Jakarta–Hikmah (1 tahun 3 bulan) menderita gizi buruk dan sakit paru-paru. Genap 2 minggu dirawat di RSCM, bayi malang itu meninggal dunia.
“Tolong walau kita orang nggak mampu harus ditangani secepat mungkin. Jangan menunggu biaya dulu. Yang penting untuk kesehatan anak,” kata ayahanda Hikmah, Parjo (33). Harapan itu disampaikan Parjo saat jumpa pers di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2013). Parjo yang mengenakan kemeja warna coklat itu didampingi Nora, seorang pengajar pemulung dan Tommy Albert dari LBH Jakarta. Raut wajah Parjo sangat sedih. Ia mengatakan buah hatinya menghembuskan nafas terakhir setelah 2 minggu kepergian sang istri Soimah untuk selamanya. “Istri saya meninggal tepat saat Hikmah dibawa ke RSCM yaitu 12 Februari 2013,” ujar Parjo lirih dan terbata-bata. Nora menceritakan kisah pilu yang dialami Hikmah. Nora mengajar anak-anak pemulung, termasuk kakak Hikmah, Tasya. 12 Februari 2013 Nora melihat tubuh Hikmah sangat menggenaskan, hanya terbalut tulang dan kulit. Ia membawa Hikmah ke puskesmas setempat. Waktu itu, Parjo tidak tahu karena sedang membawa istrinya Soimah (41) yang menderita penyakit gula ke rumah sakit Islam. Hikmah kemudian dirujuk puskesmas ke RSCM. Bayi malang itu dibawa ke IGD setelah menunggu 5 jam. “Ada debat dulu sedikit tetapi saya tetap ngotot memasukkannya ke IGD. Karena katanya untuk pengobatan harus ada surat jaminan,” kata Nora. “Pak Parjo tidak punya KTP. Saya kemudian minta tolong paman Hikmah, Dariman, yang punya KTP Jakarta untuk mengurus KJS. Hikmah akhirnya mendapat penanganan. Hikmah menderita gizi buruk dengan berat badan 3 kilogram. Selain itu, Hikmah menderita infeksi paru-paru dan susah nafas. Hikmah diberi oksigen 8 liter. Namun ukuran oksigen terlalu besar karena badan Hikmah tidak seberat anak seusianya. “Mungkin nggak masuk full,” kata Nora. Hikmah akhirnya dirawat inap selama 3 hari. Setelah 10 hari ada kenaikan berat badan, menjadi 4,1 kilogram. Tetapi, 3 hari kemudian menjadi 3,8 kilogram. “Hari ini menurun menjadi 3,7 kilogram. Persoalannya, oksigennya pernah diturunkan menjadi 1 kilogram. Saya protes sama dokter kemudian diganti 8 kilogram,” kata Nora. 26 Februari 2013 Nora menerima telepon dari dokter RSCM yang mengabarkan agar Hikmah dipindah ke RS yang ada NICU-nya karena di RSCM sudah penuh. “Tetapi pukul 09.00 WIB, diberitahu Hikmah sudah meninggal. Jadi menurut kami, penanganannya sangat lambat,” kata Nora. Tommy Albert dari LBH Jakarta berharap Hikmah menjadi bayi terakhir yang menderita gizi buruk. “Kami berharap Hikmah menjadi bayi yang terakhir. Jangan ada lagi bayi dengan gizi buruk. Kami meminta RSCM untuk memperbanyak fasilitas kesehatan khususnya ICU dan NICU,” kata Tommy. Selain itu, Tommy meminta hak-hak Parjo untuk segera dipulihkan. “Saat ini, Parjo kebingungan mencari ambulans untuk membawa ke Jawa agar Hikmah dimakamkan di samping makam ibunya,” ujar Tommy. Jenazah Hikmah dibawa ke rumah duka di kawasan pemulung di Kompleks Departemen Pangan, Rawa Sari, Jakarta Pusat. Pihak RSCM sudah coba diklarifikasi detikcom. RSCM belum bisa memberikan keterangan. Hanya saja informasi diperoleh bahwa RSCM akan melakukan jumpa pers. Namun hingga pukul 17.30 WIB, jumpa pers belum digelar. Sumber: news.detik.com |
–———————————————- ———————————————– > Penyusunan Rencana Strategis untuk RS > Pelatihan Sistem Akuntansi Rumah Sakit berbasis SAK > Aplikasi Sistem Billing dan Rekam Medis Berbasis Open System
|
Berita Sebelumnya: ——————– Posted on: Selasa, 26-02-2013 Anggota DPR : Rumah Sakit Swasta Cuma Cari Untung Posted on: Selasa, 26-02-2013 Seminggu, Pasien Usus Buntu Tidak Ditangani RSU Posted on: Selasa, 26-02-2013 Menkes Periksa Fasilitas Yankes Rumah Sakit Posted on: Senin, 25-02-2013 |
|
Aktivitas Mutu Klinis —– Aktivitas Mutu Keperawatan —- Manajemen SDM —– Manajemen Keuangan —- Manajemen Fisik —– Hukum Kesehatan
Manajemen Teknologi Informasi —– Asuransi Kesehatan —– Manajemen Pemasaran —– Strategi, Struktur & Budaya Organisasi |
RS Provinsi Banten Beroperasi April 2