Pengantar Perpres Nomor 77 tahun 2015 Pembaca yang budiman,
MUNAS ARSADA VII
|
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
LEAN HOSPITAL – Bagian 2 | Reportase Seminar Nasional Kegawatdaruratan Pra Rumah Sakit |
Usia Produktif Dominasi Pasien RS Jiwa
Medan. Usia produktif mendominasi pasien Rumah Sakit (RS) Jiwa Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Paling banyak pasien berusia 25 hingga 49 tahun.
Demikian diungkapkan Wadir Pelayanan RS Jiwa Prof Dr Muhammad Ildrem Dapot P Gultom. “Dari segi usia, pasien penyakit jiwa di RS kita berada dalam usia produktif. Yakni antara 25 tahun hingga 49 tahun,” ungkapnya kepada MedanBisnis, Senin (15/2) di kantornya.
Dapot menjabarkan, usia produktif tersebut berada dalam 5 klasifikasi usia. Untuk usia 25-29 tahun jumlahnya mencapai sebanyak 14%, untuk usia 30-34 tahun sebanyak 20%, usia 35-39 tahun sebanyak 17%, usia 40-49 tahun sebanyak 12% dan usia 45-49 tahun sebanyak 10%.
“Jumlahnya ada 73% dari total keseluruhan pasien. Usia terendah yakni 15-24 tahun sebanyak 11% sedangkan usia 50 tahun keatas sebanyak 16%,” jelasnya.
Dijelaskan, jumlah pasien mereka berdasarkan data rekam medik tahun 2015 mencapai 16.113 orang. Jumlah tersebut terbagi dalam 2.214 orang pasien rawat inap dan 13.899 orang rawat jalan.
Soal usia produktif tadi, sambung Dapot, banyak alasan menjadi penyebab gangguan jiwa itu sampai terjadi. Diantaranya karena persoalan ekonomi dan juga tekanan dalam psikologi sosial.
Namun Dapot mengutarakan, faktor genetik juga menjadi latar belakang mengapa seseorang dapat sampai mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan peluangnya menurut Dapot akan jauh lebih besar.
“Misalnya gagal dalam mencari pekerjaan, dan juga sekolah. Selain itu ada kerentanan terhadap psyhco social karena faktor genetik, yang peluangnya 14% apabila berasal dari 1 orang tua dan 45% jika berasal dua orang tua,” paparnya.
Tak hanya disitu, lanjut Dapot, pasien di RS Jiwa itu di dominasi mereka yang pengangguran, yakni sebanyak 67,9%. Sedangkan dari jenis kelamin, kaum pria lah yang paling tertinggi, yaitu sebanyak 68% dan wanita hanya 32%. “Perempuan itu memiliki hormon estrogen progesteron, sehingga lebih cenderung terhindar dari gangguan jiwa. Sedangkan mereka yang berstatus lajang jumlahnya sebanyak 53%,” pungkasnya. (rozie winata)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Saat Rumah Sakit Terjangkit Ransomware
Jakarta – Sebuah rumah sakit di Hollywood, Amerika Serikat, menjadi korban serangan dedemit maya dan dijadikan ‘tahanan’ alias terkena ransomware.
Hollywood Presbyterian Medical Center adalah nama rumah sakit itu, yang sistem komputernya sudah offline selama seminggu ke belakang akibat serangan cyber tersebut.
Pelaku penyerangan mengunci sejumlah data milik rumah sakit dan meminta uang tebusan sebanyak USD 3,4 juta untuk membuka data tersebut, dikutip detikINET dari BBC, Selasa (16/2/2016).
Akibatnya, kini operasional di rumah sakit itu kembali ke zaman kertas, karena sistem komputernya tak bisa digunakan. Hal ini disebut membuat frustrasi para staf rumah sakit.
Para pasien pun terkena imbasnya, karena setiap hasil tes kesehatan yang dilakukan di rumah sakit itu harus diambil secara personal, padahal biasanya hasil tes tersebut akan dikirimkan menggunakan email.
Pihak rumah sakit sudah mengakui adanya serangan tersebut, namun belum berkomentar soal uang tebusan yang diminta oleh si penyerang. Mereka hanya memastikan bahwa si hacker belum mengakses informasi personal milik pasien rumah sakit tersebut.
