Laporan dari Ho Chi Minh City, Vietnam
Oleh: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M. Sc, PhD
Laporan 8:
Pengantar:
RS adalah enterprise yang isinya adalah SDM, tugas melayani orang sakit dan sekarang berkembang juga ke arah penanganan wellness. Saat ini ada kekurangan tenaga kesehatan di seluruh dunia. Hal ini menjadi isu penting dalam agenda kesehatan. Bagaimana agar rumah sakit dapat menjaring tenaga yang berbakat?. Kemudian untuk mengembangkan reputasi termasuk reputasi RS. Ini hanya dapat dilakukan jika RS dapat menarik dan mempertahankan mereka (SDM/staf) yang berbakat. Oleh karena itu, diselenggarakan Forum Diskusi dengan judul:
How Hospitals can Attract, Retrain and Retain the Right Talents.
Chair and Moderator: Dr. Eric de Roodenbeke, CEO, International Hospital Federation (Switzerland)
Panelis:
1. Prof. Anupam Sibal, Group Medical Director, Apollo Hospitals Group (India)
2. Ms. Lilian Chew, Chief Human Resource Officer, Eastern Health Alliance and Changi General Hospital (Singapore)
3. Ms. Hsiu Chin Chen (PhD, RN), Director of Nursing, Chi Mei Medical Center (Taiwan)
Prof. Anupam Sibal, Group Medical Director, Apollo Hospitals Group (India)
Bagaimana RS mencari tenaga berbakat
untuk bekerja di dalamnya?. Bagaimana cara rekruitmennya?
Ini menjadi tantangan
berbagai lembaga.
Menurut Prof Sibal, perlu berbagai hal, antara lain:
- Ada inovasi-inovasi di berbagai lembaga non rumah sakit. Deloitte sebuah lembaga konsultan terkemuka membangun website khusus untuk menarik pekerja. Intinya rekruitmen jangan dibuat membosankan, harus ada kegairahan dalam rekruitmen.
- McLeod Health mengembangkan sistem dimana hanya orang-orang yang mempunyai “compassion” dapat masuk ke RS-nya. Ini penting agar SDM yang masuk bisa menjalankan konsep safety and quality mereka. Dalam kasus RS Apollo, ada budaya organisasi Apollo Family yang dipergunakan untuk dasar rekrutmennya, misal Great Place to Work.
- Kemudian Training and Deveopmen seperti KFC, mereka menggunakan e-learning platform. Melalui penggunaan e-learning, dapat mengubah suatu lembaga menjadi lebih baik, buktinya di Inggris KFC menjadi lembaga usaha yang terbaik. BJC Health Care di Amerika Serikat mengembangkan BJS Center for Lifelong Learning (CLL). Di dalamnya ada pelatihan untuk ketrampilan bekerja misal memiiki tanggung-jawab, komunikasi efektif, konfilk resolusi, dan perubahan yang positif. Hasil dari pengembangan ini positif; more patient focused, team oriented dan lain-lain. Hal ini juga berdampak pada retensi staf.
- Apollo Management Development Program mencakup soft skills training, computer, leadership learning dan sebagainya. Apollo bekerja sama dengan AIMS (perguruan tinggi).
- Kemudian bagaimana bakat-bakat baik untuk tetap bersama RS Anda? Contoh dari Google: mengembangkan model sesuai dengan ide masing-masing, sampai membiayai beasiswa untuk cuti sekolah. Atau dengan kata lain, ada begitu banyak dana untuk pengembangan SDM.
- CONE Health, lembaga pelayanan kesehatan mengembangkan sIstem untuk mengelola tenaga-tenaga yang hasilnya promosi internal naik dari 54% menjadi 70%. Faktanya hanya 1 orang yang pindah pekerjaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa staf betah berada di RS.
Ms. Lilian Chew, Chief Human Resource Officer, Eastern Health Alliance and Changi General Hospital (Singapore)
Meritokrasi dalam merekrut dan mengembangkan tenaga-tenaga berbakat
Apa yang disebut Meritokrasi dalam rekrutmen
dan bagaimana progress
kemajuan SDM
di lembaga berdasarkan merit?
Ms Chew menyatakan berbagai hal:
- Meritokrasi (memberikan penghargaan untuk mereka yang berprestasi) menyangkut Ketrampilan, Kualifikasi, Pengalaman, Etika Kerja sampai ke Etos Kerja di pemerintahan yang harus baik.
