaming                 : https://bit.ly/streamingPKMK

 

 Target Peserta 

1. Kementerian Kesehatan.
2. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
3. Rumah sakit.
4. Puskesmas.
5. Praktisi Kesehatan Masyarakat.
6. Dosen.
7. Mahasiswa.
8. Peneliti.

 

Narasumber

 Agenda

Waktu		Topik	Narasumber
10.00 – 10.05	5’	Pembukaan	Moderator
10.05 – 10.20	15’	Pemenuhan vaksin COVID-19 secara ekuitabel	Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph. D, Sp. MK (K)
10.20 – 10.40	15’	Kebijakan pendistribusian vaksin COVID-19 secara adil dan merata	Dr. Nihayatul Wafiroh, MA
10.40 – 10.55	15’	Edukasi masyarakat akan pentingnya vaksin COVID-19	Dr. dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA
10.55 – 11.25	30’	Diskusi
11.25 – 11.30	5’	Penutup	Moderator

 

 Informasi

Webinar

Pentingnya Koordinasi Multi-Sektor Program Gizi Remaja di Masa Pandemi C-19

CoP for Health Equity

2 September 2020

 

 

 Pengantar

Remaja didefinisikan sebagai individu yang berusia 10-19 tahun dan di Indonesia, ada sekitar 45 juta remaja dimana 22 juta di antaranya adalah remaja putri dan mereka menyumbang 18 persen dari total populasi. Masa remaja adalah periode ketiga dari tiga periode pertumbuhan tercepat yang terjadi di dalam siklus kehidupan seorang manusia, pertama sejak dalam kandungan dan yang kedua pada masa bayi (usia 0-1 tahun). Kecepatan tertinggi pertumbuhan linier terjadi pada masa remaja, dimana 15-25 persen tinggi orang dewasa  dan 50 persen berat orang dewasa dicapai selama periode ini . Karena pertumbuhan yang pesat serta perubahan sosial dan perkembangan yang terjadi selama tahap kehidupan ini, remaja rentan terhadap masalah gizi . Remaja memiliki kebutuhan energi dan gizi yang meningkat untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat selama periode pertumbuhan yang cepat ini.

Masa remaja adalah masa kritis untuk membentuk perilaku kesehatan. Perilaku makan dan aktivitas fisik yang terbentuk selama masa remaja dapat berlanjut sepanjang masa kehidupan  dan dapat berkontribusi terhadap penyakit kronis yang terkait gizi di usia dewasa kelak.  Masa remaja sering bertepatan dengan waktu dimana banyak remaja putri akan hamil untuk pertama kalinya di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Status gizi remaja putri berperan terhadap status kesehatan anak mereka kelak. Misalnya, kekurangan gizi sebelum kehamilan (yaitu stunting, kurus) dan anemia membuat bayi berisiko tinggi lahir prematur (lahir lebih awal dari usia kehamilan 37 minggu), berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) atau kecil-untuk-masa kehamilan (KMK atau small-for-gestational age atau SGA), dan kemudian meningkatkan risiko stunting selama masa kanak-kanak. Disisi lain, kelebihan berat badan ibu hamil di masa kehamilan membuat bayi berisiko tinggi dilahirkan berukuran besar-untuk-masa-kehamilan (large-for-gestational-age atau LGA) dan kelebihan berat badan selama masa kanak-kanak (14-16).

Indonesia saat ini sedang menghadapi beban ganda gizi, yaitu kelebihan dan kekurangan gizi baik pada balita dan remaja.  Dimana sekitar 22,7% perempuan usia 14 hingga 18 tahun mengalami anemia.  Gizi remaja memiliki implikasi penting untuk kemampuan negara mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG), dan juga pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Remaja putri adalah calon ibu di masa depan dan status gizi mereka memberikan dampak langsung kepada status gizi dan kesehatan generasi selanjutnya. Namun, menurut survei daring yang diadakan UNICEF baru-baru ini terhadap lebih dari 6.000 anak muda Indonesia, hampir 90 persen remaja perempuan berhenti mengonsumsi TTD selama pandemi. Mengingat pertumbuhan jumlah segmen populasi ini dan kerentanan mereka terhadap masalah kekurangan dan kelebihan gizi terutama dimasa pandemi COVID-19 maka perlu dilakukan webinar terkait Pentingnya Koordinasi Multi-Sektor Gizi Remaja di Masa Pandemi C-19.  Webinar ini akan membahas koordinasi multi-stakeholder program gizi remaja dalam upaya penurunan stunting di Indonesia, kemudian bagaimana dukungan UNICEF Indonesia  dalam program gizi remaja di Indonesia, didukung dengan pengalaman layanan gizi remaja di masa pandemi serta peran remaja dalam distribusi TTD di masa pandemi.

