BONTANG – Direksi RSUD Taman Husada menyatakan pengajuan untuk pembangunan area parkir mencapai Rp 11 miliar. Namun, angka tersebut bersifat dinamis. Direksi bisa melakukan pengurangan terhadap pengerjaan yang tidak mendesak.
“Jadi jika ada pengurangan maka pengerjaan yang urgen didahulukan,” kata Wakil Direktur RSUD Taman Husada, Administrasi Umum dan Keuangan, Muhammad Aspianur. Namun, pengurangan tentunya tidak mengubah rencana struktur bangunan. Khusus gedung parkir sepeda motor tetap dua lantai. Lokasinya di samping ruang instalasi gawat darurat (IGD). Sementara area parkir kendaraan roda empat berada di luar pagar. Perencanaan sudah dilakukan akhir tahun lalu. “Tahun ini pengerjaan fisiknya,” ucapnya.
Gedung parkir ini diperlukan karena area yang ada saat ini tidak mampu mengakomodasi kendaraan, baik pengunjung, pasien, maupun tenaga kesehatan. Akibatnya kendaraan sampai berbaris di akses keluar kawasan hingga tepi jalan raya.
“Situasi parkir saat ini selalu crowded. Jadi gedung itu diperlukan,” tutur dia.
Adapun tempat yang saat ini digunakan parkir sepeda motor di belakang bangunan rumah sakit, nantinya bisa digunakan bagi kendaraan roda empat. Proses lelang pengawasan teknis akan dimulai akhir bulan ini. Sementara pengerjaan fisik diharapkan rampung akhir tahun. Sebagian pagar tembok akan dijebol untuk proses konstruksi bangunan parkir. Sementara Wakil Ketua DPRD Agus Haris setuju jika dibangunkan gedung parkir karena luasan area parkir saat ini terbatas.
Belum lagi bukan hanya kendaraan pasien yang masuk ke kawasan rumah sakit tetapi pengunjung yang notabene keluarga pasien. “Aspek kenyamanan ini harus diperhatikan juga,” terangnya.
Tahun ini Pemkot Bontang juga menganggarkan untuk merencanakan gedung rawat inap baru.
Dirut RSUD Taman Husada dr Suhardi mengatakan, faktor penambahan gedung ini lantaran ada pelayanan yang berkembang. Terlebih dalam waktu dekat ada pelayanan onkologi, kemoterapi, hingga bedah saraf.
“Otomatis jumlah pengunjung juga bertambah. Kemungkinan terjadi lonjakan pelayanan rawat inap,” kata dr Suhardi.
Nantinya gedung utama tetap akan dipakai untuk rawat inap dan pemeriksaan penunjang. Sementara gedung C diperuntukkan tambahan pelayanan rawat inap, tambahan ruang operasi, dan intensif care.
Sesuai Permenkes, diatur bahwa jumlah tempat tidur rawat inap 10 persen ada fasilitas intensif care, baik itu ruang intensive care unit (ICU), pediatric intensive care unit (PICU), neonatal intensive care unit (NICU), hingga intensive cardiology care unit (ICCU).
“Saat ini jumlah intensif care sudah sesuai proporsinya dengan tempat tidur. Tetapi kalau nanti ada gedung baru untuk rawat inap. Pastinya jumlahnya butuh tambahan,” ucapnya.
Apalagi saat ini untuk tindakan operasi yang terjadwal mengantre. Sebab, operasi sifatnya emergency selalu tinggi, sehingga dengan gedung baru nanti ada pemisahan peruntukan. Gedung lama untuk operasi darurat karena satu bangunan dengan instalasi gawat darurat. “Sementara untuk operasi terjadwal di gedung baru,” tutur dia.
Berdasarkan taksiran, jumlah tempat tidur rawat inap di ruang baru mencapai 200 unit, sehingga total RSUD Taman Husada akan memiliki 400 tempat tidur pasien rawat inap. Saat ini pasien dari Kutim kerap dirujuk ke rumah sakit pelat merah ini lantaran fasilitas medis yang sudah mulai lengkap. (ak/far/k16)
Sumber: samarinda.prokal.co