Menurut mereka pun serangan ini dilakukan secara acak, bukan sengaja dilakukan untuk menyerang Hollywood Presbyterian Medical Center. Sementara investigasi untuk menemukan si penyerang saat ini dilakukan oleh para ahli forensik komputer, FBI dan Polisi Los Angeles. (asj/ash)
Sumber: detik.com
Kemenkes RI Nyatakan RSUD Dumai Lulus Tipe B
DUMAI, RIAUGREEN.COM – Perjuangan RSUD Kota Dumai menjadi rumah sakit terunggul pesisir Provinsi Riau bakal segera terwujud karena tim survei Kemenkes RI menyatakan lulus naik status tipe B yang akan ditetapkan Gubernur Riau.
“Dalam waktu dekat ini RSUD Dumai akan segera menyandang tipe B dan kita hanya menunggu SK Gubernur Riau,” kata Direktur RSUD Dumai dr Syaiful, Senin (15/2).
Dikatakan, tekad untuk menaikan status rumah sakit dari tipe C menjadi tipe B tersebut adalah bagian perjuangan panjang yang telah dimulai para pimpinan rumah sakit sebelumnya.
Meski secara bertahap, rumah sakit ini dari tahun ke tahun terus berbenah dan melengkapi diri untuk memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditentukan, seperti tenaga administrasi dan akuntansi, paramedis dan dokter spesialis hingga peningkatan infrastruktur dan fasilitas pelayanan.
Menyongsong tipe B tersebut, lanjut dia, banyak terobosan yang telah dilakukan dan tidak sedikit pula dihargai dengan prestasi oleh berbagai pihak.
Diantaranya dijadikannya RSUD Kota Dumai pengimplemetasian Sitem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIM RS) oleh Kemenkes RI, rumah sakit rujukan regional untuk kawasan Siak, Rohil dan Bengkalis, dan berkali-kali dinobatkan sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak (RSSIA) terbaik di Provinsi Riau.
Dia menambahkan, bentuk perbaikan pelayanan di rumah sakit juga dalam bentuk segera akan diresmikan pemakaian gedung baru sebagai ruang perawatan bagi pasien, yang akan difungsikan secara bertahap.
“Tahap pertama ini, pelayanan rawat inap dilakukan di lantai I dengan kapasitas sebanyak 70 tempat tidur dan sudah dilengkapi berbagai fasilitas dan alat kesehatan untuk mengurangi tingkat antrian pasien,” jelasnya.
Dia berharap berbagai capaian prestasi dan terobosan yang dilakukan di rumah sakit tersebut berimplikasi positif terhadap meningkatnya kinerja dan kekompakan seluruh petugas di rumah sakit serta menjadi penyemangat dalam memberikan pelayanan kesehatan prima bagi masyarakat.
“Kita juga berharap status Tipe B ini segera terwujud, tentunya itu akan menjadi kado terindah bagi kita di usia RSUD Kota Dumai yang kini genap 17 tahun,” ungkapnya. (jak)
Sumber: riaugreen.com
Ketersediaan Kamar di Rumah Sakit Ini Bisa Dipantau Lewat Software
PALEMBANG — Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan, membuat sebuah perangkat lunak (software) pemberi informasi ke masyarakat mengenai ketersediaan kamar perawatan. Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan Rumah Sakit Dr Mohammad Husin (RSMH) Palembang, Dr Alsen mengatakan perangkat lunak tersebut akan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkini tanpa perlu datang ke rumah sakit karena sistem dibuat dalam jaringan (online).
“Saat ini tim teknologi informatika RSMH sedang bekerja membuat software-nya. Targetnya pada tahun ini sudah bisa digunakan masyarakat,” kata dia, Selasa (16/2).
Ia tidak menyangkal bahwa masyarakat sering kesulitan untuk mendapatkan kamar perawatan karena ketika dibutuhkan dalam keadaan penuh. Namun, tidak dapat dipungkiri juga terkadang di rumah sakit lain justru sedang kosong. RSMH berharap software ini dapat terhubung ke rumah sakit lain di Sumsel.
Sementara itu, Pemerintah Kota Palembang saat ini sedang merancang berdirinya pusat pengendalian krisis yang terintegrasi dengan rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, dan instansi terkait. Dalam pelaksanaannya, Crisis Center ini membutuhkan data kondisi terbaru dari rumah sakit ketika dihadapkan pada kejadian darurat.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Palembang Afrimelda mengatakan saat ini pemkot sedang menyiapkan berdirinya “Public Safety Center” yang akan terhubung dengan seluruh rumah sakit di Kota Palembang. “Public Safeti Center (PSC) yang akan memberikan arahan kemana korban akan dirujuk setelah diberikan pertolongan pertama di puskesmas, jika rumah sakit memiliki data terbaru mengenai ketersediaan kamar perawatan maka akan mempermudah dalam penanganan kasus darurat,” kata dia.
