Harianjogja.com, JOGJA-Terobosan di dunia medis dengan dikembangkannya stem cells atau sel punca membuka peluang besar untuk menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan yang melibatkan kerusakan jaringan tubuh. Pada awal Maret lalu Kementerian Kesehatan memberikan lampu hijau pada aplikasi dan penelitian sel punca pada 11 rumah sakit dari seluruh Indonesia.
Praktisi pengembangan sel punca di DIY, Hasto Wardoyo
Apa kabar Pengunjung Web? Minggu ini kami memuat laporan dan links yang dapat anda ikuti terkait dengan penyelenggaraan Rakernas ARSADA baru-baru ini di Semarang. Rakernas ini diisi dengan seminar (dan workshop) dengan tema Heboh JKN di Rumah Sakit Daerah. Setelah berjalan selama kurang lebih enam bulan, kita dapat melihat berbagai masalah dalam implementasi dan bagaimana respon RSD serta stakeholder-nya terhadap implementasi tersebut. Banyak RS merasa dirugikan, namun tidak sedikit juga yang mengatakan untung. Disisi lain, apakah program ini telah mengarahkan RS untuk memberikan pelayanan bermutu, mengutamakan keselamatan pasien, secara efisien? Bagaimana pendapat para ahli dan lembaga pengawas terhadap potensi fraud dalam pelaksanaan JKN? Bagi anda yang tidak dapat menghadiri acara tersebut, atau anda yang sempat hadir namun ingin mengulang mendengarkan presentasi dari para penyaji, silahkan ikuti dengan klik disini.
Secara khusus kami muat juga tulisan yang mengupas mengenai Mungkinkah RS bisa Untung Tanpa Fraud dalam Era JKN?. Makalah ini penting untuk diikuti sebab dapat memberikan gambaran bagaimana sebenarnya “untung” di pelayanan RS bisa terjadi atau bisa tidak terjadi. Makalah ini juga menjawab mengenai apa yang harus dilakukan oleh RS terhadap sistem keuangannya agar mengetahui dengan pasti selisih cost dan tarif yang berlaku.
Menurut CEO Sistem Kesehatan Mayo Clinic, Robert Nesse, MD, kelompok penyedia layanan kesehatan perlu mengambil tanggung jawab dan menginisiasi model-model baru dalam pemberian layanan kesehatan yang merupakan concern terbesar bagi pasien. Video ini menjelaskan bagaimana model-model tersebut membentuk kembali lahan kompetisi.
Reportase Rakernas Asosiasi Rumah Sakit Daerah 2014
HEBOH JKN DI RS DAERAH
Semarang, 11-13 Juni 2014
Semarang – PKMK. Tema yang diangkat dalam Rakernas ARSADA tahun ini sangat relevan dengan isu nasional, sehingga ditunggu oleh banyak pihak. Ini dibuktikan dengan padatnya ruang seminar yang dipenuhi oleh peserta dari berbagai daerah yang mengikuti seminar sejak hari pertama hingga terakhir dengan antusias. Selain materinya yang sedang menjadi trending topic dikalangan tenaga kesehatan, para pembicara merupakan tokoh-tokoh nasional yang berasal dari unsur pemerintah (pusat dan daerah), Pimpinan RS Daerah, Perguruan Tinggi hingga lembaga penegakan hukum (KPK).
Pada pembukaan Rakernas, Dr. Kuntjoro A. Purjanto selaku Ketua Umum ARSADA Pusat dalam sambutannya mengatakan bahwa seorang direktur RS memiliki peran yang berisiko tinggi. Jika tidak ada aturan yang jelas, direktur bisa merangkap sebagai calon tersangka. Menurutnya ada tiga hal kunci yang bisa menyelamatkan direktur RSUD dari jeratan hukum, yaitu: melaksanakan PPK-BLUD, menerapkan Akreditasi versi 2012 dan melaksanakan JKN. Peran ARSADA Pusat dalam hal ini sangat besar, dimana para pengurusnya juga aktif dalam berbagai kegiatan advokasi pada pemerintah. Contohnya, Dr. Heru Ariyadi, MPH yang merupakan Sekjen ARSADA Pusat aktif di PERSI untuk hal-hal yang berkaitan dengan JKN. Dr. Kusmedi yang juga merupakan Direktur RSUD Tarakan Jakarta aktif dalam memberikan advokasi mengenai revisi tarif INA-CBGs. Tantangan dari Gubernur Jawa Tengah untuk menjadikan Jateng sebagai model pelaksanaan JKN disambut baik oleh ARSADA Pusat.
