Sidoarjo,Bhirawa
RSUD Sidoarjo yang saat ini statusnya termasuk rumah sakit kelas B pendidikan, menargetkan pada tahun 2023 mendatang bisa naik kelas menjadi rumah sakit kelas A.
Kegiatan pelatihan sebagai persiapan naik kelas A tersebut, dilakukan oleh manajemen RSUD Sidoarjo, tanggal 6 hingga 7 Juli 2022 di Aston Hotel Sidoarjo.
Menurut Ketua Dewan Pengawas RSUD Sidoarjo, Ahmad Zaini, tujuan untuk bisa naik kelas tersebut intinya adalah peningkatan pelayanan kesehatan. Yakni harus lebih lengkap dan terpadu daripada sebelumnya kepada masyarakat.
“Maka harus ada layanan kesehatan yang menjadi unggulannya. Apa itu layanan jantung, syaraf dan sebagainya. Agar masyarakat Sidoarjo tidak perlu harus sampai keluar daerah,” komentar Ahmad Zaini, Rabu (6/7) kemarin, usai membuka pelatihan tersebut.
Kepada 43 peserta pelatihan yang berasal dari jajaran dewan pengawas dan manajemen RSUD Sidoarjo itu, Ahmad Zaini, yang juga Asisten Administrasi umum Pemkab Sidoarjo itu sangat berharap mereka mengikuti dengan semangat.
Semua tim koordinator di RSUD Sidoarjo, juga diminta kompak dan terintegrasi dalam mewujudkan target tersebut. Yakni tim koordinator SDM, tim koordinator sarana prasarana, tim koordinator pelayanan dan tim koordinator tata kelola.
Karena menurutnya, tantangan -tantangan yang masih dihadapi oleh RSUD Sidoarjo selama ini, harus bisa dijadikan sebagai sebuah peluang untuk bisa naik kelas menjadi RSUD kelas A.
Narasumber dari Unair Surabaya, dr Widodo, mengatakan citra dari RSUD Sidoarjo saat ini sudah mempunyqi peluang sangat bagus untuk bisa naik kelas, dari kelas B menjadi kelas A.
Oleh sebab itu, mantan anggota Dewan Pengawas RSUD Sidoarjo itu, memberi semangat dan mendorong kepada manajemen RSUD Sidoarjo.
“Tantangan yang masih dihadapi kalau bisa agar dijadikan peluang untuk bisa naik kelas menjadi kelas A,” arahannya kepada semua peserta pelatihan.
Dirinya menyebut sejumlah tantangan itu misalnya pada aspek SDM, sarana dan bangunan. Alat-alat kesehatan juga harus rutin dilakukan proses kalibraai. Semuanya harus menjadi perhatian serius.
Dirinya juga berpendapat, dengan menaikkan status kelas itu, selain sasarannya untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan, hal lain yang bisa kena imbas positip adalah akan bisa menyerap adanya peluang tenaga kerja.
“Namun menurut pengalaman saya, pihak manajemen jangan sampai kaget, karena biasanya pada bulan-bulan pertama nanti akan terjadi sedikit penurunan pasien. Tetapi harus tetap semangat,” ujarnya. (kus.bb)
Sumber: harianbhirawa.co.id