Sumber: republika.co.id
RS TMC Latih Kreativitas dan Imajinasi Anak
TASIK – Rumah Sakit TMC menggelar lomba mewarnai untuk siswa taman kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Atfal (RA). Marketing Rumah Sakit TMC Eka Dewi mengatakan lomba mewarnai yang diikuti 110 anak bertujuan untuk membantu mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
“Jadi disamping anak senang mewarnai dan berkreasi, anak juga jadi lebih mengenal apa itu rumah sakit dan tentunya menjadi salah satu bentuk sosialisasi RS TMC sehingga lebih dekat dengan masyarakat,” katanya kepada Radar, kemarin (14/2).
Dalam lomba yang dikerjasamakan dengan Kalbe Nutrisional Morinaga tersebut, peserta diberi kertas bergambar sketsa binatang atau pemandangan. Sketsa itu kemudian diwarnai dengan komposisi sesuai imajinasi masing-masing. Menurut dia, selain melatih imajinasi, lomba mewarnai juga membantu anak belajar berkompetisi dan percaya diri.
“Dengan lomba ini juga kita bisa melihat bagaimana perkembangan anak. Mulai dari anak mencocokkan warna dengan gambar, juga ketelatenan anak saat mewarnai sehingga menjadi rapi dan indah. Juga rasa tanggung jawab dan mau belajar anak untuk terus mengembangkan potensinya,” ungkap dia.
Eka berharap pelaksanaan lomba mewarnai benar-benar memberikan manfaat bagi anak dan membuat kreativitas serta imajinasi mereka terasah.
Terpisah, Djeni Mualimah, busines refresentatif Kalbe Nutrisional menuturkan lomba mewarnai membantu anak menggali potensi multiple inteliigence pada diri masing-masing. Sehingga kecerdasan visual spatial mereka bisa terlatih. “Harapan kami, anak-anak yang ikut lomba menjadi generasi platinum, anak yang memiliki multi talen dan juga cerdas,” harapnya.(ais)
Sumber: radartasikmalaya.com
Rumah Sakit di Jakarta Kekurangan Radioterapi Kanker
JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta akan memperbanyak peralatan radioterapi untuk pengobatan penderita kanker. “Saat ini rumah sakit pemerintah di DKI baru punya 40-an unit, sedangkan idealnya 800 unit,” ujar Gubernur Ahok saat meresmikan peringatan Hari Kanker Anak Internasional di halaman Balaikota, Senin (15/2/2016) malam.
“Kami juga segera membangun RS Kanker di sebelah RS Sumber Waras, agar pelayanan kesehatan terhadap penderita kanker lebih baik,” kata Ahok pada acara yang diselenggarakan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Acara tersebut dihadiri dari perewakilan Menkes, WHO, segenap pejabat DKI dan sejumlah artis ibukota, seperti Indra Bekti, Farhan, puluhan anak penderita kanker dan lainnya.
Ketua YKAKI, Ira Soelistyo menyatakan peringatan ini diselenggarakan serempak di delapan kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogya, Bali, Makassar, Manado dan Makassar. “Pada puncak acara ini kami melakukan aksi ‘light it up gold’ atau menyinari warna emas ikon kota. Kalau di Jakarta, menyinari puncak Monas,” ujar Ira. Menurutnya yayasan yang dikelolannya memiliki delapan rumah singgah untuk anak penderita kanker.
Khususnya rumah singgah di Jakarta sudah menangani sekitar 600 anak. “Tapi 30 persennya sudah tak tertolong lagi karena terlambat penangannya,” ungkap Ira sambil menambahkan Pemprov DKI telah menghibahkan lagi rumah singgah tiga lantai berkapasitas 50 tempat tidur.
“Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Pak Ahok yang telah mempelopori kegiatan ini sehingga diikuti tujuh kota lainnya,” kata Ira. Menurutnya, puskes di seluruh DKI juga sudah mampu mendeteksi dini anak penderita kanker. “Puskes di daerah lain belum mampu,” pungkasnya. (Joko/PNJ-50/ruh)
Sumber: poskotanews.com
Pemilik RS Medika Dramaga Kumpulkan Aparat Pemerintahan
BOGOR – Permasalahan yang kerap dikeluhkan warga Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, terhadap Rumah Sakit Medika Dramaga (RSMD) ditanggapi pemilik rumah sakit, Supriyadi. Supriyadi pada Sabtu lalu mengumpulkan para penjabat yang ada di wilayah, termasuk kepala Desa Dramaga untuk membahas permasalahan yang dikeluhkan warga.
