Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling efektif dan berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Banyak kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dan imunisasi. Sehubungan dengan itu maka kebutuhan akan vaksin makin meningkat seiring dengan keinginan dunia untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian.
Peningkatan kebutuhan vaksin telah ditunjang oleh upaya perbaikan produksi vaksin dengan meningkatkan efektifitas dan keamanan vaksin. Eradikasi polio secara global akan memberikan keuntungan secara financial. Biaya jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tidak akan seberapa dibanding dengan keuntungan yang akan didapat dalam jangka panjang. Tidak akan ada lagi anak-anak yang menjadi cacat karena polio sehingga biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi polio dan biaya untuk imunisasi polio akan dihemat.
Untuk itu mulai bulan Juni 2016 akan dilakukan rangkaian kegiatan eradikasi polio dengan pemberian vaksin polio dan bentuk suntikan. Untuk pemberian suntikan perlu dilakukan peningkatan kemampuan petugas dalam melaksanakan penyuntikan polio yang dikenal IPV yang dilaunching di Bali.
Di Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Vaksin Polio Inactivated atau Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV) belum banyak digunakan. IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah. Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid..
Untuk orang yang mempunyai kontraindikasi atau tidak diperbolehkan mendapatkan OPV maka dapat menggunakan IPV. Demikian pula bila ada seorang kontak yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah maka bayi dianjurkan untuk menggunakan IPV.
Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Introduksi Vaksin Baru (IPV) Rumah Sakit Se-Provinsi Riau di Hotel Fave Pekanbaru, Senin (25/6/2016) yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril SKM, M.kes didampingi oleh Ketua Komda KIPI dr. Riza Iriani Nasution Sp.a. Pertemuan ini dihadiri oleh petugas rumah sakit, kepala puskesmas, pengelola imunisasi puskesmas dan pengelola program imunisasi Kabupaten/Kota dan Provinsi. Tujuan dari pertemuan ini untuk meningkatkan kapasitas petugas imunisasi se-Provinsi Riau dalam rangka introduksi vaksin IPV.
Sumber: dinkesriau.net