manajemenrumahsakit.net :: WONOGIRIKOTA -Berawal dari mewabahnya penyakit Malaria yang menyerang hampir
Archive for 2014
RSUD Sultan Syarif Abdurrahman ramah lingkungan
manajemenrumahsakit.net :: Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Abdurrachman terletak di Jl. Komyos Sudarso Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat di atas lahan seluas 3,6 hektare atau setara 36.000 meter persegi memiliki konsep tersendiri dalam pelayanannya, yaitu menerapkan pelayanan tanpa kelas, sehingga pasien dilayani tanpa perbedaan pelayanan.
Menurut data dari Kementrian Kesehatan di Kalimantan Barat saat ini terdapat kurang lebih sebanyak 36 unit Rumah Sakit, yang terdiri dari 21 unit Rumah Sakit Pemerintah dan 15 unit Rumah Sakit Swasta.
Pengelolaan Lingkungan Rumah Sakit
Walaupun rumah sakit milik daerah, tetapi RSUD Sultan Syarif Abdurrachman tetap diwajibkan memiliki dokumen lingkungan, dalam bentuk UKL UPL. Dalam rencana pengelolaan lingkungan di dokumen UKL UPL tercantum pengelolaan semua dampak yang mungkin terjadi.
Dalam operasional di lapangan, penyediaan ruang terbuka hijau, terlihat penanaman sudah dilakukan di pot-pot yang berbentuk memanjang, sehingga selain berfungsi sebagai penyerap gas CO2 dan menghasilkan oksigen, juga dapat berfungsi sebagai penambah nilai estetika.
Dari segi kebersihan lingkungan pun cukup baik. Kebersihan lantai dan dinding masih terjaga dengan sangat baik. Tong sampah dan petugas rumah sakit juga mengerti akan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Mempertahankan Pola Pikir
Secara umum, Rumah Sakit Sultan Syarif Abdurrachman sangat baik, terutama untuk sarana dan pra sarana yang tersedia di lapangan. Kebersihan dan upaya menjaga lingkungan sudah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Diharapkan, pola pikir pegawai Rumah Sakit tetap terkonsep untuk tetap menjaga lingkungan sekitar sehingga rumah sakit Sultan Syarif Abdurrachman tidak hanya terjaga saat ini, namun seterusnya.
Sumber: pontianakkota.go.id
Pemkot Sukabumi Segera Bangun Rumah Sakit Gratis
manajemenrumahsakit.net :: SUKABUMI – Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, berencana membangun rumah sakit gratis, khususnya untuk masyarakat tidak mampu, pada akhir tahun 2014 yang lokasinyya di Kecamatan Lembursitu.
“Pembangunan rumah sakit gratis ini harus dipercepat dan kami menginginkan pada tahun ini juga pembangunannya sudah bisa dilaksanakan sehingga pada tahun 2015 bisa dioperasionalkan,” kata Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz, Rabu (12/11/2014).
Menurut Muraz, pembangunan rumah sakit ini merupakan janji politiknya saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah pada 2013 lalu dan akan direalisasikan pada tahun ini.
Selain itu, tujuan dibangunnya rumah sakit gratis ini untuk membantu Rumah Umum Sakit Daerah (RSUD) R Syamsudin SH dalam menangani pasiennya.
Lebih lanjut, pasien dari keluarga miskin yang sakitnya tidak terlalu parah namun harus dirawat inap bisa dialihkan perawatannya ke rumah sakit ini. Untuk anggarannya sendiri pihaknya akan menggunakan alokasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Sukabumi.
“Diharapkan dengan adanya penambahan rumah sakit ini, bisa menambah pelayanan terhadap pasien tidak mampu untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan maksimal. Sehingga tidak perlu ada lagi pasien yang harus menunggu beberapa hari, karena penuhnya ruang rawat,” tambahnya.
Rencananya, rumah sakit ini akan digunakan untuk warga yang menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, maupun warga tidak mampu yang menggunakan surat keterangan tanda tidak mampu dari kecamatan maupun kelurahan.
