manajemenrumahsakit.net :: Jakarta:
Archive for 2014
Metro | DPRD Usulkan Perluasan RSUD
manajemenrumahsakit.net :: Metro – DPRD Kota Metro mengusulkan agar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani dilakukan perluasan, mengingat RS tersebut menjadi salah satu RS rujukan bagi pasien dari daerah lain.
Anggota Komisi II DPRD Kota Metro, Ridwan Sorry Ma`un Ali menjelaskan, RSUAY merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Metro yang dibangun sejak 1957 lalu.
“Rumah sakit yang telah berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) itu, juga menjadi rujukan rumah sakit dari Lampung Tengah dan Lampung Timur,” ujar Ridwan, Rabu (5/11).
Karenanya, tambah dia, ruangan rawat inap yang ada di rumah sakit tersebut selain tidak mampu lagi menampung pasien, juga area parkir yang ada tidak mampu menampung kendaraan pengunjung.
“Makanya, Komisi II mengusulkan perluasan RSUAY dengan menggunakan lahan dan bangunan eks Kantor Kesbangpol, Kantor PMI dan perumahan dokter. Selain itu, lahan untuk perluasan tersebut juga berada di Jalan Achmad Yani tepatnya berada di sebelah Selatan RSUAY,” katanya.
Disampaikan, dengan adanya perluasan, maka ke depan RSUAY dapat menjadi rumah sakit termegah di Provinsi Lampung.
Mengenai anggaran perluasannya, dapat mengunakan dana APBD dengan sistem multi years (lebih dari satu tahun anggaran) atau menggunakan dana alokasi khusus (DAK) yang bersumber dari APBN. (Han)
Sumber: kupastuntas.co
Australia Akan Kelola Rumah Sakit Ebola di Sierra Leone
manajemenrumahsakit.net :: Australia mengubah sikapnya karena Inggris berjanji untuk menjamin pengobatan petugas medis Australia yang tertular Ebola.
PM Australia Tony Abbott mengatakan hari Rabu (5/11), pemerintahannya berencana mengelola sebuah rumah sakit Ebola yang dibangun Inggris di Sierra Leone, menjelang akhir bulan ini.
Hal itu dilakukan setelah dicapainya persetujuan dengan Inggris tentang pengobatan para petugas medis Australia yang mungkin tertular penyakit maut itu.
Selama berminggu-minggu, Australia telah menolak permintaan AS dan Inggris untuk mengirim tim-tim medis ke Afrika Barat guna memerangi Ebola, yang telah membunuh hampir lima ribu orang, sebagian besar di negeri-negeri yang dilanda paling parah, yaitu Sierra Leone, Liberia dan Guinea.
Tetapi PM Tony Abbott mengutarakan hari Rabu (5/11), sementara pemerintahannya tidak mewajibkan para petugas kesehatan negara itu ke Afrika, Australia kini siap menyeponsori tim dokter dan juru rawat yang secara sukarela berangkat ke sana. Abbott mengatakan, Australia mengubah sikapnya karena Inggris berjanji untuk menjamin pengobatan petugas medis Australia yang tertular Ebola.
Menurut Abbott, warga Australia adalah di antara 240 orang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rumah sakit berkapasitas seratus tempat tidur itu, tetapi kebanyakan pekerjanya dari Sierra Leone.
Sumber: voaindonesia.com
Pemkot Bandung Akan Bangun Lagi Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: BANDUNG,(PRLM).- Pemerintah Kota Bandung berencana membangun 2-3 rumah sakit untuk masyarakat menengah ke bawah. Begitu juga dengan puskesmas 24 jam, tahun depan jumlahnya akan ditambah lagi.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil saat grand opening gedung Elisabeth Rumah Sakit Santo Borromeus di Jalan Djuanda Bandung, Rabu (5/12/2014). Pada kesempatan tersebut Ridwan melihat ruang ICU dan kamar operasi.