Ke depannya ARSADA Pusat akan mendorong RSUD untuk lebih memanfaatkan teknologi komunikasi. Kemenkes akan memberikan fasilitas VSat utk 550 RSUD, untuk mendekatkan jarak geografis yang sangat jauh. Seminar ini juga disiarkan melalui webinar yang dapat diikuti oleh staf di RSUD melalui website arsada.org. Hal ini dapat dilakukan karena adanya kerjasama dengan PKMK FK UGM. Selain JKN, sebenarnya akan ada perubahan lain dari aspek regulasi. RSUD harus pandai menyikapi perubahan, dengan menggunakan mind set baru, dimana perubahan harus bisa menjawab kebutuhan sampai di level teknis.
Quality, service, mindset menjadi tantangan untuk mengembangkan perumahsakitan di Indonesia, menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, yang memberikan key note speaking. Perubahan paradigm mendasar khususnya perubahan dari fee for service ke prospective payment, dimana semua RS harus “menyesuaikan diri”. Menurut Heru, ada disparitas pelayanan antara perkotaan dan pedesaan. Kinerja pelayanaan kesehatan dinilai belum mampu menjawab sepenuhnya tuntutan masyarakat. Kualitas pelayanan medis dan layanan rujukan belum optimal khususnya yang esensial dan parpurna. Yang tidak kalah krusialnya adalah masalah keterbatasan distribusi tenaga kesehatan.
Pertanyaan pentingnya adalah: apakah mau berubah atau menjadi korban perubahan itu sendiri? Dalam proses perubahan ini, para manajer RS mengalami konflik kepentingan terkait dengan terbatasnya PBI, perubahan prosedur pelayanan dari Askes, Jamsostek dan sebagainya menjadi BPJS. Dilain pihak, imbalan yang diterima para praktisi kesehatan tidak sesuai dengan masa lampau atau tidak mendapat imbalan jasa yang layak. Ini bisa mengganggu pelaksanaan JKN khususnya di RSD ynag merupakan pelaksana terbesar. Perubahan ini harus diikuti oleh segenap hospitalia, manajer RS harus mampu mengendalikan biaya dan tetap menjaga mutu pelayanaan. Ini adalah konsekuensi logis JKN sesuai UU SJSN, UU tentang BPJS dan beberapa regulasi teknis terkait lainnya.
Untuk mengikuti video seminar, silahkan klik link sesuai dengan sesi yang ingin diikuti pada jadwal di bawah ini.
WAKTU
MATERI
PEMBICARA
MODERATOR
Rabu, 11 Juni 2014
08.00 – 10.00
Pendaftaran Peserta
10.00 – 11.00
Pembukaan
Tari Selamat Datang
Lagu Indonesia Raya
Mars ARSADA
Do’a
Laporan Ketua Panitia OC
Sambutan Ketua Umum PP ARSADA
Sambutan dan Pembukaan oleh Gubernur Jawa Tengah
11.00 – 12.00
Key Note Speaker : Peran Pemerintah Daerah dalam Penganggaran Kesehatan di era JKN
Gubernur Jawa Tengah : Bpk. Ganjar Pranowo
Lagu Bagimu Negeri
Pembukaan Pameran
12.00-13.00
ISHOMA
Seminar 1 :Heboh JKN : Sampai Kapan ?