Sehingga, targetnya tidak ada lagi pasien miskin yang terlantar karena tidak mempunyai biaya pengobatan.
Di sisi lain, saat ini pihaknya sudah memberikan kartu BPJS Kesehatan kepada 27 ribu warganya yang tidak mampu dan untuk biayanya ditanggulangi sepenuhnya dari APBD Kota Sukabumi dengan anggaran sekitar Rp3 miliar.
Mereka yang diberikan kartu BPJS ini yang tidak terdata sebagai penerima Jamkesmas dari pemerintah pusat.
Sumber: bisnis.com
Seluruh RS di Tangerang Fasilitasi Akte Kelahiran Online dan Gratis
manajemenrumahsakit.net :: Tangerang – Seluruh rumah sakit (RS) di Kota Tangerang, Banten, akan menerapkan pelayanan akte kelahiran secara online dan gratis, menyusul sembilan RS yang sudah mengaplikasikannya.
Sembilan RS itu, RSU Aminah, RSIA Aqidah, RSU Mulya, RSIA Mutiara Bunda, RSU Sari Asih Karawaci, RSU Sari Asih Sangiang, RSUD Kota Tangerang, RSIA Dinda dan RSU An-Nisa. ”Ke depannya, seluruh RS di Kota Tangerang, baik swasta maupun milik pemerintah yang jumlahnya 23, akan menerapkan pelayanan akte online gratis ini,” kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Erlan Rusnarlan di Tangerang, hari ini.
Program itu, kata Erlan, diluncurkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pada 17 Agustus 2014. Hingga kini, sudah 126 ibu melahirkan yang memanfaatkan fasilitas ini.
“Pelayanan ini sangat mudah dan cepat, tanpa harus datang ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Ibu hamil yang melahirkan diminta data diri oleh pihak RS untuk diinput ke sistem Disdukcapil Kota Tangerang. Selanjutnya, petugas Disdukcapil akan melakukan proses, selesai paling lama dua hari,” kata Erlan.
Setelah akte jadi, akte akan diserahkan atau diambil petugas RS. Warga bisa mendapatkannya dengan melengkapi salinan surat nikah, KTP dan kartu keluarga. “Jadi, tidak harus bolak balik dan antri. Semua terkomputerisasi,” kata Erlan.
Konsekuensinya, setiap RS harus memiliki petugas khusus pelayanan akte serta komputer terkoneksi internet. (IZN – pdpersi.co.id)
Sumber: pdpersi.co.id
Dukungan Bupati Manggarai bagi Peningkatan Kinerja RSUD Ruteng
Reporter: Putu Eka Andayani

Pintu masuk RSUD Ruteng kadang kala dipenuhi kendaraan umum yang mencari penumpang secara tidak tertib. Dok: PEA/PKMK FK UGM
Program Sister Hospital dan Performance Management and Leadership yang terselenggara atas kerjasama Pemerintah Provinsi NTT dengan AIPMNH, sembilan RS besar dan sebelas RSUD di NTT telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun. Untuk memantau kemajuan program, monitoring dan evaluasi dilakukan dua kali setiap tahunnya oleh tim Monitoring dan Evaluasi (M&E) yang terdiri dari PKMK FK UGM, Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran (P2K3) FK Undana, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, POGI dan IDAI. Tim ini dianggap cukup independen karena tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan pendampingan sehari-hari di sebelas RSUD di NTT.
RSUD Ruteng adalah salah satu RS di NTT yang dimonitor dan dievaluasi. Dalam program SH-PML ini, RSUD Ruteng bermitra dengan RSCM. Meskipun Program Sister Hospital di NTT sudah dimulai sejak 2011, namun RSUD Ruteng baru terlibat dalam program ini sejak 2012. Meskipun demikian, banyak manfaat yang telah didapat oleh RSUD Ruteng khususnya, dan masyarakat Manggarai pada umumnya dengan adanya program SH-PML ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur RSUD Ruteng, dr. Dupe Nababan dan staf pada saat tim berkunjung ke RS ini.

