KOTA MUNGKID — Pemkab Magelang diminta meniru kebijakan Pemkab Kulonprogo dalam membangun rumah sakit umum daerah (RSUD) terpadu dan berorientasi jangka panjang.
Ketua DPRD Kabupaten, Magelang Saryan Adi Yanto mengatakan, Pemkab Kulonprogo membuat inovasi pelayanan rawat inap gakin tanpa kelas. Rumah sakit tersebut kini masuk 11 besar nasional.
“Rumah sakit tipe B Kulonrprogo dikembangkan dari lahan seluas 3 hektar menjadi 8 hektar,” kata Saryan usai memimpin badan anggaran DPRD studi banding ke RSUD Wates Kulonprogo, kemarin.
Kunjungan badan anggaran ini didampingi Asisten III Administrasi Umum, Dinas Kesehatan, Bappeda dan DPPKAD. Dijelaskan bahwa membangun rumah sakit harus memiliki orientasi jangka panjang.
Menurut Saryan pembangunan rumah sakit harus mampu memuculkan simpul-simpul ekonomi dan pendidikan baru sehingga bisa mengakselerasi pembangunan daerah.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Magelang ini meminta Bupati Magelang Zaenal Arifin untuk membangun rumah sakit terpadu. Yakni RS yang dilengkapi rumah dinas dokter, asrama mahasiswa belajar dan bahkan sekolah kesehatan dengan menggandeng perguruan tinggi.
“RSUD Kabupaten Magelang ini kami harapkan menjadi rumah sakit rujukan. Ini kebutuhan publik terkait layanan BPJS dan kesehatan. Apalagi Presiden menargetkan 7 juta wisatawan ke Borobudur. Mereka butuh layanan kesehatan,” kata dia.
Disebutkan banyak rumah sakit, termasuk RSUD Kulonprogo yang tidak berada di pinggir jalan utama. Hal ini dilakukan demi menghindari kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pasien. ”Nilai orientasi jangka panjang Pemkab lemah. Pemkab Magelang harus belajar dengan Kulonprogo,” tuturnya.
Konsekuensinya, kata dia, RSUD membutuhkan lahan luas. Pasalnya Pemkab Magelang juga harus menyediakan fasilitas dan infrastruktur. ”RSUD modern sebaiknya dilengkapi tempat parkir yang memadahi, ruang terbuka hijau, food court, dan jalan lingkar,” kata Saryan.
(MH Habib Shaleh/CN39/SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com