- Prinsip Rekruitmen di Singapore berasaskan multi nasional, multi generasi, multi ras, dan multi profesiomal. Di salah satu RS-nya, ada 25 warga negara asing yang bekerja termasuk Indonesia. Oleh karena itu SDM-nya sangat beragam.
- Ada 3 prinsip dasar dalam rekruitmen dan mengembangkan SDM yaitu: Agility, Produktivitas, dan Longevity.
- Dalam Agility diharapkan ada SDM yang stabil, kompeten (termasuk kompeten dalam komunikasi), juga flkesibel. Ada program Ready, untuk menyiapkan tenaga muda berbakat untuk berkembang. Ini merupakan program regenerasi, untuk perawat ada tingkatan-tingkatan. Sementara untuk dokter ada remunerasi sesuai dengan beban medik dan beban manajerial.
- Untuk produktivitas, dilakukan berbagai pengelolaan secara prosedur, peralatan, dan bangunan agar terjadi pengurangan heavy duty work.
- Untuk prinsip longevity dikembangkan berbagai hal sehingga membikin sumber daya yang baik terus bekerja bahkan sampai pasca pensiun. Bagi mereka yang fit dan baik ditawari program re-employment setelah usia 62 tahun. Masa kerja bisa diperpanjang dengan 5 tahun kontrak. Terjadilah Ageless work. Juga dikembangkan berbagai program agar terjadi harmoni dalam kehidupan bekerja, sosial, dan keluarga. Diharapkan terjadi wellness di kalangan pekerja.
Ms. Hsiu Chin Chen (PhD, RN), Director of Nursing, Chi Mei Medical Center (Taiwan)
Total Talent Management for Nurses.
Situasi di Taiwan dulu, sulit untuk mencari
perawat. Turn over yang tinggi
dan minat menjadi
perawat rendah.
Dengan program Total Talent Management for Nurses, kondisi saat ini berubah. Setelah 15 tahun, Turn Over Rates turun dan Vacancy Rates turun. Apa yang dilakukan?
- Mengembangkan lingkungan kerja yang positf dan ada Nursing Information System.
- Membina para pemimpin perawat, yang berada di jalur klinis (Clinical Leader) dan di jalur administrasi dengan sebaik-baiknya. Juga pengembangan perawat yang berada di jalur Pendidikan dan Latihan (dosen dan instrukur). Ketiganya dikelola untuk mengembangan Budaya Kerja keperawatan yang baik.
- Melakukan kerjasama yang baik antar Profesi, terutama antara Dokter dengan Perawat. Hubungan dengan dokter harus dibina terus.
- Memberi kesempatan kepada para perawat untuk mengikuti Konferensi-konferensi Internasional dengan didanai oleh lembaga.
- Melakukan pelatihan-pelatihan perawat dan manajer melalui pelatihan terstruktur; online education; pengembangan Pusat-pusat Ketrampilamn, dan penyelenggaraan konferensi-konferensi ilmiah.
Hasil yang bagus ini akan diteruskan dan dikembangkan di Taiwan.
Diskusi untuk Refleksi keadaan di Indonesia
Bagaimana situasi di RS-RS di Indonesia? Apakah rekruitmen dan pengembangan SDM sudah dilakukan secara benar? Ataukah masih menjadi ajang KKN (koneksi dan nepotisme), dan apakah tidak ada program pengembangan yang baik?
Mari kita diskusikan
Dear Pak Moderator,
di negara maju yang saya tahu, materi yang diajarkan pada MK SDM RS sama dengan materi yang diajarkan di manajemen umum. Ini menjadi “ah, teori…” ketika dibawa ke Indonesia. Salah satu barrier terbesarnya justru ada pada regulasi (PNS) dan corporate culture (yg mungkin merupakan salah satu dampak kronis dari barrier tersebut). Mampukah sektor kesehatan mereformasi regulasi yang berlaku nasional ini?
Dear kolega semuanya,
Topik ini membuka wawasan kita bahwa pengelolaan SDM yang telah sukses diterapkan di dunia industri, ternyata bisa diterapkan di rumah sakit.
Managing diversity, talent management, dan performance-based HR management, yang dulu sepertinya sulit diaplikasikan di rumah sakit, terbukti bisa dijalankan oleh beberapa HR Executive di beberapa rumah sakit. Hambatan teknis dan administratif untuk menerapkan konsep-konsep tersebut sudah berhasil diatasi.
Pertanyaan pertama yang perlu kita renungkan adalah: Mengapa konsep-konsep tersebut belum sepenuhnya bisa diaplikasikan oleh HR executive rumah sakit di Indonesia?