![]() |
||||||||||||||||||
Pendaftaran | ||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||
Manajemen Rumah Sakit |
Archive for 2017
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Canangkan Hari Bermuhammadiyah
YOGYAKARTA — RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mencanangkan Hari Bermuhammadiyah dan meresmian Gedung KH Sudja’ RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (1/3). Pencanangan Hari Bermuhammadiyah ditandai dengan penyematan pin dan membuka empat buah pigura akrilik. Peresmian Gedung KH Sudja’ dilakukan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dengan penandatanganan prasasti.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Joko Mardiyanto mengatakan, dengan dicanangkan hari Bermuhammadiyah setiap tanggal 15, diharapkan pegawai RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menjadi sosok seorang Muhammadiyah yang sebenarnya. Yakni mencontoh apa yang menjadi kebiasaan dan perilaku Rasulullah.
“Harapannya dengan hari bermuhammadiyah berdampak pada pelayanan kesehatan. Kalau seluruh pegawai PKU Muhammadiyah, semakin jernih kolbunya, cerdas hati, dan spiritual, cerdas semuanya, Insya Allah akan melayani pasien dengan baik. Karena sebenarnya mencontoh apa yang menjadi kebiasaan dan perilaku Rasulullah di era sekarang tidak mudah,” ujarnya.
Haedar mengatakan, semangat Hari Bermuhammadiyah itu diharapkan lewat Muhammadiyah dapat menghadirkan perubahan-perubahan berdasarkan semangat keagamaan Islam untuk menjadi agama yang berkemajuan. Seperti halnya pendiri Muhammadiyah KHA Dahlan dan inisiator aksi gerakan sosial Muhammadiyah pertama KH Sudja’ yang menampilkan Islam sebagai agama berkemajuan dan peradaban.
“KHA Dahlan menghadirkan irfaini yakni ibadah dan aqidah tidak untuk gaya-gayaan /atribut supaya orang lain tahu bahwa kita paling Islami, melainkan Islam itu mewujud dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat yang uswah hasanah,” kata Haedar.
Dia mengatakan, KH Sudja’ adalah nama yang disepakati untuk diabadikan sebagai naama Gedung RS PKU Muhammadiyah yang baru diresmikan. Karena, KH Sudja yang membentuk Majelis PKO (red. Penolong Kesengsaraan Oemoem) hingga menjadi sebuat rumah sakit Islam pertama yang beridiri di tanah nusantara.
“Karena itu dengan didirikan gedung KH Sudja’ bagi PKU Muhammadiyah memberikan perluasan dan keleluasaan dalam memberikan pelayanan kesehatan umum. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang bersejarah tetapi lahan terbatas,” ucap dia. Gedung KH Sudja’ didirikan di atas tanah seluas 800 meter dengan anggaran untuk pembelian tanah dan pembangunan gedung sekitar Rp 12 miliar.
Sumber: beritaterbaru.website
Manajemen RS Marianum Dilatih Pencegahan Kebakaran Dini
Atambua – Direktur Rumah Sakit Marianum Halilulik Atambua dr. Lau Fabianus mengemukakan, keselamatan pasien, pengunjung, petugas, serta pengamanan aset, menjadi hal utama dan prioritas dalam sebuah manajemen rumah sakit.
Rata-rata setiap hari ratusan orang berada dalam kawasan rumah sakit dan berbagai aset di dalamnya harus dijaga dari kemungkinan musnah dalam sekejap akibat terbakar
“Rumah sakit yang tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kebakaran, harus mempersiapkan diri untuk mengatasi kebakaran dalam skala kecil maupun besar,” kata dr. Lau Fabianus, pada saat acara pembukaan pelatihan simulasi pencegahan kebakaran dini bagi RS Marianum, di halaman lembaga tersebut, Selasa (28/2).
Dikemukakannya, alat pemadam kebakaran ringan telah dipersiapkan, namun untuk mengoperasikan alat tersebut serta merespons kebakaran dengan cara benar dan efektif, memerlukan pemahaman dan keterampilan yang memadai.
