Bangkok, 7-10 Maret 2013. Pada akhir minggu lalu PKMK FK UGM diundang untuk menghadiri workshop persiapan Kursus PPP di Hongkong, yang akan diselenggarakan pada akhir Mei mendatang. Penyelenggaraan kursus ini merupakan bagian dari aktivitas Kluster PPP di World Bank Institute, dimana tahun ini sudah memasuki kursus keempat kalinya. Kursus sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2010 (Bali, Indonesia), 2011 (Bangkok), 2012 (Manila, Philippine). Pada setiap kursus, Indonesia yang diwakili oleh PKMK UGM biasanya diberi slot untuk menjadi pembicara terkait dengan tema-tema yang disajikan. Namun pada tahun 2013 nanti, Indonesia akan diberi kesempatan menjadi chairman pada beberapa sesi pertama.
Pertemuan di Bangkok pada 7-10 Maret lalu bertempat di Faculty of Economics, Chulalngkorn University. Tujuannya adalah untuk mematangkan rencana workshop PPP di Hong Kong, topik-topik yang akan dibahas, pembicaranya, dan keterkaitan antar sesi maupun keterkaitan setiap sesi dengan tema besar PPP. Sebagai workhshop yang akan diselenggarakan untuk keempat kalinya, workshop kali ini akan meneruskan hasil-hasil yang telah didapat pada workshop-worshop sebelumnya. Pertemuan ini dihadiri oleh Dominic Montagu, DrPH, MBA, MPH (Associate Professor of Epidemiology and Biostatistic, Global Health Group), Prof. Eng Kiong Yeoh (The Chinese University of Hong Kong), Francisco Roman Jr., DBA (Asian Institute of Management, Joseph R McKing Campus, Philipines), Xiaohui Hou (Senior Economist, World Banks Institute), A Venkat Raman, PhD (Faculty of Management Studies, University of Delhi), Siripen Supakakunti, PhD (Faculty of Economics, Chulalongkorn University Thailand), Chantal Herberholz (Chulalongkorn University, Thailand) dan Putu Eka Andayani (PKMK FK UGM, Indonesia).
Workshop PPP di Hong Kong akan dilaksanakan dalam waktu 6 hari dimana dua hari pertama ditujukan untuk para pengambil keputusan di level nasional dan empat hari berikutnya untuk staf yang lebih teknis yang akan merumuskan kebijakan-kebijakan menjadi suatu yang lebih operasional. Workshop tersebut mengikuti kerangka pikir berikut ini.
Berdasarkan framework tersebut, tujuan PPP adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan, efisiensi dan distribusi pelayanan. Assessment di Provincial Health Service Authority dilakukan dari aspek delivery dan financing. Di level intermediaries, assessment dilakukan pada asosiasi fasilitas dan profesi, perusahaan asuransi, NGO dan dalam kaitannya dengan pemerintah. Sedangkan dari kapasitas Pemerintah, assessment dilakukan pada aspek leadership, staf yang berdedikasi pada PPP dan pengalaman.
Strategi yang dapat ditempuh adalah dengan Grow, Harness, Convert dan Restrict. Instrumen yang dapat digunakan untuk PPP antara lain informasi/recognition, External Quality Assurance/Akreditasi, Pajak-Kepemilikan-Subsidi, Kontrak, PPP dan Regulasi.
Pada setiap akhir blok peserta akan diminta untuk bekerja dalam grup mendiskusikan materi yang telah diberikan dari perspektif negaranya masing-masing dan bagaimana nanti implementasinya. Setiap working group diminta untuk menyajikan hasil diskusinya dalam bentuk poster yang akan dipresentasikan pada hari terakhir. Presenter terbaik akan mendapatkan penghargaan dari panitia.
Pada forum tersebut Indonesia yang akan diwakili oleh Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD dari UGM akan mengangkat isu tentang e-learning pada diskusi di hari pertama. E-learning ini menjadi isu penting untuk banyak negara di Asia yang memiliki gap cukup lebar antara pelayanan kesehatan di kota besar dengan di pelosok. Thailand juga sudah mulai mengembangkan e-learning selama beberapa tahun terakhir, namun belum menunjukkan hasil. Beberapa negara berharap dapat belajar dari pengalaman Indonesia dalam menerapkan metode e-learning tersebut.
Mengingat pentingnya issue yang akan dibahas pada workshop tersebut, maka diharapkan peserta berasal dari seluruh negara anggota PPP Cluster di World Bank Institute.
Sampai bertemu di Hong Kong!