Supriyadi menuturkan, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan sudah berjalan selama lima tahun, tentunya tak lepas dari dukungan dan peran serta masyarakat sekitar. Sehingga dengan adanya persoalan yang terjadi dan banyak dikeluhkan masyarakat sekitar akan diperbaiki pihak rumah sakit. Salah satunya dengan mengundang pemangku kepentingan yang ada di wilayah dan duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang terjadi, termasuk bersama-sama meninjau langsung kondisinya.
“Ke depannya kita harapkan setiap adanya masalah seefektif mungkin bisa diselesaikan. Apalagi permasalahan dengan lingkungan sekitar. Tentunya kita tidak mau merugikan masyarakat,” urainya.
Terkait masalah limbah rumah sakit yang diduga dibuang ke kali, menurut Supriyadi, hal itu tidak benar. Karena pihak rumah sakit memiliki pengolahan limbah sendiri dan selalu dilaporkan ke Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor per tiga bulan sekali. Untuk rencana peluasan rumah sakit ke wilayah Kabupaten Bogor, kata Supriyadi, saat ini pihaknya baru mengajukan izin lokasi. ”Rencananya area tersebut akan dijadikan tempat parkir kendaraan,” tuturnya.
Sementara itu, Staf Kelurahan Margajaya, Ujang Fajri mengatakan, ketika bertemu pihak rumah sakit, semua keluhan yang masyarakat sampaikan, termasuk melakukan peninjauan langsung saluran limbah yang tersumbat yang menyebabkan bau sampah telah ditampung. “Tak terkecuali masalah perluasan rumah sakit yang nantinya akan berdampak banjir ke wilayah RT 02/05. Pihak rumah sakit harus memperhatikan hal tersebut,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Dramaga, Yayat Supriyatna. Lewat pertemuan itu, pihak desa mengajukan sembilan usulan yang harus diperhatikan pihak rumah sakit. Salah satunya perluasan tersebut tidak boleh merusak tata kelola Kali Cibungur yang nantinya menimbulkan banjir tahunan dan akses jalan umum. Mengingat ases jalan tersebut sangat penting dan banyak digunakan masyarakat. “Kita harapakan adanya rumah sakit bisa berdampak positif,” tutupnya. (ads/b/ram/wan)
Sumber: metropolitan.id
Direktur RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja: Kerja Keras Tata Rumah Sakit
BATURAJA – Kondisi RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja di ini sudah jauh berubah dari sebelumnya.
Penampilannya sudah lebih teratur. Higienis dan rapi. Ada taman di beberapa sudutrumah sakit.
Direktur RSUD Dr Ibnu Sutowo Dr Rina Diana Rahman kepada Sripoku.com, Senin (15/2/2016), mengaku butuh kerja ekstra keras untuk menata rumah sakit supaya lebih Higienis.
”Awalnya sulit sekali, namun semua wajib bertekad untuk berubah Jadi lebih bagus,” Perkataan Dr Rina seraya menambahkan di ini sudah banyak perubahan.
Keluarga pasien yang selama ini “boyongan” ke rumah sakit apabila ada keluarga dirawat di ini sudah lebih tertib.
Keluarga yang menunggu dibatasi dan jam besuk juga diatur seusai jadwal.
Diakui Dr Rina, untuk berubah Jadi lebih bagus memang tak mudah, namun apabila mempunyai tekad yang kuat maka semua akan Jadi lebih mudah dan hasilnya untuk kebaikan bersama.
Bahkan rumah sakit Dr Ibnu Sutowo Baturaja ini sudah mendapat pujian dari para dokter sepesialis senior dari Jakarta dan kota besar lainnya di tanah air.
Sumber: mediainfofb.com
Rumah Sakit Keliling Mitra Pertama di Indonesia
Mitra – Dua unit mobil Rumah Sakit (RS) Keliling milik Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) akan segera dioperasikan setelah diresmikan Megawati Soekarno Putri, Senin (15/2/2016) di Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Pada peresmian tersebut, Presiden ke V Republik Indonesia itu berpesan, pelayanan RS keliling pertama di Indonesia tersebut benar-benar digunakan untuk melayani masyarakat.
“Ini katanya merupakan kendaraan Rumah Sakit keliling pertama di Indonesia, karena itu keberadaan dari kendaraan tersebut harus benar-benar diketahui oleh masyarakat, sehingga ketika terjadi penanganan kesehatan cepat dilakukan tindakan,” pesan Megawati. (rulansandag)
Sumber: beritamanado.com