 

Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya gizi dan kesehatan remaja.
2. Berbagi pengalaman dari lapangan terkait layanan gizi remaja di masa pandemi.
3. Mempromosikan forum diskusi virtual bagi para praktisi health equity.

 

 Tempat dan Tanggal

Hari dan Tanggal            : Rabu, 2 September 2020

Waktu                                : 10.00 – 11.30 WIB

Link Webinar                   : https://bit.ly/Equity-2september2020

Webinar ID                      : 542-068-419

Livestreaming                 : https://www.youtube.com/c/unitpublikasi2/live

 

 Target Peserta 

1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota.
2. Rumah sakit.
3. Puskesmas.
4. Aktivis Kesehatan Masyarakat.
5. Dosen.
6. Mahasiswa.
7. Peneliti.
8. Praktisi Kesetaraan Kesehatan.

 

Narasumber

 

 Agenda 

Waktu	Topik	Narasumber
10.00 – 10.05	Pembukaan	Blandina Rosalina Bait
10.05 – 10.20	Koordinasi multi-stakeholder program gizi remaja dalam upaya penurunan stunting di Indonesia	Pungkas Bahjuri Ali
10.20 – 10.35	Dukungan UNICEF Indonesia  dalam program gizi remaja di Indonesia Materi	Airin Roshita
10.35 – 10.50	Berbagi pengalaman layanan gizi remaja di masa pandemi Materi	Nurhandini Eka Dewi
10:50 – 11:00	Peran remaja dalam distribusi TTD di masa pandemi Materi	Ni Komang Ayu Sumetri
11:00 – 11.25	Diskusi
11.25 – 11.30	Penutup	Blandina Rosalina Bait

 

 Informasi

Webinar

How COVID-19 Burdened Equity in Education and Health for Special Need Children

Community of Practice for Health Equity

July 16, 2020

 

 Preface

COVID-19 pandemic had caused the closure of majority of schools and universities throughout Indonesia. In order to continue with learning, various technologies had been used as tools to deliver information and knowledge. It is no doubt the effect brought upon by the changes had been felt by all of the people involved, children with disabilities need to face additional challenges that may not be felt by others. Students who are deaf, blind, speech impaired, mental disabilities and others with special needs are unable to use educational technologies as smoothly as their friends without special needs. We rarely see school materials that are built with sign language, subtitles, captions, audio and other format that can ease the learning of such children.

Moreover, children with disabilities usually need the direct hands-on accompaniment of care taker, physiotherapist, and other health worker who are usually present at school to help through their classes. Due to all students are required to stay at home, all helpers will have difficulties in assisting the children at their respective houses with the implementation of lock down in many neighborhoods. Financial condition of the family also aggravates the condition. Families with low socioeconomic status may not afford to have necessary facilities to establish long distance learning. Not to mention, the families may have to ensure the needs of food and health is met, where resources are spent on their survival before anything else, including education.

The changes on teaching and learning system that currently applied may have obstruct many students in their pursue of education. However, for children with disabilities, it doesn’t only hinder but may also halt their learning entirely. They could fall behind their peers too far which will be impossible to catch up, or the limitations their family have can increase the possibility of drop outs. Education system that are established today during the pandemic crisis need to be developed further to ensure inclusive learning that may support children with disabilities.

The webinar will discuss through three standpoints, national strategy for disability rights movement; accessibility of education intervention in rural area; and lastly support special need children as the most vulnerable in pursue their education and health during and after COVID-19.

 

Purpose

1. How to ensure accessibility of education intervention in rural area setting during and after COVID-19.
2. How to support special need children as the most vulnerable in pursue their education and health during and after COVID-19.
3. Discussing innovative solution and contribution for education and health equity.
4. Promote virtual discussion forum for equity practitioners (Community of Practice for Health Equity).