Obat-obatan emergency dan berbagai BHP Medis selalu tersedia di ruang Maternal dan Perinatal. Dok: PEA/PKMK FK UGM
Kabupaten Manggarai terletak di Pulau Flores bagian barat. Awalnya kabupaten ini memiliki luas ebih dari 20 ribu Km2. Kabupaten ini kemudian mengalami pemekaran dimana daerah yang sebelah barat menjadi Kabupaten Manggarai Barat dengan Ibu Kota Labuan Bajo dan sebelah timur menjadi Kabupaten Manggarai Timur dengan Ibu Kota Borong. Kabupaten induk sendiri menjadi Manggarai Raya dengan Ibu Kota Ruteng, berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa dengan luas wilayah yang tersisa sebesar urang lebih 7.000 Km2. Namun demikian, kabupaten beriklim sejuk ini menyimpan potensi pertanian dan pariwisata yang luar biasa, dengan luasnya hamparan sawah bertingkat (terasering) maupun yang berbentuk seperti sarang laba-laba (spider field).
Namun demikian, bandara Frans Sales Lega hanya melayani 1-2 kali penerbangan per hari ke arah Kota Kupang. Jika dibandingkan dengan Labuan Bajo, Ruteng memiliki aksesibilitas yang kecil dari arah luar provinsi. Hal ini sedikit banyak menjadi kendala bagi RSUD Ruteng untuk menarik tenaga kesehatan profesional dari kota-kota besar dari Jawa dan Sulawesi untuk bekerja dan menetap di kota ini. Itulah sebabnya, hasil M&E menunjukkan RS ini masih memiliki kendala dalam berperan sebagai RS PONEK dan rujukan untuk wlayah-wilayah sekitarnya.
Dari aspek pelayanan dan rujukan maternal dan perinatal, beberapa hal di RS ini sudah cukup bagus, antara lain SOP sudah diperbaharui dan dijalankan, kerjasama tim yang baik antara dokter dan perawat, serta peralatan yang cukup terpelihara. Namun demikian, dari aspek pengendalian infeksi, RS ini masih perlu melakukan perbaikan. Salah satu kendalanya adalah karena kurangnya tenaga sehingga pencucian peralatan seperti inkubator tidak bisa dilakukan sesuai jadwal yang seharusnya. Selain itu, kurangnya tenaga dokter jaga juga menjadi masalah serius.
Berbeda dengan M&E di RSUD lain, di RSUD Ruteng, Bupati Manggarai Raya, Bapak Christian Rotok turut hadir dalam acara pemaparan hasil M&E di RSUD Ruteng bersama dengan Ketua DPRD (Kornelis Madur), Kepala Bapeda, dan berbagai perangkat Pemda lainnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan dari hasil M&E agar dapat digunakan untuk membenahi pelayanan kesehatan di RSUD Ruteng. Ini menunjukkan komitmen kepala daerah dan DPRD yang sangat tinggi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan dukungan pada upaya perbaikan RSUD Ruteng.
Dalam hal ketenagakerjaan, Christian mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di RSUD Ruteng. Salah satu rekomendasi dari tim M&E untuk memenuhi kebutuhan khususnya dokter jaga di layanan PONEK adalah dengan memotivasi para dokter puskesmas agar menimba pengalaman sebagai tenaga medis di RS, serta membuat regulasi yang mendukung agar para dokter puskesmas yang berstatus PNS maupun dokter PTT bisa secara bergiliran bertugas di RS dalam periode tertentu. (pea)
Butuh Dokter, Tak Perlu ke Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Perkembangan teknologi digital khususnya internet telah memudahkan generasi saat ini dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai dari bekerja,
RSUD Gelar Workshop Service Exellence
Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Pasien
manajemenrumahsakit.net :: METRO
Rumah Sakit Asy-Syifa di Gaza Alami Krisis Makanan
manajemenrumahsakit.net :: Gaza – Seperti diberitakan media massa, akibat tunggakan selama lima bulan, perusahaan penyedia makanan di Gaza menghentikan penyediaan makanan untuk RS Asy-Syifa. Besarnya tunggakan mencapai 800.000 shekel atau sekitar USD 211.000.