Rumah Sakit sudah masuk di era tidak bisa menunggu pasien datang sendiri, namun harus melakukan strategi “jemput bola”. Hal ini terjadi karena persaingan semakin ketat, banyak rumah sakit yang menyediakan layanan tidak hanya fokus pada pelayanan, namun mulai memberikan value added, baik pelayanan maupun fasilitas lainnya. Situasi pelayanan klinis saat ini juga semakin berkembang. Dulu pasien dilayani hanya dengan satu dokter dari satu disiplin ilmu, didukung dengan tenaga kesehatan lain, seperti perawat, analis, apoteker, gizi, dan sebagainya. Namun saat ini, integrasi tidak hanya dilakukan antar tenaga medis dan tenaga kesehatan, namun juga integrasi antar dokter spesialis yang berbeda (multidisiplin), sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien lebih komprehensif. Ketika dulu hanya satu dokter yang menangani pasien, keputusan terbesar ditawarkan oleh dokter terkait. Namun, jika dilakukan integrasi multidisiplin, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan shared decision making. Dengan menggunakan pendekatan ini, harapannya kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatannya lebih terpenuhi, terutama jika pasien termasuk tergolong dalam pasien komorbid.
Personalized care merupakan jenis pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Dalam mewujudkan personalized care, dilakukan kolaborasi antara tenaga medis, tenaga kesehatan dan pasien untuk mendiskusikan kasus dan perawatan apa saja yang mungkin dilakukan, disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas pasien. Dalam hal ini, dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk keberhasilan perawatan. Pelayanan yang dilakukan juga tidak hanya untuk mencapai kesembuhan atau menghilangkan keluhan pasien, namun diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang holistik, termasuk perubahan perilaku, mengembangkan kemampuan motorik atau sensorik pasien, hingga meningkatkan kemampuan sosial untuk beraktifitas sehari–hari. Rencana perawatan selalu dicatat, sehingga baik pasien maupun pemberi layanan kesehatan dapat selalu meninjau perkembangan yang dialami pasien, proses yang dilalui, dan outcome apa saja yang sudah tercapai.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mewujudkan personalized care meliputi penyusunan rencana perawatan pasien, dimulai dari observasi kondisi awal pasien, meliputi pemeriksaan keluhan, menggali riwayat penyakit sebelumnya, serta memberikan edukasi awal pada pasien terkait dengan preferensi perawatan yang mungkin akan dilakukan. Berikutnya, kasus tersebut didiskusikan bersama tim multidisiplin untuk membahas rencana perawatan yang disesuaikan dengan preferensi pasien tersebut. Tahap kedua, care manager melakukan koordinasi terkait dengan perawatan pasien, mulai dari pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan, aktifitas mandiri, pertemuan tim untuk membahas kasus pasien, sistem rujukan, hingga follow up. Selain itu, seluruh anggota tim bertanggung jawab untuk selalu meninjau perkembangan kondisi pasien, menyesuaikan perawatan jika diperlukan, memberikan dukungan untuk pasien dapat melakukan aktifitas mandiri, serta mampu memberikan motivasi pasien untuk mencapai outcome yang diharapkan. Dalam setiap tahapnya, peran keluarga sangat dibutuhkan. Selain emotional support, keluarga pasien juga berperan penting dalam proses edukasi, dan pengambilan keputusan klinis. Pasien juga berperan sebagai sumber informasi terkait kondisi pasien yang sangat dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis dan penyusunan rencana perawatan. Personalized care ini tidak hanya membantu menciptakan outcome klinis yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, namun studi sebelumnya terkait dengan implementasi individualized care plans untuk menurunkan durasi rawat inap (length of stay/ LOS) dan angka readmisi pasien Sickle Cell Disease membuktikan bahwa LOS menurun secara signifikan (1.23 hari) dan angka readmisi pasien di rumah sakit berkurang hingga 34% pasca dilakukan personalized care.
Referensi :
Menear, M., Girard, A., Dugas, M., Gervais, M., Gilbert, M., & Gagnon, M. P. (2022). Personalized care planning and shared decision making in collaborative care programs for depression and anxiety disorders: A systematic review. PLoS One, 17(6), e0268649. Accessed by : https://doi.org/10.1371/journal.pone.0268649
Welch-Coltrane, J. L., Wachnik, A. A., Adams, M. C., Avants, C. R., Blumstein, H. A., Brooks, A. K., … & Hurley, R. W. (2021). Implementation of individualized pain care plans decreases length of stay and hospital admission rates for high utilizing adults with sickle cell disease. Pain Medicine, 22(8), 1743-1752. Accessed by : https://doi.org/10.1093/pm/pnab092