 

Place and Date

Day and date                   : Thursday, 16^th July 2020

Time                                  : 10.00 – 11.30 am (GMT +7)

URL                                   : https://bit.ly/WebinarEquity-16juli2020

Webinar ID                      : 351-275-291

Live Streaming               : https://bit.ly/streamingPKMK

 

 Targeted Audience 

1. Ministry of Health.
2. Ministry of Education.
3. Provincial and District Health Officers.
4. Provincial and District Education Officers.
5. Non Governmental Organization focusing in health.
6. Non Governmental Organization focusing in education.
7. Lecturers.
8. Students.
9. Researchers.
10. Health equity practitioners.
11. Education equity practitioners.

 

Resource Persons 

Speakers

 Detail Rundown

Time	Topics	Resource Person
10.00 – 10.05	Opening remark	Muhammad Zulfikar Rakhmat
10.05 – 10.25	National strategy for disability rights movement. Materi Laporan Asesmen Cepat Dampak COVID-19 bagi Penyandang Disabilitas	Risna Utami
10.25 – 10.40	Accessibility of education intervention in rural area during and after COVID-19 Materi	Nila Tanzil
10.40 – 10.55	Guiding principles and practices in navigating new norms and delivery modes of special and inclusive education amidst COVID-19 Materi	Abelardo Apollo Ilagan David, Jr.
10.55 – 11.25	Open Discussion
11.25 – 11.30	Closing remark and  conclusion	Muhammad Zulfikar Rakhmat

 

 Information

Kerangka Acuan Kegiatan

Webinar Series Meta Leadership in Practice

Memimpin National Flagship Hospital:

Tinjauan Aksi Strategis Pemimpin Rumah Sakit

diselenggarakan oleh

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan &

Magister Manajemen Rumah Sakit FK – KMK UGM

Bekerja sama dengan Persatuan Institusi Pendidikan Manajemen Rumah Sakit Indonesia

30 Juni 2020

13.00 – 15.00 WIB

 LATAR BELAKANG

“National flagship hospital” adalah rumah sakit yang menjadi role model dalam menjalankan pelayanan kesehatan, baik di era normal maupun di era krisis seperti yang terjadi saat ini. Di Indonesia, yang menjadi contoh “national flagship hospital” adalah RSUPN Cipto Mangunkusumo dan PT Pertamedika IHC, yang memiliki banyak jejaring rumah sakit salah satunya adalah RS Pertamina Pusat.  

Sebelum terjadi pandemi COVID-19, rumah sakit besar telah mengalami berbagai turbulensi terkait dengan dinamika sistem kesehatan. Perubahan sistem pembiayaan, perubahan sistem rujukan, dan perubahan banyak regulasi, telah mendorong rumah sakit untuk melakukan penyesuaian pada sistem manajemen. Penyesuaian ini tidak sekedar perubahan kecil dan taktikal, namun perubahan yang fundamental. Rencana stratejik rumah sakit sampai dengan upaya teknis untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, telah diupayakan sebagai bentuk respons rumah sakit terhadap dinamika yang terjadi pada sistem kesehatan.

Terjadinya pandemi COVID-19 semakin menambah turbulensi yang terjadi. Peran rumah sakit dalam penanganan kasus COVID-19 menjadi sangat besar, namun pada sisi lain peran ini menimbulkan boomerang effect berupa penurunan kuantitas pelayanan non COVID-19. Akibatnya rencana operasional dan bahkan strategi rumah sakit juga turut terpengaruh. Kebijakan dan manajemen rumah sakit dipaksa untuk melakukan banyak penyesuaian, dimana penyesuaian ini tidak hanya membutuhkan koordinasi ke dalam tetapi juga koordinasi keluar.

Memimpin rumah sakit besar di era krisis membutuhkan ketrampilan khusus. Manajemen rumah sakit harus bisa meyakinkan internal customer untuk tetap produktif dalam situasi yang penuh ketidakpastian, sementara itu juga harus bisa memberikan jaminan kepada pemilik rumah sakit, bahwa rumah sakit tetap well-functioning. Kepada external customer, manajemen rumah sakit juga harus bisa menunjukkan bahwa pelayanan tetap berjalan dengan safety protocol yang meyakinkan.

