Employee engagement atau keterlibatan karyawan adalah sebuah pola pikir yang positif terkait pekerjaan, dimana secara fisik, mental, dan emosional, seorang staf terhubung dengan pekerjaan mereka. Bila keterlibatannya baik, para staf akan memiliki keterikatan emosional, rasional, dan perilaku yang kuat terhadap pekerjaan dan institusi mereka.
Salah satu model teori keterlibatan staf dikemukakan oleh Kahn. Di dalam model tersebut, dijelaskan bahwa ada 3 kondisi psikologis yang mempengaruhi tingkat keterlibatan tersebut, yaitu makna, keamanan, dan ketersediaan pekerjaan. Keterlibatan staf di dalam bidang kesehatan dapat diartikan sebagai pengalaman bahagia dan penuh dengan makna (joy and meaningfullness). Model keterlibatan Kahn menjelaskan bahwa para staf di lingkungan kesehatan harus menganggap pekerjaan mereka aman dan memiliki sumber daya yang memadai agar memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi. Terdapat banyak gagasan yang mengaitkan antara tingkat keterlibatan staf di rumah sakit dengan mutu dan keselamatan pasien yang mereka tangani.
Di Amerika Serikat, terdapat istilah “The Triple Aims“, yang berarti untuk meningkatkan sistem kesehatan, maka diperlukan fokus simultan pada 3 hal: peningkatan pengalaman pasien, peningkatan kesehatan masyarakat, dan pengurangan biaya layanan kesehatan. Saat ini, AS sudah bergerak menuju “The Quadruple Aims”, dimana terdapat penambahan aspek peningkatan kehidupan kerja untuk staf kesehatan. Hal ini bisa dinilai dari keterlibatan dan keselamatan di tempat kerja.
Terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan staf kesehatan dan keselamatan pasien, namun kekuatan hubungan ini bervariasi. Peneliti juga melihat keterlibatan staf kesehatan sebagai salah satu prediktor pari keselamatan pasien. Dalam penelitian ini, keterlibatan staf kesehatan diidentifikasi memiliki ‘peran protektif’, dimana keterlibatan staf kesehatan akan melindungi keselamatan pasien supaya tidak dirugikan oleh peristiwa eksternal. Tingkat keterlibatan staf kesehatan yang lebih tinggi juga terkait dengan peningkatan dalam indikator keselamatan pasien, seperti large-scale adverse event (LSAE), 7-day mortality, dan kesalahan medis.
Pada penelitian lainnya, disimpulkan bahwa keterlibatan staf kesehatan adalah salah satu mediator keselamatan pasien. Peneliti menjelaskan bahwa akses terhadap sumber daya profesional di tempat kerja, serta faktor gaya hidup eksternal, meningkatkan kinerja anggota staf kesehatan di tempat kerja, dan komitmen mereka terhadap institusi dan keselamatan pasien. Peneliti lain menyampaikan bahwa berbagai kebijakan manajemen SDM memberikan sumber daya bagi staf kesehatan. Hal ini berdampak pada peningkatan indikator kinerja layanan kesehatan, dalam kualitas dan keselamatan melalui keterlibatan staf kesehatan.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak pasti dari keterlibatan karyawan terhadap keselamatan pasien masih dalam tahap awal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi area investasi sumber daya potensial yang harus dipertimbangkan oleh manajer di fasilitas kesehatan di dalam upaya berkelanjutan mereka untuk meningkatkan keselamatan pasien (SR).
Referensi:
Exploring the impact of employee engagement and patient safety oleh Grace Scott , Anne Hogden, Robyn Taylor, dan Emily Mauldon. Australian Institute of Health Service Management. https://doi.org/10.1093/intqhc/mzac059