Sistem shift 24 jam dan beban kerja yang tinggi seringkali membuat perawat kesulitan menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kehidupan pribadi, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental, kepuasan kerja, serta kualitas layanan kesehatan yang diberikan. Menggunakan model sosio-ekologis sebagai panduan, tinjauan ini mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Faktor-faktor ini mencakup tingkat individu dan interpersonal hingga tingkat komunitas dan organisasi.
Dua belas studi ini dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia, Jepang, Uganda, Bangladesh, Turki, Spanyol, Thailand, Malaysia, Yordania, Korea Selatan, dan Australia. Kebijakan yang mendukung fleksibilitas kerja, peningkatan kesejahteraan, dan dukungan sosial yang optimal diperlukan untuk memastikan perawat dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan.