PORTALBALIKPAPAN.COM
Archive for 2014
RS Awal Bros Pekanbaru Raih Akreditasi Paripurna
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekanbaru meraih Akreditasi Paripurna dari Komisi Akreditas Rumah Sakit (KARS). Pemberian sertifikat akreditasi ini merupakan pengakuan bahwa RS Awal Bros Pekanbaru dinyatakan telah memenuhi standar akreditasi rumah sakit, dengan lulus tingkat paripurna.
Sertifikat Akreditas Paripurna yang diterima RS Awal Bros Pekanbaru bernomor KARS-SERT/39/V/2014 ini dan ditandatangani langsung oleh ketua KARS Dr dr Sutoto MKes di Jakarta 22 Mei 2014 kemarin, dan diterima oleh Direktur RS Awal Bros Pekanbaru Dr H Roswin Rosnim Djaafar.
Kepada Riau Pos, Senin (2/6) dijelaskan Roswin bahwa, akreditasi ini merupakan bentuk pengakuan yang diberikan pemerintah kepada RS Awal Bros Pekanbaru yang telah memenuhi standar yang ditentukan.
Bengkulu Rencanakan Pembangunan Rumah Sakit Evakuasi
Bengkulu, Indonews – Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana membangun rumah sakit evakuasi, mengingat daerah ini termasuk rawan bencana alam.
“Kita akan membangun rumah sakit evakuasi dengan cara meningkatkan status Rumah Sakit M Yunus, Bengkulu, yang saat ini sudah menjadi rumah sakit tipe B,” kata Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah di Bengkulu, Senin (2/6).
Junaidi mengatakan provinsi ini rawan bencana alam seperti longsor, gempa bumi, bahkan tsunami, padahal daya tampung pasien RS M. Yunus terbatas. Hal itu terlihat dari catatan rumah sakit tersebut yang tingkat huniannya jauh dari angka hunian normal, nilai Bed Occupancy Ratio (BOR) bahkan mencapai 97 persen.
“Bagaimana kita akan mengevakuasi korban bencana jika daya tampung rumah sakit tidak memadai, karena jumlah kamar saat ini tidak mampu menampung seluruh pasien,” kataJunaidi.
Menurut gubernur, akan diupayakan penanganan pascabencana seperti gempa Kepulauan Mentawai dulu dengan memberikan pertolongan medis, dan evakuasi korban ke rumah sakit di Bengkulu yang terdekat. Padahal, kondisi rumah sakit yang ada sekarang tidak memadai. Saat,
RSUD STS Kekurangan Dokter Spesialis
MUARATEBO- Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thata Saifuddin (RSUD STS) Kabupaten Tebo saat ini tengah kekurangan dokter spesialis. Hal tersebut dikatakan Direktur RSUD STS Kabupaten Tebo, dr Iwan baru-baru ini.
Dikatakannya, saat ini RSUD hanya memiliki dokter specialis hanya ada 4 dan 7 dokter umum, kekurangan dokter tersebut mengakibatkan pasien sering mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang kurang maksimal.
Batang Bangun Rumah Sakit Limpung Senilai Rp3,3 Miliar
Batang, Antara Jateng – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, telah mengalokasikan anggaran pembangunan Rumah Sakit di Kecamatan Limpung senilai Rp3,3 miliar, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Slamet Riyanto di Pekalongan, Senin.
Ia mengatakan bahwa pembangunan Rumah Sakit Limpung telah memasuki tahap II dengan menggunakan dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
“Saat ini, pembangunan rumah sakit itu akan difokuskan pada pembangunan gedung poliklinik dan administrasi,” katanya.
Ia mengatakan pembangunan rumah sakit ini akan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan pihak terkait lainnya.
“Sesuai kesepakatan, pembangunan tahap II ini ditargetkan selesai selama 180 hari dan berakhir pada 18 November 2014” katanya.
Menurut Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Kabupaten Batang, Ari Yudianto meminta pada penyedia jasa harus disiplin dalam melaksanakan pembangunan rumah sakit itu.
“Penyedia harus melaksanakan kegiatan ini sendiri dan tidak boleh dipercayakan pada orang lain. Proyek ini adalah proyek unggulan pemkab pada tahun anggaran 2014 sehingga kami minta pada semua pihak bisa melaksanakannya sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing,” katanya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komiten (PPK) Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Bustanul Arifin mengatakan pemutusan kontrak terhadap penyedia jasa dapat mungkin dilakukan jika dalam perkembangannya realisasi pembangunan tak sesuai dengan kesepakatan.
