Jakarta, Suntikan testosteron tidak hanya dapat mengatasi masalah rendahnya libido pada pria tetapi juga dapat melindunginya dari beberapa penyakit. Sebuah studi menunjukkan bahwa suntikan hormon seks pria tersebut dapat meningkatkan kebugaran, suasana hati dan bahkan melindungi pria dari penyakit jantung.
Testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis dan bertanggung jawab terhadap pengembangan karakteristik seksual pria, seperti mempertahankan massa otot, menjaga kesehatan tulang, membantu tubuh memproduksi sel darah merah, dan meningkatkan suasana hati.
Kadar hormon seks pria tersebut akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Ketika pria telah berusia separuh baya, kadar hormon seksnya akan menurun hingga 40 persen yang dijuluki dengan ‘menopause’ pada pria.
Pria yang kadar hormon testosteronnya sangat rendah yang tidak disebabkan oleh penuaan atau mengalami kondisi kekurangan hormon testosteron (hipogonadisme), tidak akan mendapatkan manfaat perlindungan oleh hormon testosteron secara optimal.
Para ahli percaya bahwa pria dapat mendapatkan perlindungan terhadap penyakit jantung dengan cara meningkatkan kadar testosteronnya. Hal ini mungkin juga dapat menawarkan keuntungan lain yaitu pria tidak lagi membutuhkan viagra untuk mengatasi masalah seksualnya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dapat dibantu dengan terapi penggantian testosteron seperti patch, suntikan dan gel kulit, krim, dan kapsul oral. Telah banyak klinik swasta yang menawarkan layanan terapi menopause pria, yang dapat dijadikan alternatif mencegah serangan jantung.
Dalam sebuah studi tahun 2002 yang melibatkan 930 pria dengan penyakit jantung koroner, peneliti mengukur tingkat testosteron peserta dan terus memantau kondisi kesehatan peserta penelitian selama masa studi 7 tahun.
Peneliti juga melakukan terapi suntik hormon testosteron kepada sekelompok peserta, dimana penurunan testosteron lebih terkendali hingga 10 persen setelah menjalani perawatan. Selama masa studi tersebut, peneliti telah mencatat bahwa satu dari lima peserta yang tidak mendapatkan terapi suntik testosteron meninggal karena penyakit jantungnya.
“Pria yang berisiko tinggi terhadap diabetes dan penyakit jantung akan terbantu dengan terapi penggantian testosteron,” kata Profesor Kevin Channer, dari departemen kardiologi di Sheffield Royal Hallamshire Hospital, seperti dilansir health.india, Senin (10/12/2012).
Tetapi para peneliti juga menemukan bahwa ada risiko dari terapi penggantian hormon testosteron, yaitu termasuk kanker prostat. Sehingga masih diperlukan kajian ulang mengenai seberapa banyak suntikan testosteron yang diperlukan oleh pasien penyakit jantung agar tetap aman.
Sumber: health.detik.com