Reportase Webinar Seri ke-3
“Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”
“Hospital Cost Management System untuk Implementasi Strategi Differentiation Guna Meningkatkan Loyalitas Pasien Umum”
11 Januari 2024
PKMK FK-KMK UGM bekerjasama dengan PPAMRSI mengadakan webinar serial dengan tema “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”. Webinar series ini diisi oleh narasumber yaitu Drs. Johny Setyawan, MBA., Akt. Sementara pengantar disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro MPH., Ph.D. Pada penyelenggaraan ketiga (11/01/2024) pukul 09.30-11.30 WIB, webinar ini mengangkat judul “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Strategi Differentiation Guna Meningkatkan Loyalitas Pasien Umum”. Webinar ini diikuti oleh kurang lebih 164 perserta melalui zoom meeting dan 26 peserta melalui YouTube channel dari berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia.
Laksono menyampaikan pendanaan dari BPJS akan sangat terbatas, pada webinar sebelumnya membahas strategi low cost leadership dalam rangka mencapai efisiensi pelayanan rumah sakit. Pada webinar ini, kita akan membahas pada sisi lain yakni pendanaan rumah sakit, yakni pendanaan dari pasien non bpjs dengan memberikan layanan yang bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan layanan pasien bpjs. Dalam webinar ini akan dibahas mengenai bagaimana manajemen biaya dalam menyusun differensiasi produk pelayanan rumah sakit untuk pasien non BPJS.
Johny mengawali presentasi dengan memberikan gambaran mengenai pelayanan rumah sakit di Amerika yang memberikan informasi kepada customer terkait quality clinical outcomes dan quality medical process. Strategi diferensiasi ini harus memfokuskan kepada customer dan memberikan value kepada customer. Pasien umum/ yang membayar akan melakukan proses Find, Compare, Acquire, Transport, Store, Utilize, Dispose of, Stop. Semua proses ini harus diberikan value agar customer merasakan nilai lebih karena adanya pengorbanan biaya yang dikeluarkan.
Johny menyampaikan rumah sakit harus melihat kondisi internal dicocokan dengan kebutuhan customer. Rumah sakit harus mendiferensiasi seberapa jauh agar pengembangan diferensiasi ini tidak terlalu jauh juga. Pada rumah sakit pemerintah sering melupakan paying customer. Padahal paying customer ini seringkali pasien yang belum pernah mendapatkan layanan dari rumah sakit. Sehingga dampaknya adalah rumah sakit tidak lagi dilirik dan hanya dilewati. Hal inilah yang harus mulai dihindari. Rumah sakit harus mampu merespon kebutuhan pasien umum dengan meningkatkan value kepada pasien.
Pada customers encounter terdapat 29 fitur yang tiap fiturnya harus diberikan value yang memberikan kesan kepada customer. Biaya untuk penambahan value ini yang akan dibandingkan dengan penambahan pendapatan rumah sakit. Apakah tambahan ini dapat menutup biaya atas usaha penambahan value tersebut?.
Untuk meningkatkan strategi diferensiasi harus meningkatkan integrasi dan koordinasi. Dari planning yang sifatnya strategis sampai implementasi harus terhubung. Webinar membahas penjabaran renstra sampai pada elaborasi program. Untuk melaksanakan hal tersebut, struktur organisasi harus diubah, jangan lagi berbentuk hierarki akan tetapi harus diubah menjadi struktur lintas fungsi/ matriks. Struktur ini harus berfokus kepada produk dan memikirkan bagaimana cara meningkatkan kualitasnya agar memberikan value yang tinggi kepada customer. Harus mampu menerjemahkan strategi organisasi ke dalam taktik dan menerjemahkan ke program-program yang selanjutnya diterjemahkan pada pelayanan clinical pathway yang dielaborasikan dengan data biaya unit cost sehingga bisa menilai apakah strategi yang diambil ini mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandigkan dengan biaya yang diinvestasikan.
Penerapan strategi diferensiasi produk maka akan menambah biaya overhead langsung unit pelayanan medis yang menambah fitur-fitur customers value. Menambahkan biaya variabel jika ada tambahan jasa pelayanan, obat/ BMHP lainnya pada tindakan medis kemudian dilakukan cost roll up. Menambahkan biaya overhead tidak langsung jika mempengaruhi/ dimanfaatkan unit-unit lain dan dalam penentuan tarif nantinya dapat diakomodasi pada tambahan persentase margin. Pengendalian atas biaya ini hanya dapat dilakukan jika rumah sakit mampu untuk menghitung unit cost dan memanfaatkannya secara tepat.
Pada penutup webinar, Laksono menyampaikan bahwa webinar ini terkait dengan webinar strategi. Penetapan strategi yang dipilih apakah tetap fokus pada pasien BPJS dengan menerapkan strategi low cost leadership atau fokus pada pengembangan pendapatan atas pasien umum dengan melakukan strategi diferensiasi. Untuk menjalankan kedua strategi diatas memerlukan kemampuan analisis akuntansi biaya yang tentunya akan membantu pada proses penentuan strategi yang tepat untuk dipilih.
Reporter: Barkah W. Prasetyo (Divisi Manajemen Rumah Sakit, PKMK UGM)