“Pemutusan kontrak merupakan langkah akhir jika penyedia jasa tak menggubris mekanisme surat teguran. Dalam pelaksanaan proyek ini PPK, KPA, PPTK, dan PPHP bakal melakukan monitoring mingguan,” katanya.
Sumber: antarajateng.com
Edisi Minggu ini: 3 – 9 Juni 2014
|
Halo Pengunjung Website,
+ Artikel
Strategic collaborative quality management and employee job satisfaction
|
||||
| Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | ||||
|
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
||||
| Speaking up for patient safety by hospital-based health care professionals: a literature review |
|
Kompetensi patient safety | ||
RSUD Pandeglang Minim Tenaga Perawat
detakserang.com – PANDEGLANG, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Kabupaten Pandeglang minim tenaga perawat dan bidan, sebab dari 128 jumlah pegawai yang saat ini ada masih kekurangan sekitar 46 lagi, sehingga harus membutuhkan antara 40 untuk tenaga perawat dan 6 orang bidan.
Enong Iroh Rohayati, Kepala Sub bagian Umum dan Kepegawaian RSUD berkah Pandeglang mengatakan, untuk mengacu ke tipe B yaitu harus ada penambahan tenaga perawat dan bidan, agar untuk satu tempat tidur pasien itu satu orang perawat. Namun kata dia, dari pihak RSUD sendiri sudah mengajukan baik ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan juga ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, tetapi belum ada informasi dari pihak Dinas terkait.
“Sebetulnya kebutuhan tenaga perawat bagi RSUD ini bisa dibilang mendesak, sebab akan mengacu kepada tipe B jadi harus ada penambahan baik bidan dan perawat,”katanya, kemarin.
Lanjut kata Enong, RSUD ini masih ada beberapa ruangan yang belum difungsikan diantaranya ruangan kelas satu dan dua, jumlah pegawai masih kekurangan, maka dari itu dirinya berharap Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk segera merealisasikan permohonan penambahan perawat yang telah diajukan pada tahun 2013 lalu.
“Mengingat volume pasien yang dirawat disini sangat banyak setiap harinya maka saya berharap agar Pemda segera menangani kekurangan tenaga perawat, agar pelayanan bisa lebih epektif sehingga tidak ada pasien yang harus menunggu untuk mendapatkan ruangan untuk dirawat,”ungkapnya.
Terpisah Juaeni Kepala bidang (Kabid) Pormasi BKD Kabupaten Pandeglang mengatakan, memang dari RSUD pada tahun 2013 lalu mengajukan permohonan untuk penambahan tenaga perawat, dan permohonan itu juga langsung diajukan lagi oleh pihak BKD ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) RI.
“Kami juga sekarang sedang menunggu informasi dari Menpan, sebab untuk formasinya itu dari pusat,”katanya, saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (29/5).
Sementara H. Dodo Juanda, Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten setempat, pihaknya membenarkan kalau untuk RSUD itu masih kekurangan tenaga bidan dan perawat, tetapi kata Sekda, Pemkab sendiri harus mengkaji Anggaran Pembelanjaan Barang Daerah (Apbd) terlebih dahulu masih cukup atau tidak untuk membiayai jumlah perawat yang dibutuhkan pihak RSUD saat ini.
“Kalau untuk penambahan bidan dan perawat itu bisa direkrut dari Dinkes dan juga dari tiap-tiap puskesmas melalui sleksi, tetapi kita harus mengkaji APBD nya dulu cukup atau tidak untuk memberi tunjangan terhadap mereka, sebab kami juga tidak ingin membebankan pegawai tersebut,”ungkapnya.
Sumber: detakserang.com
Joserizal: RS Indonesia di Gaza Komitmen Bangsa Ini untuk Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Presidium Mer-C (Medical Rescue Emergency) Joserizal Jurnalis mengatakan, gerakan yang digagas oleh para tokoh di Sumatera Utara tersebut merupakan semangat masyarakat Sumut
RS Korsel Kebakaran, 21 Korban Tewas
Seoul, Menit.tv: Sebuah bencana tragis dengan menelan korban jiwa cukup banyak kembali terjadi. Kali ini laporan dari Korea Selatan yang menyebutkan terjadinya bencana kebakaran yang melanda sebuah rumah sakit yang dikhusukan untuk menampung pasien lanjut usia. Laporan terkini menyebutkan, setidaknya 21 korban jiwa yang terenggut oleh bencana yang pecah pada tengah malam itu.