13.00 – 13.30
Pelaksanaan JKN : Problematika dan Skenario Revisi Kebijakan
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Moderator :
DR dr Slamet Riyadi
Yuwono, DTMH, MARS
Co Moderator :
Ketua ARSADA Wilayah
13.30 – 14.00
Pengelolaan Keuangan Daerah terkait dengan Pelaksanaan JKN
Direktur Jenderal Keuda Kemendagri
14.00 – 14.30
Kewajaran Jasa Profesi pada Tarif INA CBG’s
Prof dr I. Oetama Marsis, SpOG(K) (Wakil Ketua PB IDI)
14.30 – 15.00
Keselamatan Pasien dalam Implementasi JKN
Dr. Adib A Yahya, MARS
15.00 – 16.00
Diskusi
16:00 -16:45
Strategi Transformasi Manajemen RS di era JKN
dr. Hanna Permana Subanegara, MARS (Penasehat ARSADA)
Moderator : dr. Nonot Mulyono, MKes
16.45 –
Istirahat
19.00 – 21.00
Welcome Party
Kamis, 12 Juni 2014
Seminar II :Mungkinkah JKN Membuat RS bangkrut ?
Moderator :
Dr Umar Wachid, SpP
Co Moderator :
Ketua ARSADA Wilayah
09.00 – 09.30
Penyusunan Tarif INA CBG’s : antara Konsep dan Realita
Prof dr. Syed Mohamed Aljunid, MSc, PhD
09.30 – 10.00
“Hollow” Pelaksanaan JKN
Prof dr Hasbullah Tabrany, MPH, Dr.PH
10.00 – 10.30
Kendali Mutu dan Kendali Biaya dengan Penanganan yang Tepat terhadap Infeksi dan Sepsis
dr. Oloan Tampubolon, SpAn, KIC, MHKes (PERDICI)
10.30 – 11.00
Prioritisasi Program dan Kegiatan Bidang Kesehatan di Provinsi Kaltim pada Era JKN
Dr. H. Awang Faroek Ishak
11.00 – 12.00
Diskusi
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 14.00
Mungkinkah Rumah Sakit untung tanpa Fraud
DR. Anastasia Susty Ambarriani.,MSi.,AK.,CA
Moderator : dr. Sutirto Basuki SpKK, MKes
Seminar III :Transformasi Manajemen RSD di era JKN
14.00 – 14.30
Manajemen Mutu vs Tarif JKN
dr Andreasta Meliala, MKes, MAS, DplPH
Moderator :
Dr Nur Abadi, MM, MSi
Co Moderator :
Ketua ARSADA Wilayah
14.30 – 15.00
Strategi Akreditasi Rumah Sakit Daerah di era JKN
Dr. dr. Sutoto, MKes
15.00 – 15.30
Keputusan Manajerial RS dihadapkan pada Keputusan Medis dalam JKN di RSUD Tarakan Jakarta
dr Kusmedi Priharto, SpOT, M.Kes
15.30 – 16.00
Keputusan Manajerial RS dihadapkan pada Keputusan Medis dalam JKN di RSUD Embung Fatimah Batam
Dr. drg. Fadilah RD Malarangen
16.00 – 17.00
Diskusi
17.00 – 19.00
Istirahat
19.00 – 21.00
RapatKerja ARSADA :
Program Kerja
Revisi PP 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, MKes (Ketua Umum PP ARSADA)
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTMH, MARS
Jumat, 13 Juni 2014
Seminar IV : Heboh JKN : Mencari Bentuk Hubungan Manajemen – Komite Medik – BPJS
08.00 – 08.30
Kesenjangan Proses Verifikasi vs Audit Medik
Prof dr Paul Tahalele SpBTKV (K) (Ketua IKABI)
Moderator :
Dr. Hanny Rono Sulistyo, SpOG(K), MM
Co Moderator :
Ketua ARSADA Wilayah
08.30 – 09.00
Dilema Fornas : antara Konsep dan Implementasi JKN
Prof dr Iwan Dwi Prahasto, M.MedSc, PhD
09.00 – 09.30
Koordinasi Konstruktif dalam Penyelesaian Masalah Pelayanan JKN
DirekturUtama BPJS
09.30 – 10.00
Peran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Membangun Harmonisasi Sistem Rujukan dalam Mensukseskan JKN
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
10.00 – 11.00
Diskusi
11.00 – 13.30
Ishoma
Seminar V : Pemahaman Fraud dan Moral Hazards : Sudah Samakah ?
