Laporan dari Ho Chi Minh City, Vietnam
Oleh: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M. Sc, PhD
Laporan 3:
Kehadiran Lembaga Konsultan Manajemen di Pertemuan Ini
Laporan ke-3 ini membahas kehadiran firma-firma konsultan manajemen rumah sakit yang sangat menonjol. Dalam pertemuan ini, terlihat banyak sekali lembaga konsultan manajemen RS yang membuka booth.
Mereka adalah firma-firma konsultan manajemen informatika, manajemen bangunan dan arsitektur, sampai ke teknologi kesehatan.
Dibandingkan dengan di Expo PERSI, ARSADA, dan berbagai event pameran yang jarang ada firma lembaga konsultan manajemen (Lihat gambar).
Juga ada penerbit tulisan ilmiah (BMJ) dan Wolters Kluwer
Sehingga, suasana akademik yang mengembangkan ilmu pengetahuan terasa di pertemuan ini.
Pembahasan sebagai Refleksi untuk Indonesia:
- Manajemen rumah sakit merupakan sebuah sektor yang berbasis ilmu pengetahuan. Pertemuan-pertemuan seperti ini terlihat mempunyai aspek pengembangan ilmu manajemen yang dinamis. Pertemuan tidak digunakan hanya untuk kepentingan bisnis alat dan fasilitas kedokteran.
-
Perusahaan konsultan manajemen banyak di dunia dan mereka berani melakukan investasi (sebagian besar dari Eropa dan Amerika) untuk pasar Asia. Ada market untuk firma konsultan manajemen RS dan ada pengguna yang mau dan mampu membayar
Contoh gambar di samping
adalah firma konsultan
manajemen bangunan dan arsitektur.
- RS-RS di Indonesia tentunya juga membutuhkan dukungan konsultan manajemen, namun jarang sekali ada konsultan manajemen RS di Indonesia yang berbentuk firma serta mempunyai tenaga ahli yang cukup. Para pakar manajemen RS jarang yang berperan sebagai konsultan..Sebagian besar ahli manajemen RS lebih menyukai bekerja sebagai surveyor
- Apa implikasinya? Jika RS-RS di Asia Tenggara dan Asia mau dan mampu menggunakan firma konsultan manajemen yang baik, ada kemungkinan kinerja mereka membaik. Sementara itu, RS-RS di Indonesia jarang yang menggunakan jasa firma konsultan manajemen RS . Dengan asumsi konsultannya baik, jadi ada kemungkinan pula kinerja RS-RS di Indonesia tidak sebaik yang di luar negeri. Sekali lagi masih kemungkinan.
Pertanyaan-pertanyaan reflektif:
- RS-RS di Indonesia dan jaringan RS: Apakah membutuhkan konsultan manajemen? Jika ya, apakah mau dan mampu membayar firma konsultan manajemen dari luar negeri? Atau dari dalam negeri?.
- PERSI, ARSADA, dan berbagai asosiasi: Apakah sudah saatnya mengalokasikan tempat untuk disewa oleh konsultan manajemen dalam Expo? Apakah sudah waktunya ilmu manajemen dibahas secara komprehensif di dalam kongres?
- Untuk Perguruan Tinggi dan Lembaga Konsultan Manajemen: Apakah situasi saat ini perlu diperhatikan agar terjadi pengembangan kemampuan peneliti dan konsultan manajemen kesehatan di Indonesia? Apakah sudah ada rasa kita tertinggal? Atau masih tenang-tenang saja?.
Mohon dibahas
RS kita di indonesia bukan tertinggal, akan tetapi desain manajemen RS kita yg masih kurang untuk menarik pasien untuk mau datang berobat/dirawat di RS (“pasien dgn ekonomi atas”). SDM RS kita sdh cukup untuk melayani kebutuhan pasien, mungkin teknologi terkini yg masih perlu kita pelajari. Mestinya para manajer RS kita tetaplah mnjadi pemain, jangan manajer sudah menjadi pemain merangkap pula menjadi pelatih, inilah mungkin yg menjadi problem didalam sistem pelayanan RS kita di Indonesia. Dengan demikian saya sangat setuju jika RS kita di Indonesia pada era sekarang ini sudah barang tentu menggunakan jasa konsultan RS untuk memperbaiki sistem pelayanan RS kita sehingga msmpu bersaing dengan RS-RS yang ada di negara2 tetangga seperti singapura dan malaysia.