“Sebetulnya jumlah rumah sakit di Kota Bandung sudah lebih dari cukup. Namun kita tambah dan fokuskan untuk menengah ke bawah sebanyak 2-3,” katanya ketika diminta pendapatnya jumlah ideal RS di Bandung.
Ridwan yang akrab disapa Emil menuturkan Pemkot Bandung sedang membeli tanah untuk membangun RS umum di Ujungberung Bandung. Selain itu membangun RS Ibu dan Anak di Jalan Soekarno Hatta Bandung.
“Tahun depan, puskesmas 24 jam akan ditambah. Ambuland gratis sudah lebih dari 20 buah. Puskesmas juga sudah e-puskesmas. Jadi orang dapat bertanya tanpa delalu harus ngantri,” ucapnya.
Di RS Ujungberung tambah Emil, pasien mengantri memakai SMS. Orang tidak perlu datang secara fisik, tetapi datang sesuai dengan rekomendasi balasan SMS. “Ini membantu revolusi,” ungkapnya.
Emil menyambut baik dengan bergabungnya RS Santo Borromeus dalam melayani pasien BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2015.
“Kemarin gedungnya belum siap dan baru bisa 1 Januari 2015. Insya Allah, siapa pun di Kota Bandung, terutama menengah ke bawah kalau datang ke RS Borromeus tidak perlu sungkan karena sudah disediakan layanannya,” paparnya.
Dikatakan Emil, peralatan kesehatan yang ada di gedung Elisabeth sudah sangat canggih sehingga dalam mencari layanan kesehatan tidak perlu pergi kemana-mana, cukup di Kota Bandung. “Apapun masalahnya jenis pelayanan kesehatan ada,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama RS Santo Borromeus, Suriyanto mengatakan di gedung Elisabeth terdapat ruang rawat inap kebidanan sehingga ibu yang hendak melahirkan tidak perlu ke luar negeri.
“Kita dukung program pemerintah, PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) dan RS Ibu dan Anak. Kita siap,” katanya. (Yeni Ratnadewi/A-89)***
Sumber: pikiran-rakyat.com
Jabar Masih Kekurangan Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Bandung – Rumah sakit merupakan salah satu bentuk pelayanan terbaik bagi kesehatan masyarakat Dengan banyaknya rumah sakit, masyarakat semakin mudah untuk mengakses kesehatannya. Terlebih, saat ini kebutuhan masyarakat akan rumah sakit terus meningkat.
Di Jabar sendiri keberadaan rumah sakit di setiap kabupaten/kota masih minim. Banyak masyarakat dari daerah terpaksa harus berobat ke Kota Bandung guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Seharusnya, pelayanan rumah sakit bisa dilakukan di daerahnya masing-masing.
Karena itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota agar memperbanyak rumah sakit. Selama ini, dia melihat keberadaan rumah sakit masih minim di setiap daerah di Jawa Barat.
“Saat ini kabupaten kota rata rata hanya memiliki satu rumah sakit, itu perlu ditambah, minimal satu kabupaten/kota itu ada dua rumah sakit. Sehingga masyarakat bisa terlayani dengan baik,” tutur Heryawan kepada wartawan di Gedung Sate Kota Bandung, Kamis (6/11/2014).
Pria yang akrab disapa Aher ini yakin dengan banyaknya rumah sakit bisa membuat pelayanan kesehatan bagi masyarakat menjadi lebih optimal. Karena itu, penambahan rumah sakit ini merupakan hal yang sangat penting.
“Apalagi saat ini jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan terus meningkat. Tentu penambahan rumah sakit sangat penting, dan itu harus menjadi prioritas dari pemerintah kabupaten/kota,” jelas Aher.
Dalam waktu dekat ini, Aher berjanji akan melakukan pembahasan dengan seluruh kepala daerah guna membahas penambahan rumah sakit. Dengan pembahasan tersebut, Aher berharap jumlah penambahan bisa segera direalisasikan.