13.30 – 14.00
Fraud dalam JKN : Kesempatan dan Pencegahannya
Prof dr Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
Moderator :
Dr Heru Ariyadi, MPH
Co Moderator :
Ketua ARSADA Wilayah
14.00 – 14.30
Moral Hazards dalam JKN : Kesempatan dan Pencegahannya
Prof dr Budi Sampurna, DFM, SpF(K), SH
14.30 – 15.00
Jenis-jenis Fraud dan Pencegahannya dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah pada era JKN
Komisi Pemberantasan Korupsi
15.00- 15.30
Deteksi Dini Fraud di RSD pada era JKN
Badan Pemeriksa Keuangan & Pembangunan
15.00 – 16.00
Diskusi
16.00 – 17.00
Penutupan
Ketua Umum ARSADA
Pada Rakernas ini, ARSADA Pusat juga menyelenggarakan pameran berbagai produk industri dan jasa yang mendukung pelayanan di RS. PKMK FK UGM berpartisipasi dalam pameran ini dengan membuka stand konsultasi manajemen RS yang diselenggarakan atas kerjasama dengan ARSADA Pusat. Pada stand ini, selain memberikan masukan-masukan atas masalah yang disampaikan oleh pengunjung, PKMK juga mensosialisasikan berbagai kegiatan seminar dan pelatihan bagi RS yang dilakukan melalui media internet. Kelebihan dari metode ini adalah seminar dan pelatihan dapat diikuti dari mana saja dan kapan saja, sepanjang ada sambungan internet. Oleh karena itu, program ini sangat tepat bagi para pengelola RS yang tidak memiliki waktu atau anggaran cukup untuk mengikuti pelatihan secara face-to-face di Yogyakarta.
Banyak dari seminar yang disiarkan melalui live streaming di berbagai website yang dikelola oleh PKMK (termasuk website arsada.org, manajemenrumahsakit.net dan mutupelayanankesehatan.net) yang dapat diikuti secara gratis tanpa biaya registrasi. Ini merupakan bentuk pengabdian PKMK sebagai bagian dari civitas academica UGM terhadap masyarakat.
Komitmen ini ditunjukkan dengan semakin memperbaiki sistem seminar dan pelatihan jarak jauh dan terus menerus mensosialisasikannya pada masyarakat perumahsakitan agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
Tim reportase:
Berita & Foto : Putu Eka Andayani
Cameraman: Margono
Video Editor & Live Streaming/Webinar Technician: Lilik Haryanto
SUMEDANG, (PRLM).-Pemkab Sumedang akan menukar bangunan Saung Budaya Sunda (Sabusu) di Kec. Jatinangor dengan rumah sakit tanpa kelas. Rencana penukaran itu sedang diproses dan diajukan kepada Pemprov Jabar sehubungan pembangunan Sabusu itu bantuan provinsi.
Jakarta, HanTer – Menteri Kesehatan (Menkes), dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, menegaskan, seluruh Rumah Sakit (RS) yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, wajib melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sehingga, tidak ada alasan pihak RS yang membatasi pelayanan peserta JKN dengan alasan keterbatasan fasilitas dan lainnya.
“Orang sakit itu perlu ditangani. Karena itu dia (RS) tandatangani kerjasama dengan BPJS Kesehatan, dia harus bersedia layani semua peserta JKN. Baik yang dirawat di kelas 3, 2 maupun 1, sesuai haknya masing-masing,” tegas Menkes di Jakarta, kemarin.
Dia mengakui, masih banyak masyarakat yang mengeluhkan RS yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan masih menolak pasien JKN oleh berbagai hal. Namun, dia menilai hal itu merupakan hal yang keliru dan bisa dikenakan sanksi dari mulai teguran tertulis sampai pencabutan izin sesuai yang diatur dalam UU Kesehatan.