Kegiatan yang akan diikuti seluruh karyawan dan karyawati RS Marianum Halilulik tersebut, dipandu Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belu dengan instruktur yang berkompeten, melalui pelatihan pola 8 jam
Ketua Yayasan Maria Virgo yang membawahi RS Marianum Halilulik, Sr. Maria Yohana Saik, SSpS pada kesempatan itu, mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Belu, melalui Satpol PP, yang telah menjalin kerja sama dengan baik, sehingga pelatihan ini dapat diperoleh.
“Terima kasih untuk bantuan dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Belu kepada RS Marianum Halilulik, sehingga tahapan ini dapat dilalui sebagai salah satu bagian penting dalam mengelola sebuah rumah sakit,” katanya.
Sebagai RS Katolik, menurut Sr. Yohana, pihaknya sangat memperhatikan pelayanan yang ramah dan tulus serta keluar dari hati.
“Kami mengutamakan pelayanan dari hati, sehingga setiap pasien yang datang dan berobat di sini dapat memperoleh kesembuhan sesegera mungkin, dengan bantuan para petugas medis dan suster yang ada di sini,” ungkapnya.
Wakil Bupati Belu JT Ose Luan sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini karena menurutnya akan memberikan ilmu dan pengalaman setingkat lebih tinggi bagi manajemen RS Marianum Halilulik.
Baginya, pelatihan ini harus dapat memberikan dampak positif, sehingga pelayanan yang diberikan pun dapat memadai dan sepenuh hati kepada para pasien.
“Saya memberikan apresiasi kepada manajemen RS Marianum Halilulik yang selama ini memberikan pelayanan dan mengabdi dengan hati yang tulus. Pelayanan dan pengabdian itu sudah ditunjukkan dan masyarakat di Kabupaten Belu sudah cukup merasakannya,” katanya.
Mantan Sekda Belu ini juga mengharapkan para karyawan dan karyawati di tengah-tengah keterbatasan fasilitas rumah sakit, senantiasa bekerja dengan segenap hati dan uluran tangan yang dingin, sehingga setiap orang yang datang berobat di rumah sakit ini mendapatkan pelayanan yang tulus dan ikhlas.
Kepada Satpol PP Belu Unit Pemadam Kebakaran yang akan menjadi instruktur pelatihan ini, Wakil Bupati mengharapkan agar mencurahkan ilmu sungguh-sungguh, sehingga dapat diiikuti manajemen RS Marianum dan mengimplentasikannya ketika hal tersebut terjadi.
Kegiatan pembukaan ini dihadiri unsur Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Tasifeto Barat, Kepala Desa Naitimu dan masyarakat yang menyaksikan langsung kegiatan simulasi ini. Usai membuka kegiatan, Wakil Bupati Belu meninjau langsung ruangan-ruangan RS Marianum Halilulik dan menjenguk pasien yang dirawat. (MC Belu/HerryKlau/toeb)
Sumber: infopublik.id
Jusuf Kalla Minta BPJS dan Rumah Sakit Tingkatkan Pelayanan
Surabaya – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan rumah sakit dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial soal tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang harus terus dikembangkan. Menurut dia, perkembangan rumah sakit pemerintah ataupun swasta, seperti Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya, sudah lebih baik.
“Sudah terjadi perkembangan yang positif dari rumah sakit,” kata Kalla saat berkunjung ke Rumah Sakit Islam (RSI), Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Selasa, 28 Februari 2017.
Kalla mencontohkan salah satu tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan, yakni kipas angin. Awalnya, tuntutan layanan hanya kipas angin. Namun seiring meningkatnya kebutuhan, kemudian naik menjadi air conditioning (AC).
“Saya memberikan apresiasi atas segala upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan. Ini menunjukkan adanya kesinambungan dan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan rumah sakit swasta seperti RSI,” tutur Jusuf Kalla.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan RSI Surabaya Mohammad Nuh menjelaskan, RSI Surabaya merupakan rumah sakit swasta pertama di Jawa Timur yang melayani BPJS sejak awal 2014. Dari 157.461 pasien pada 2016, 66 persen di antaranya pasien peserta BPJS, 26 persen pasien umum, dan 8 persen peserta asuransi. Di samping itu, perkembangan tingkat layanan yang diberikan terus meningkat. Angka beds occupancy rate (BOR) mencapai rata-rata 60 hingga 85 persen dengan pelayanan rawat jalan mencapai rata-rata 400-500 pasien per hari.