“Kita terus berusaha mendorong sektor kesehatan bagi masyarakat. Kami sendiri sampai saat ini terus melakukan perbaikan di sektor kesehatan. Baik itu puskesmas maupun rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah provinsi,” kata dia. [hus]
Sumber: inilahkoran.com
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Kewalahan
Sejak BPJS Kesehatan Beroperasi
manajemenrumahsakit.net :: Medan, (Analisa). Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan
Pasien Pengguna BPJS di Rumah Sakit Bekasi Terlantar
manajemenrumahsakit.net :: Peluncuran [Kartu Indonesia Sehat](2128619 “”) (KIS) oleh pemerintah untuk warga tidak mampu ternyata belum bisa dipastikan dapat membuat para pasien bernafas lega.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (4/11/2014), pasien pengguna kartu [BPJS](2128483 “”) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, Jawa Barat terlihat terlantar di Ruang Unit Gawat Darurat (RUGD).
Untuk sementara mereka terpaksa harus mendapatkan perawatan dengan kondisi yang memprihatinkan karena belum juga mendapatkan kamar perawatan. Bahkan sampai ada yang harus menunggu kamar kosong hingga berhari-hari.
Direktur Rumah Sakit Umum Kota Bekasi Dr Titi Masrifahati mengatakan hal ini tidak bisa dihindarkan, karena pasien pengguna BPJS memang melonjak drastis hingga 60% dibanding tahun lalu.
Selain kurangnya fasilitas persediaan kamar perawatan, tenaga medis juga sangat minim. Itulah yang menyebabkan pasien pengguna BPJS terpaksa untuk sementara dirawat di lorong-lorong rumah sakit.
Titi berharap pemerintah Kota Bekasi maupun pemerintah Jawa Barat serta pusat memberikan penambahan anggaran dan tenaga medis untuk melayani masyarakat pengguna kartu BPJS.
Apalagi [KIS](2128584 “”) yang diluncurkan oleh pemerintah pusat saat ini dapat menunjang para pasien yang membludak yang menggunakan kartu BPJS. (mUT)
Sumber: yahoo.com
Layanan BPJS di Eka Hospital, Tak Jelas Titik Terangnya
manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Hingga saat ini, Rumah Sakit berstandar Internasional Eka Hospital Pekanbaru belum juga melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hal ini dibenarkan Kepala Umum dan TI BPJS Kesehatan cabang Pekanbaru kepada
RSUD Cianjur Siapkan Ruang Isolasi Ebola
manajemenrumahsakit.net :: Cianjur – Pemerintah Kabupaten Cianjur menyiapkan ruangan isolasi khusus untuk pasien yang terjangkit ebola. Wakil Bupati Cianjur Suranto mengatakan ruangan khusus itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Cianjur).
Meski begitu, kata Suranto, hingga saat ini tidak ada warga Kabupaten Cianjur yang terjangkit penyakit mematikan tersebut. “Kami hanya mengantisipasi jika tiba-tiba ada gejala ebola di Cianjur,” kata dia, Selasa, 4 November 2014.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ebola, pemerintah akan memeriksa warga Cianjur yang pernah bekerja di luar negeri, khususnya di Benua Afrika. Namun, kata Suranto, kemungkinan penyebaran penyakit ebola di wilayahnya cukup kecil. “Di Cianjur, menurut saya tidak terlalu mengkhawatirkan, meski perlu diantisipasi,” ujarnya.
Suranto yang juga seorang dokter ini mengatakan penularan ebola mirip dengan virus HIV/ AIDS, yakni kontak langsung dengan penderita atau terkena cairan tubuh si penderita. Jika sudah terserang, gejala yang timbul mirip dengan demam berdarah.
Pasien merasakan demam tinggi dan pendarahan karena ada gangguan pada pembuluh darah. Suranto mengatakan pembuluh darah penderita ebola mudah pecah. Jika si penderita mengalami pendarahan, maka sulit berhenti. “Darah akan keluar di kulit, hidung, dan mulut,” katanya.
Sumber: tempo.co