Menurutnya, saat ini memang yang diwajibkan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam melayani peserta JKN hanya RS Pemerintah. Sedangkan, RS swasta masih diberikan waktu untuk bekerjasama bahwa mereka bisa melihat dan mencontoh RS yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, itu lebih menguntungkan.
“Dari pada tidak melayani pasien, lebih baik layani peserta JKN RS Swasta itu,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga mendorong agar seluruh rakyat Indonesia menjadi peserta JKN serta dapat dilayani seluruhnya, yakni dengan cara masyarakat dapat mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN melalui RT/RW.
“Ini agar puskesmas bersama camat, lurah atau kepala desa, membawa BPJS Kesehatan dan bank-bank lebih dekat ke masyarakat,” tuturnya.
Dia menambahkan, bank-bak yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, yakni BRI, BNI dan Bank Mandiri, menjemput bola dengan menjelaskan BPJS Kesehatan ke masyarakat desa-desa bahwa mereka bisa mendaftar dan membayar sekaligus di RT/RW dan Puskesmas. “Maka dari itu semakin banyak rakyat kita bisa menikmati JKN. Di beberapa daerah sudah menerapkan hal ini,” ujarnya.
KLATEN – Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aisyiyah Klaten akan membangun fasilitas Intensive Care Unit (ICU) baru khusus untuk perawatan ibu, anak dan bayi. ICU berlokasi di kompleks gedung RSIA baru di Jalan KH Hasyim Ashari (By Pass Selatan), Mojayan, Klaten Tengah.
Rencananya, bangunan ICU itu akan dibangun berukuran 8 x16 meter persegi dengan kapasitas satu ruangan untuk ibu, dua
Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) – Wakil Wali Kota Gorontalo Budi Doku mengatakan, pihaknya akan membenahi pelayanan di Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS), termasuk urusan jam besuk pasien.
“Sejauh ini jam besuk sudah diatur, tapi diabaikan pengunjung hingga akhirnya kunjungan ke pasien bisa dilakukan kapan saja,” ujarnya di Gorontalo, Minggu.
Menurutnya, masalah jam besuk mendesak untuk diatur kembali, mengingat kenyamanan pasien di RS tersebut selama ini tidak terjamin.
Budi yang juga seorang dokter tersebut mengatakan ia akan fokus dalam pelayanan kesehatan, terutama bagi warga miskin.
“Kami berani menjamin tak akan ada warga miskin yang tidak mendapatkan pelayanan maksimal dari rumah sakit mupun pusat pelayanan lainnya,” tukasnya.
Sementara itu, rencana membenahi kembali jam besuk pasien dianggap justru menjadi masalah baru.
“Saya tidak setuju kalau jam besuk dibatasi, apalagi kalau kunjungan itu diharapkan oleh pasien sendiri,” kata Ahmad Yahya, salah seorang warga Kota Gorontalo.
Namun warga lainnya, Yuliana mengaku setuju dengan rencana pemerintah kota tersebut.
“Harusnya memang sudah diterapkan dari dulu, ini kebijakan yang telat menurut saya. Bayangkan saja kondisi RSAS sudah seperti pasar saja, semua bebas mondar mandir di dalam rs,” tandasnya.
Bahkan ia berharap pihak RS melarang keluarga pasien atau pengunjung dan pedagang duduk di lorong gedung RS dimana pasien melintasi jalan tersebut.
TANJUNG SELOR – Status Rumah Sakit Umum (RSU) dr H Soemarno Sosroatmodjo akan ditingkatkan menjadi type B. Karena per-kembangan Tanjung Selor, Bulungan yang telah menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Berbagai upaya untuk memenuhi hal itu akan dilakukan, seperti melengkapi fasilitas dan alat kesehatan (alkes), tenaga medis dan penambahan ruangan.
Direktur Utama RSU dr H Soemarno Sosroatmodjo, Surya Tan berkata, seiring terbentuknya Provinsi Kaltara pertambahan pen-duduk semakin meningkat. Se-hingga, pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan keharusan yang wajib dipenuhi.