Dalam kunjungan kerja meninjau RSI Surabaya, Wapres JK didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Selain melakukan peninjauan rumah sakit, Kalla juga melakukan penandatanganan prasasti atas selesainya pembangunan lantai atap RSI Surabaya.
Sumber: tempo.co
Andil Besar Rumah Sakit Swasta dalam Implementasi JKN-KIS
SURABAYA : Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)- Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diselenggarakan BPJSKesehatan sudah memasuki tahun ke-empat dalam implementasinya. Selain jumlah peserta yang meningkat, fasilitas kesehatan (faskes) yang menjadi provider JKN-KIS juga bertambah. Artinya, program JKN-KIS sangat dibutuhkan masyarakat dan saat ini semakin banyak RS yang berminat jadi mitra kerja BPJS Kesehatan untuk melayani peserta JKN-KIS.
“Program JKN-KIS punya daya tarik bagi fasilitas Kesehatan yang mampu melihat peluang. Selain memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, program JKN-KIS, juga telah membuat rumah sakit yang menjadi mitra BPJS Kesehatan semakin bertumbuh. Salah satunya adalah Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya ini,” jelas Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, saat mendampingi Kunjungan Kerja Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Surabaya (28/02).
Fachmi menambahkan, kehadiran Program JKN-KIS lambat laun makin memberikan dampak positif khususnya di ranah pelayanan kesehatan. Di tengah segala perbaikan untuk penyempurnaan program, kini baik peserta maupun fasilitas kesehatan sebagai mitra kerja BPJS Kesehatan mulai merasakan nilai tambah dalam menjalankan amanat undang-undang ini.
Sebagai contoh di Rumah Sakit Ahmad Yani Surabaya ini terjadi peningkatan kunjungan dengan rata-rata peserta JKN-KIS yang dilayani per bulannya mencapai 8.297 kunjungan untuk Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan 536 kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL). Manfaat yang diperoleh rumah sakit setelah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diantaranya adalah jumlah klaim yang meningkat. Berdasarkan data pembayaran klaim sejak bulan Januari 2016 sampai bulan Januari 2017, rata-rata klaim RS Islam Ahmad Yani Surabaya mencapai Rp 1.736.574.085,- untuk pelayanan RJTL dan Rp 2.181.693.287,- untuk pelayanan RITL.
“Kondisi saat ini, lebih tepatnya distribusi fasilitas kesehatan dirasa masih belum merata, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. Sarana dan prasarana fasilitas kesehatan rujukan di beberapa wilayah belum lengkap sesuai standar kelas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. BPJS Kesehatan harapkan peran serta mitra BPJS Kesehatan. Hingga Februari 2017, dari total 2.013 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, 873 adalah rumah sakit swasta (termasuk RS BUMN/BUMD) yang telah bekerjasama BPJS Kesehatan.
Sumber: bpjs-kesehatan.go.id
Tarif Rumah Sakit Naik Picu Inflasi
JOGJA — Inflasi Kota Jogja di bulan Februari 2017 mengalami penurunan 0,23% dari bulan lalu yakni menjadi 0,36%. Bukan hanya cabai rawit dan bawang merah yang menyumbang inflasi, tetapi juga adanya kenaikan tarif listrik dan tarif rumah sakit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono mengungkapkan kenaikan harga cabai rawit yang kini menembus harga rata-rata Rp130.000 per kilogram, memberikan andil pada inflasi Jogja sebesar 0,04% dengan kenaikan harga mencapai 16,12%. Dia mengatakan, naiknya tarif listrik juga memberikan andil sebesar 0,19% dengan kenaikan 4,30%.
“Tetapi ternyata tidak hanya komoditas bumbu-bumbuan saja. Jasa kesehatan atau tarif rumah sakit baik 4,76 persen dan memberi andil 0,06 persen terhadap inflasi Kota Jogja,” ujar Priyono dalam rilis Berita Resmi Statistik di Kantor BPS DIY, Rabu (1/3/2017).