Bagaimana strategi kepemimpinan yang dijalankan di rumah sakit besar pada situasi yang yang penuh dengan tekanan disrupsi, regulasi, dan pandemi ini? Pengalaman dari dua rumah sakit besar, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan PT Pertamedika IHC sangat menarik untuk diobservasi. Keduanya adalah “national flagship hospital” yang memiliki sumber daya yang sangat besar namun juga tanggung jawab yang sangat besar pula.

Leadership action dari kedua pembicara akan dibahas dari sisi akademik dan dari aspek pendidikan manajer rumah sakit. Apakah aksi strategis tersebut merupakan hasil dari pendidikan atau learning by doing? Pembahas adalah pengelola institusi pendidikan manajer rumah sakit di Indonesia. 

 

TUJUAN

Webinar ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi strategi kepemimpinan yanag digunakan oleh RSCM dan RSPP dalam menghadapi berbagai perubahan dan pandemi yang terjadi saat ini
2. Mendeskripsikan skills kepemimpinan RSCM dan RSPP, terutama pada aspek leading up, leading down, leading across, dan leading beyond
3. Mendiskusikan aspek akademik dalam pengembangan sense and skills of leadership manajer rumah sakit

 

 AGENDA KEGIATAN

Webinar ini diadakan pada:

Hari, tanggal       : Selasa, 30 Juni 2020

Waktu                   : Pukul 13:00 – 15:00 WIB

Rundown Kegiatan

Waktu	Kegiatan	Keterangan
12:30 – 12:55	Setting jaringan dan peralatan	Panitia
12:55 – 13:00	final check	Panitia
13:00 – 13:05	Pembukaan	Dr. dr. Andreasta Meliala, MKes MAS (Direktur PKMK UGM/Ketua Pengelola MMR UGM)
13:05 – 13:20	Sesi 1	Moderator
	paparan dari pembicara 1 Materi	dr. Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, FIHA (Direktur Utama RSCM)
13:20-13:40	Pembahasan	Dr. dr. Viera Wardhani. M.Kes., FISQua (Ketua Unit Kurikulum PS. MMRS FK Universitas Brawijaya)  Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS (MARS Universitas Hasanuddin)
13:40 – 14:00	Diskusi Sesi 1
14:00 – 14:15	paparan dari pembicara Materi	dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), MPH (Direktur Utama Pertamedika IHC)
14:15-:14:35	Pembahasan	Dr. Ede Suryadarmawan, SKM, MDM (MARS Universitas Indonesia) Dr. Djazuly Chalidyanto, SKM, MARS (MARS Universitas Airlangga)
14:15 – 14:35	Diskusi Sesi 2
14:35 – 15:00	penutup	Direktur PKMK UGM/Ketua Pengelola MMR UGM: Dr.dr. Andreasta Meliala, MKes MAS

 

NARASUMBER

1. Pembicara 1: dr. Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, FIHA, Direktur Utama RSCM
2. Pembicara 2: dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), MPH, Direktur Utama Pertamedika IHC
3. Pembahas:
   1. Ede Suryadarmawan, SKM, MDM,Ketua Pengelola MARS UI
   2. Djazuly Chalidyanto, SKM, MARS,Ketua Pengelola MARS Universitas Airlangga
   3. Syahrir A. Pasinringi, MS,Ketua Pengelola MARS Universitas Hasanuddin
   4. dr Viera Wardhani, M. Kes,Ketua Pengelola Universitas Brawijaya
4. Moderator: Dr. Andreasta Meliala, MKes MAS, Direktur PKMK UGM/Ketua Pengelola MMR UGM

 PESERTA

1. Praktisi manajemen rumah sakit dari berbagai jenis, kelas, dan kelompok rumah sakit
2. Dewan pengawas rumah sakit
3. Peneliti dan konsultan manajemen rumah sakit
4. Mahasiswa Magister Manajemen Rumah Sakit dari berbagai universitas

 

 Acara ini terbuka untuk umum, silakan ikuti melalui:

Registration URL: https://attendee.gotowebinar.com/rt/7366101592276357899

Webinar ID: 391-827-619

 

 Livestreaming: https://bit.ly/streamingPKMK

Webinar

Stunting Intervention in Indonesia: Leaving no child behind by 2030, Can We ?

