RSUD dr. Iskak Tulungagung sukses menggelar tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) yang mampu menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut.
Tindakan ESWL merupakan tindakan pemecahan batu ginjal tanpa memerlukan persiapan khusus. Hari ini, Senin (10/07/2023), RSUD dr. Iskak untuk pertama kali melakukan Tindakan ESWL pada pasien penderita batu ginjal.
Berbeda dengan tindakan pengangkatan batu ginjal melalui operasi, pasien yang sudah dijadwalkan hari ini cukup datang dan diberikan obat anti nyeri agar saat tindakan tidak merasakan nyeri.
Tindakan ESWL perdana ini dipimpin oleh dokter spesialis urologi dr. Anton Hermawan, Sp.U dengan perkiraan durasi tindakan satu jam untuk tiap pasiennya. “Hari ini kami melakukan tindakan ESWL perdana dengan pendampingan dokter spesialis urologi dan perawat yang berkompeten,” kata dr. Anton Hermawan.
Prosedur tindakan ESWL cukup sederhana. Pasien diminta berbaring di atas ranjang untuk dilakukan diberikan gelombang kejut melalui sinar-X ke batu ginjal. Gelombang itu berjalan ke tubuh melalui kulit dan jaringan dan akan mencapai batu serta memecahnya menjadi fragmen kecil.
Selama beberapa minggu setelah perawatan, fragmen kecil itu akan dikeluarkan dari tubuh melalui urine. “Keistimewaan dari layanan ESWL adalah pasien dapat langsung pulang tanpa menginap (opname),” tambah dr. Anton.
Kelebihan lain ESWL adalah tidak terdapat luka, tidak perlu dilakukan pembiusan, bisa dikerjakan dengan rawat jalan, dan tidak perlu persiapan khusus seperti puasa.
Paska penanganan dengan tekhnologi modern ESWL, pasien diminta menunggu sekitar 1–2 minggu untuk dievaluasi. Ini untuk mengetahui munculnya komplikasi atau hal lain paska pengobatan. “Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah batu sudah pecah, keluar dan habis atau belum serta juga dilihat komplikasi jangka panjangnya,” sambungnya.
Bagi pasien dengan peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), penggunaan layanan ESWL akan ditanggung sepenuhnya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Keberadaan layanan ESWL ini diharapkan membantu penanganan kasus batu ginjal yang cukup banyak terjadi di Tulungagung karena keberadaan banyak gunung kapur. (HUMAS/KAR).
Sumber: rsud.tulungagung.go.id