Kendati beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan, beberapa komditas juga mengalami penurunan. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga memberikan andil menahan inflasi Kota Jogja.
Angkutan udara mengalami penurunan sebesar 10,21% dengan memberikan andil -0,16%. Pada komoditas bahan pangan, daging ayam ras, telur ayam tras dan daging sapi juga mengalami penurunan harga yang relatif signifikan.
Sumber: solopos.com
Hal-hal di Rumah Sakit Bikin Pasien Makin Sakit!
Ke manakah Anda pergi ketika sakit, B’timers? Kebanyakan orang tentu akan menjawab, pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bakalan membantu mengobati sakit yang diderita. Namun tahukah Anda, apabila ternyata tempat yang seharusnya memberikan kesembuhan pada pasien, dapat menjadi alasan utama sakit seseorang semakin bertambah parah? Namun apa alasannya?
Ya, hal ini seperti yang pernah diungkapkan oleh ikatan dokter di sebuah studi yang diterbitkan di dalam The New York Times. Rumah sakit merupakan tempat paling sempurna untuk meningkatkan penyebaran kuman penyakit. Dan tak hanya itu, pasien cedera maupun pasien kesehatan mental yang dirawat dalam rumah sakit, terbukti makin sakit. Atau terjadi perubahan kesehatannya justru memburuk.
Berikut ini alasan rumah sakit bisa membuat pasien semakin sakit yang perlu Anda perhatikan, B’timers!
Meskipun dokter memiliki kewajiban untuk memberikan perawatan pasien yang sakit, ternyata mereka juga tidak terbebas dari risiko terserang penyakit, lho. Dan tidak jarang juga dokter yang sakit juga tetap bertugas. Nah, saat kondisi pasien dengan sistem kekebalan yang menurun karena penyakit, justru akan semakin berisiko tertular penyakit dari dokter yang berjaga. Apalagi jika dokter tak menjaga kebersihan.
Di dalam beberapa kasus, pasien yang diharuskan untuk rawat inap ternyata menjadi pasien yang paling berisiko menurunnya sistem imun mereka. Hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan staf rumah sakit yang rendah, B’timers. Tidak sedikit, lho, dokter yang mengabaikan pentingnya mencuci tangan dengan langkah-langkah yang direkomendasikan. Selain itu, sistem sanitasi yang buruk juga meningkatkan risiko.
Pasien lanjut usia lebih cenderung mendapatkan perawatan yang lebih buruk dibandingkan pasien yang lain. Dan karena alasan inilah yang menyebabkan kesehatan pasien-pasien lanjut usia juga makin buruk selama mereka menginap ru rumah sakit, B’timers. Biasanya mereka tidak makan dengan benar. Hal ini membuat kesehatan fisik pasien semakin memburuk. Bahkan kesehatan mental mereka pun menurun.
Kontaminasi peralatan medis, seperti pisau bedah yang rusak dan antibiotik yang terkontaminasi, dapat menjadi salah satu alasan rumah sakit justru semakin menyebabkan pasien semakin sakit, B’timers. Dan tak hanya penyebaran virus, tetapi juga bakteri dan jamur yang tertinggal di kateter dan alat-alat bedah lainnya, sangat berisiko dalam memperburuk kondisi pasien yang sebelumnya memang sudah sakit, lho.
Sebuah studi dari Pennsylvania Patient Savety Authority, telah ditemukan bahwa semakin memburuknya kondisi pasien di rumah sakit adalah adanya kesalahan yang berhubungan dengan makanan rumah sakit, B’timers. Di salah satu kasus, di mana seorang pasien yang memiliki alergi seafood, justru mendapatkan menu dengan ikan laut. Kesalahan staf inilah tentu semakin memperparah kondisi kesehatan pasien.
Dokter Harlan Krumholz di Yale School of Medicine telah menciptakan istilah “post-hospital syndrome” yang digunakannya dalam mengidentifikasi jangka waktu dari pasien yang dirawat di rumah sakit makin rentan terhadap penyakit lainnya. Dan ditemukan jawaban, bahwa untuk membuat konsisi pasien turun, adalah 30 hari perawatan di rumah sakit. Alasannya karena mereka merasakan stres selama perawatan.
