AMLAPURA – RSUD Karangasem sebentar lagi bakal dilengkapi alat Polymirase Chain Reaction (PCR) untuk menguji sampel tes usap (swab test) hasil tracing di Karangasem. Namun alat yang dihibahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lewat Pemprov Bali itu belum bisa dioperasikan.
Pemkab Karangasem telah menyiapkan alat penunjang PCR memakai dana belanja tak terduga (BTT). Begitu juga SDM telah dilatih dan ruangan representatif sudah tuntas. Namun ada beberapa alat yang masih menunggu kiriman dari pusat. Termasuk pemasangan alat PCR wajib dilakukan tim teknis dari BNPB.
Sementara itu, Pejabat Sementara Bupati Karangasem I Wayan Serinah, beserta Sekda I Ketut Sedana Merta, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Pelaksana BPBD, dan Dirut RSUD Karangasem meninjau kesiapan ruangan dan alat penunjang itu, Selasa (1/12). Serinah menyatakan, keberadaan laboratorium PCR itu akan mempercepat penanggulangan Covid-19 di Karangasem.
Sampel swab test dari hasil tracing kontak erat pasien Covid-19 akan cepat diuji sehingga hasilnya dapat diketahui cepat karena pengujian sampel dilakukan mandiri. Sampel tidak dikirim lagi ke RSUP Sanglah, RS PTN Unud, dan Universitas Warmadewa. “Penanganan korona di Karangasem bisa cepat. Tracing dapat dilakukan lebih banyak. Tidak perlu berhari-hari untuk menunggu hasil,” tegas Serinah.
Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Karangasem I Ketut Sedana Merta menjelaskan, ada sekitar tujuh petugas lab yang siap ditugaskan. Mereka telah mendapat pelatihan pengoperasian alat PCR di RS Bali Mandara Denpasar secara bertahap. Namun alat belum bisa beroperasi karena harus menunggu tim teknis BNPB lakukan instalasi.
“Pemasangan alat itu tidak sembarangan. Kami koordinasikan rencana paling lambat tanggal 7 Desember tim teknis memasang alatnya. Ada beberapa alat pendukung dari pusat juga masih kami tunggu. Setelah semua rampung, baru kami uji coba,” tegas Sedana Merta yang juga Sekda Karangasem.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan PUPR Karangasem itu menambahkan, pemerintah telah melakukan evaluasi terhadap laju penyebaran Covid-19 di Karangasem. Dalam beberapa rapat disampaikan, penambahan kasus terjadi melandai. Tidak begitu signifikan seperti awal-awal pandemi. Namun Gugus Tugas di kabupaten hingga desa tampaknya masih punya pekerjaan berat agar pelaksanaan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masyarakat terlaksana.
Menurut Sedana Merta, ada kecenderungan masyarakat mulai jenuh dan abai menerapkan prokes karena melihat kasus penularan korona melandai. Karena itu, Sekda meminta semua jajaran kembali mempertegas penerapan prokes, baik di perkantoran, swasta, desa adat, tempat umum hingga kegiatan keagamaan. “Jangan sampai karena kelandaian ini masyarakat justru ceroboh dan menganggap remeh semuanya,” tegasnya.
Sumber: jawapos.com