Laporan lebih jauh menyatakan, Otoritas pemadam kebakaran Korea Selatan yang menerima laporan adanya kebakaran tersebut di provinsi Jeolla, wilayah Selatan Korea Selatan. Kebakaran dilaporkan dimulai dari lantai dua gedung rumah sakit tersebut.
Laporan terkiat menyatakan, terdapat sekitar 34 pasien dan perawat di lantai dua saat api mulai berkobar. 7 orang dikabarkan berhasil selamat setelah diungsikan, namun 28 orang yang berusia sekitar 70-an hingga 80-an tahun yang terpaksa dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan setelah menghirup asap.
Pihak berwenang mengonfirmasikan, kebakaran tersebut telah menewaskan 21 orang dan melukai 7 orang lainnya.
Hingga kini, pihak kepolisian dan petugas pemadam kebakaran sedang menyelidiki sebab-sebab dari bencana tersebut. Otoritas Korsel juga dila[porkan sedang memeriksa apakah rumah sakit memiliki peralatan pencegahan kebakaran. Laporan lain menyebutkan, lebih dari 300 pasien berusia lanjut yang berada di rumah sakit itu.
Pemerintah Korea Selatan kali ini, nampaknya akan semakin mendapat tekanan yang berat dari warganya terkait tingkat keselamatan di negeri itu, terlebih tragedi tenggelambya kapal ferry beberapa pekan lalu yang menewaskan ratusan korban. Kritik terhadap pemerintah kini kian tajam dengan pecahnya insiden kebakaran ini.
Sumber: menit.tv

Minggu ini sebuah diskusi untuk membahas RS Rujukan pusat dan regionalakan diselenggarakan oleh Magister Manajemen RS FK UGM. Diskusi ini selain melibatkan pakar dari FK UGM juga mengundang para praktisi dari RSUP Dr. Sardjito, RS Akademik dan RSUP Prof. Soeradji Tirtonegoro, Klaten. Diskusi seri pertama telah dilakukan dua minggu yang lalu di FK UGM dengan tujuan untuk membahas definisi “pusat rujukan nasional” yang dikaitkan dengan kompetensi, regionalisasi serta pembiayaan kesehatan di era JKN. Pada seri kedua ini, diskusi akan dititikberatkan pada hal yang lebih teknis mengenai kompetensi rujukan dan bagaimana potensi ketiga RS yang terlibat ini dapat menjadi rujukan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Diharapkan dari serial diskusi ini nantinya akan lahir suatu model rujukan nasional dan rujukan regional, hal-hal yang membedakannya dengan RS non rujukan (dan non pendidikan) selain dari persyaratan standar sebagaimana diatur pada Permenkes No 340/2010.


Ini adalah sebuah editorial yang ditulis oleh Neil Lunt dan Russell Mannion untuk IJHPM edisi 2014, 2(4). Menurut penulis, masih ada banyak pertanyaan penelitian tak terjawab terkait dengan kebijakan, ditengah maraknya praktek medical tourism dan pertumbuhan pasar global layanan kesehatan. Untuk itu, penulis mencoba menggarisbawahi isu-isu utama terhadap enam aspek dalam jurnal ini: epidemiologi, ekonomi kesehatan, etika kebijakan kesehatan, politik kesehatan, manajemen kesehatan serta kebijakan kesehatan. Intinya adalah ada sedikit sekali bukti mengenai siapa melakukan perjalanan kemana untuk kepentingan apa, yang akan membantu dalam mengembangkan kebijakan dan peraturan di area ini, yang digolongkan sebagai “under research area” yang membutuhkan lebih banyak peneliti untuk menyajikan fakta-fakta yang ada.
Peneliti berasal dari Health Management and Economic Centre, School of Health Management and Information Sciences, Teheran University of Medical Sciences, Teheran, Iran. Tujuannya adalah untuk melihat dampak dari Strategic Collaborative Quality Management (SCQM) terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan metode case study, hasil yang didapat adalah bahwa RS melaporkan adanya peningkatan beberapa dimensi kepuasan kerja secara signifikan, misalnya manajemen dan supervisi, kebijakan organisasi, syarat kerja dan kondisi kerja. 