Itulah beberapa hal di rumah sakit yang bisa membuat pasien semakin sakit, B’timers. Alasan lain adalah karena di rumah sakit terdapat banyak pasien yang memiliki berbagai penyakit yang berkumpul. Dengan tingkat daya tahan tubuh yang rendah, risiko pasien terkena penyakit atau menurunnya kesehatan para pasien yang dirawat di rumah sakit, B’timers. (NO)
Sumber: breaktime.co.id
Lantai Lima Rumah Sakit Siloam Karawaci Terbakar
Tangerang – Ratusan pasien di Rumah Sakit Siloam, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, mendadak berhamburan dan harus segera dievakuasi. Hal tersebut akibat kebakaran yang terjadi di ruang rawat inap pasien, lantai 5, Gedung Rumah Sakit Siloam, Selasa (28/2/2017).
Kebakaran yang terjadi diduga adanya korsleting listrik yang terjadi di ruang tersebut.
Namun, hal tersebut diketahui, bukanlah berasal dari kebakaran betulan, melainkan dari kebakaran yang sengaja dibuat karena Siloam Hospital bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang, dan Kepolisian, sedang mengadakan kegiatan simulasi pemadaman kebakaran.
“Ini hanya simulasi dan kita memang selalu mengadakan simulasi untuk mengajarkan pada para pegawai, bagaimana tanggap pertama pada saat menghadapi kebakaran akibat, konsleting listrik. Setelah itu, kita juga ajarkan cara melakukan evakuasi cepat dan hati-hati. Hal ini kita lakukan rutin 6 bulan sekali,” ungkap Pelaksana Pemadam Kebakaran pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Heri Andrianto.
Dalam simulasi tersebut, pihak Damkar mengajarkan apabila, kebakaran yang terjadi akibat konsleting listrik, hal harus dilakukan pertama yakni, melemparkan pasir ke sumber api.
“Jangan pakai kain basah karena, bahaya tapi pakai pasir,” ujarnya.
Dalam simulasi yang memakan waktu satu jam tersebut, pihak Damkar menyediakan dua unit mobil pemadam kebakaran serta, personil bantuan seperti TNI, unsur kesehatan, rumah sakit dan kepolisian.(Zie)
Sumber: bantenhits.com
RS Awal Bros Panam Perkenalkan 4 Layanan Unggulan
PEKANBARU – Di 2017, Rumah Sakit Awal Bros Panam Pekanbaru memiliki berbagai fasilitas layanan unggulan. Di mana ada empat layanan yang diberikan dari rumah sakit tipe C ini. Di antaranya Cath Lab, ESWL, bedah minimal invasif dan klinik memori. Layanan ini diberikan untuk meudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Manager Bisnis and Development RS Awal Bros Panam, dr Rumatha Veralisa menjelaskan, rincian klinik unggulan yang dimiliki di antaranya Cath Lab, di mana pada center kesehatan ini pihaknya hadirkan peralatan dengan teknologi terbaru. Kemudian layanan ESWL sebagai tempat penanganan pasien penderita batu ginjal.
Ia menambahkan, terdapat juga Klinik Memori yang dikhususkan bagi pasien yang mengalami gangguan ingatan dan yang terakhir adalah layanan bedah minimal invasif untuk meminimalisir pembedahan dengan sayatan besar dan menggunakan mikroskop/endoscopy modern dan canggih dilakukan oleh tim dokter.
Layanan terbaru RS Awal Bros Panam ini diperkenalkan melalui gelaran Media Gathering, Senin (27/2). Bukan hanya berbagai fasilitas layanan, dalam acara yang diikuti berbagai awak media dan blogger di Pekanbaru.
Setelah dijabarkan mengenai pelayanan dan penjabaran singkat masalah berbagai penyakit yang sangat dominan di Riau dan profil singkat rumah sakit, dokter Chaca sapaan akrab Rumatha Veralisa dan tim manajemen mengajak para awak media berkeliling melihat fasilitas serta berbagai alat yang digunakan dalam melayani pasien.
