Pasuruan – Sejak dibuka pelayanan hemodialisa di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan setahun yang lalu pasien yang berobat sangat banyak. Dokter spesial yang menangani adalah dr.Budi Santoso.Sp.D.
Namun dari 4 mesin cuci darah yang ada selalu penuh hingga banyak pasien yang harus menunggu antrian dan banyak juga yang terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit lain dikarenakan kondisi sakitnya pasien tersebut tidak memungkinkan untuk menunggu antrian. Jika cuci darahnya ditunda penyakitnya akan semakin parah.
Menyikapi kondisi tersebut direktur RSUD Bangil dr. Agung Basuki menyatakan untuk tahun 2017 berencana akan menambah jumlah mesin cuci darah sebanyak 4 mesin lagi.
“Untuk merealisir rencana tersebut tidak sulit, ruangan yang ada masih memadai karena sejak awal dibangun memang dirancang untuk menampung 8 mesin cuci darah, hanya yang menjadi masalah soal penambahan tenaga perawat ahlinya yang tidak bisa cepat karena butuh pendidikan khusus yang perlu waktu,” katanya.
Menurut dr. Gozali selaku Ka.Humas RSUD bangil mengatakan bahwa Jumlah pasien Hemodialisa (cuci darah) memang dari tahun ke tahun cenderung bertambah. Hal ini merata di seluruh Indonesia bukan hanya terjadi di Kabupaten Pasuruan saja.
“Penyebab utamanya adalah bertambahnya pasien gagal ginjal yang ada Dan pasien gagal ginjal ini bertambah karena bertambahnya penderita kencing manis dan darah tinggi yang ada. Penambahan ke 2 penyakit ini dipengaruhi oleh pola hidup yang kurang sehat di masyarakat,” jelasnya.
Pelayanan cuci darah di RSUD Bangil terus ditingkatkan bukan hanya dari segi daya tampung pelayanannya saja tetapi kwalitasnya juga ditingkatkan dengan cara kerjasama dengan Rumah Sakit yang lebih besar yaitu RS Saiful Anwar Malang dan RS dr. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan bimbingan secara berkala dari Tim Ahli cuci darah Rumah Sakit tersebut. Disamping itu juga dengan cara mengirim tenaga yang ada untuk mengikuti seminar- seminar ilmiah secara barkala.
Untuk pembiayaan pelayanan cuci darah masyarakat kabupaten Pasuruan tidak perlu khawatir karena BPJS Kesehatan menanggung penuh semua biaya.
Jika tidak menjadi anggota BPJS Kesehatan pasien gagal ginjal yang perlu cuci darah akan sangat terbebani dari segi keuangan karena biaya cuci darah itu cukup mahal dan disisi lain panderita gagal ginjal yang cuci darah biasanya butuh cuci darah terus menerus seumur hidup,”pungkas Humas RSUD Bangil. (fjr/hen)
Sumber: memo-x.com