In the Context of COVID-19 Pandemic

Community of Practice for Health Equity

June 18, 2020

 

 Preface

Stunting is widely known as impairment of growth clinically shown through the short stature of a child compare to his age.  Stunting is measured by a height-for-age z-score of more than 2 standard deviations below the World Health Organization (WHO) Child Growth Standards median. Child stunting can happen in the first 1000 days after conception and is related to many factors, including socioeconomic status, dietary intake, infections, maternal nutritional status,  micronutrient deficiencies,  environment and  inadequate psychosocial stimulation a child receives during development period. Child stunting also has a higher risk of suffering from chronic illness in his adult life. In fact, stunting and other form of malnutrition estimated to contribute to the reduction in 2-3% of Gross Domestic Product (GDP) annually.  Therefore, the diagnosis and intervention are crucial during the first 1000 days of life.

Despite robust economic growth, more than one in three Indonesian children under five or around 9 million  suffered from chronic malnutrition according to the result of Basic Health Reseach (Riskesdas) 2018. This number is very high compared with other countries and according to WHO standard is categorized very high. In fact, Indonesia has the fifth largets number of stunting children in the world.  As a lower middle income country with significant percentage of population fall to lower socioeconomic group, there are many families in rural area within the country that lack of  knowledge, access as well as facilities to prevent stunting. Tackling stunting in Indonesia require not only identifying the technical intervention that could be used to prevent and cure the disease, but also it is necessary for the government and private organization to work together to support such intervention overcoming the socioeconomic barrier that many families, especially those that live in rural area faced in Indonesia. The new 2017-2021 National Strategy to Accelerate Stunting Prevention (StraNas Stunting) aims to reduce these high stunting rates across Indonesia through better coordination and aligning incentives across national, regional, and local government. It plans to use resources efficiently for the highest burden areas and scale up successful interventions.

 Nevertheless, this COVID-19 pandemic will make possilbe for increasing number of stunted children in Indonesia.   It could be predicted that the target on reducing stunting to 14 percent is difficult to achieve.   Posyandu is no longer operate in this pandemic time and health workers in the puskesmas are also impacted of COVID-19.   In this time, it is feared that the national program for reducing stunting and tackling malnutrition cannot be carried out properly. On the other hand, the issue of refocusing programs fund can be reduced for the implementation of national stunting programs.  An emergency response can be completed within few months, but post-pandemic handling can be long-lasting and is directly related to economic recovery.  The longer the treatment, the greater the negative impact on the nutritional status of children and pregnant women.  Preparation and during the new normal are also a special concern related to stunting.

The webinar will discuss the intervention that could be done within the first 1000 days of life. Such interventions will be divided into two categories;  nutrition  specific intervention that address immediate and some intermediate casues of malnutrition; and nutrition sensitive intervention of other sectors that incorporate nutrition objectives which involve improving the condition of a community as a whole to solve the problem. Those interventions will be discussed through three standpoints in this webinar; 1000 Days Fund, a NGO with mission to end stunting in Indonesia; UNICEF, the role the organization in supporting Indonesia government reduce stunting; and lastly the the government of Indonesia strategy in addressing and preventing stunting in Indonesia, which is delivered by Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

 

Purpose

1. Understanding stunting intervention including in rural area setting.
2. Understanding the government strategy in addressing and reducing stunting in the context of COVID-19 pandemic.
3. Discussing innovative solution and contribution to reduce stunting for social responsibility and equity.
4. Promote virtual discussion forum for equity practitioners (Community of Practice for Health Equity).

 

Day and date    : Thursday, 18^th June 2020

Time                   : 10.00 – 11.30 AM (GMT+7)

Phone                : 62 274 549425

Link Webinar                   : https://attendee.gotowebinar.com/register/5730055777358873103

Webinar ID                      : 517-070-779

 

 Targeted Audience 

1. Ministry of Health.
2. Provincial and District Health Officers.
3. Non Governmental Organization focusing in health.
4. Lecturers.
5. Students.
6. Researchers.
7. Health equity practitioners.