Chacha menjelaskan, acara ini digagas bertujuan memberikan pengetahuan lebih bagi para awak media mengenai pelayanan yang dihadirkan. “Kegiatan ini kami gelar sebgai bentuk silaturahmi dan mempererat rasa kekeluargaan bersama para awak media. Sebab, media merupakan pathner kami yang cukup penting. Khususnya dalam memberitakan serta menginformasikan kepada masyarakat mengenai layanan-layanan yang dihadirkan,” bebernya.
Untuk rumah sakit berstandar tipe C, kata Chcha, rumah sakit jaringan nasional ini sudah memiliki center layanan kesehatan secara menyeluruh. “Bahkan juga didukung dengan peralatan berteknologi dan staf ahli yang berpengalaman. Jadi, pasien tak perlu khawatir,” terangnya.
Selain meluncurkan berbagai peralatan terbarunya, di 2017 ini Awal Bros Panam menargetkan pencapaian visi dan misinya. Di antaranya yaitu mempersiapkan tenaga pelayanan yang lebih sopan, berwawasan dan juga berkepribadian yang bagus. Ini diharapkan agar pasien merasa lebih nyaman, aman dan juga puas dengan layanan.
“Kami akan tempatkan karyawan sesuai dengan latar belakang dan tingkat kepeduliannya. Sehingga layanan lebih maksimal dirasakan masyarakat,”ujarnya mengakhiri.(tya)
Sumber: riaupos.co
RSUD Deliserdang Menuju Rumah Sakit Pendidikan Utama
Lubukpakam –Tim Visitasi dari Kementerian Kesehatan mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deliserdang, Jumat (24/2) di Lubukpakam untuk penilaian kelayakan penetapan menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama (RSPU).
Dalam acara itu hadir Bupati H Ashari Tambunan, Tim Visitasi Kemenkes RI Dr Ina Rosalina, mewakili Kadis Kesehatan Sumut dr Delyuzar, Rektor UMSU Agussani MAP, Dekan Fakultas Kedokteran UMSU dr Ade Taufiq, Kadis Kesehatan dr Aida Harahap MARS, Kadis Kominfo Drs Haris Binar Ginting, Ka UPT RSUD Deliserdang dr Hanif Fahri SpKj MM beserta seluruh jajaran.
Dalam sambutan, Ashari Tambunan mengatakan tujuan kunjungan itu ialah untuk mendorong dan memotivasi seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di RSUD Deliserdang agar bekerja maksimal dalam peningkatan capaian standard mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejalan dengan visi misi pembangunan Deliserdang.
Dijelaskan, RSUD itu satu-satunya Rumah Sakit (RS) milik Pemkab Deliserdang dan merupakan pusat rujukan pelayanan dengan status B non pendidikan berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 405 tahun 2008 dan telah meraih akreditasi bintang utama untuk 16 pelayanan pada tahun lalu.
Lebih lanjut dikatakan, RSPU sesuai dengan UU No 44 tahun 2009 adalah RS yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu di bidang pendidikan, profesi kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kedokteran berkelanjutan serta pendidikan tenaga kesehatan lainnya. “Tujuannya ialah menciptakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan di semua lapisan masyarakat,” sebut Ashari.
Di kesempatan itu, Ina Rosalina menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang diteliti menjadi standar kelayakan dan dasar hukum menjadi RSPU. Termasuk SDM para dokter, perawat dan staf yang benar memiliki kompetensi yang baik.
Menurutnya, RSPU tugasnya tidak sekedar memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat saja. Tetapi sebagai tempat pendidikan dan penelitian berbagai jenis penyakit bagi mahasiswa.
“Tentu dokter yang bertugas di RSUD itu harus dapat sebagai dosen, sehingga mahasiswa yang melakukan tugas belajar dapat memperoleh pelajaran seperti belajar di fakultas kedokteran,” kata Ina Rosalina.
Diharapkan, tambah tim dari Kemenkes itu, nantinya mahasiswa tersebut menjadi lulusan yang berkualitas dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Oleh sebab itu, penilaian kelayakan sebagai RSPU harus dinilai secara langsung terlebih dahulu, tidak cukup hanya penilaian dokumen saja,” terang Ina Rosalina. (JT/q)
Sumber: hariansib.co