 

Resource Persons 

 

 Detail Rundown

Time	Topics	Resource Person
10.00 – 10.05	Opening remark	Nila Tanzil
10.05 – 10.25	Stunting Intervention in Rural Area Materi	Zack Petersen
10.25 – 10.40	National Strategy for Acceleration of Stunting Prevention and Reduction in the context of COVID-19 pandemic Materi	Elan Satriawan
10.40 – 10.55	Expert Discussants Materi	Sri Sukotjo
10.55 – 11.25	Open Discussion
11.25 – 11.30	Closing remark and  conclusion	Nila Tanzil

 Information

Webinar

Managing Covid-19 Crisis to Give Fair and Equitable Services for The Vulnerable  

Community of Practice for Health Equity

April 16, 2020

 

 Preface

Transparency and trust.  Two words that are really needed now in Covid-19 condition.  As Covid-19 pandemic have caused chaos throughout countries around the globe, authorities have taken necessary precaution to prevent the worsening of condition by slowing down the number of incidence and morbidity due to the disease. In the era of digitalization, various kind of information can be easily accessed by anyone at any given time. Such condition will easily lead to mass confusion and susceptible for spread of misinformation among the people. Therefore, it is of crucial importance for those with jurisdiction such as the WHO and the governments to provide guidance and reliable information to prevent unnecessary fear and hysteria. However, in Indonesia, there are lack of transparency of information given to the citizens through out the country. With no definite epidemiology data of the disease, people may either underestimate the severity of the situation in their local area and may further spread the disease, or overestimate the scale of the local outbreak which subsequently hinder their productivity. 

The situation can be more detrimental to those who belong to lower socioeconomic group or located in remote geographical area where they have limited access to trusted source of information to obtain latest information in regard to the diseases. In addition, people with lower educational level also will be more prone to fall into hoax information and will be more vulnerable to the disease.  Ideally, current condition could have significantly improved if only the government act fast and respond accordingly. Honest information and data could have been given to capable microbiologists, clinicians, psychologists and most importantly epidemiologists to assess the situation together.   The role of epidemiologists is greatly contribute in term of this pandemic situation, where the result will be distributed to the citizens so they can act accordingly based on the situation report of their local environment, unlike the reality of the circumstances we have today where people are afraid to step out of the house due to the lack of information.   By identifying causes of disease, determining the health status of populations and the targets of public health interventions can be used to advocate policy and develop public health interventions based on evidence based.

Beside, need of trusted source of information for citizens, our frontliners are also facing limitness in logistic.  These are happened in big cities, urban areas.  How about our frontliners in rural areas even in remote geographical areas?  How about our vulnerable people especially in those remote area?  Did they concern about their healthy related this virus?  Are they able to reach health facilities to check their symptoms?  To respon this condition, surge capacity management plan is needed to manage this pandemic throughout the country.  It needs collaboration amongst government, health offices, health facilities, medics, allied health professionals, public health professionals.  Ultimately, the government should apply policies that are fair and just to protect all citizen without discrimination.  Empathy, openness, honesty, and transparency can build trust from the citizen to the government to manage this condition better. 

Addresing this crisis,  we would like to open knowledge sharing and professional discussion through webinar that will provide a great opportunity for us to discuss with public health professional from Singapore about how they manage their crisis to build cohesive, more united, and better prepareness for the next outbreak and how Indonesia need to optimally empower public health professionals to manage this surge condition to give fair and equitable services.

 

 Place and Date

Day and date    : Thursday, April 16, 2020

Time                   : 10.00 – 11.30 AM (GMT+7)

Place                  : Center for Health and Policy Management (CHPM), Research and Development Building Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, jalan Medika 1 Jogjakarta, 55281

Phone                : 62 274 549425

Link Webinar                   : https://attendee.gotowebinar.com/register/6793243937936770062

Webinar ID                      : 742-990-955

 

 Targeted Audience 

1. Ministry of Health.
2. Provincial and District Health Offices.
3. Epidemiologist and public health professionals.
4. Lecturers.
5. Students.
6. Researchers.
7. Health equity practitioners.

 

Resource Persons 

 

 Detailed Rundown

Time	Topics	Resource Person
10.00 – 10.05	Opening remark	Moderator
10.05 – 10.25	International Experience in Managing Covid-19 Crisis in Public Health Perspective Video	Jeremy Lim, MD, MPH
10.25 – 10.40	Empower Epidemiologist to Manage Surge Condition to Give Fair and Equitable Services Video	dr. Nyoman Kumara Rai, MPH, DTPH
10.40 – 11.20	Expert Discussant and open discussion Video	Dr. dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA
11.20 – 11.30	Closing remark and  conclusion	Moderator