- Pedoman Teknis Kamar Operasi, 2012 Direktorat Bina Upaya Kesehatan
- Roger Ulrich dan Craig Zimring, 2004 The Role Phycical Safety enviroment, Architecture Faculty Texas University
- Barbara Dellinger 2010 Healing enviroment EBD Sigma Theta Tau International
- The Design of a new NICU Patient Area: Combining Design for Usability and Design for Emotion GARDE, Julia and VAN DER VOORT, Mascha. Available from Sheffield Hallam University Research Archive (SHURA) at: http://shura.shu.ac.uk/502
Archive for 2012
Hospital Architecture
RSUD Tangsel Luncurkan Pelayanan Khusus Bayi
Tangerang: RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang Selatan, Banten, meluncurkan pelayanan khusus bayi atau “Neonatal Intensive Care Unit/NICU”.
Direktur RSUD Kota Tangerang Selatan, Neng Ulfa, di Tangerang, Rabu (28/11), mengatakan bahwa pelayanan NICU tersebut meliputi “resusitasi neonatus”, pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan 32 minggu atau lebih.
Berat lahir bayi tersebut juga berukuran 1500 gram atau lebih yang memiliki kelainan seperti, sesak atau apneu, prematur, tidak bisa minum, menderita sakit yang sulit diantisipasi sebelumnya, katanya.
Bayi dengan ibu diabetes, bayi yang lahir dari kehamilan beresiko tinggi atau persalinan dengan komplikasi. Gawat nafas yang memerlukan bantuan ventilasi, hiperbilirubinemia yang memerlukan terapi sinar, sepsis neonatorum atau hipotermia serta BBLR dengan metode kanguru.
“Dengan adanya pelayanan NICU di RSU Kota Tangerang Selatan diharapkan dapat mengurangi tingkat kematian pada bayi yang diakibatkan karena terlambatnya penanganan medis dengan sarana yang memadai,” Kata Neng Ulfa.
Selain itu, di dalam ruang NICU seluas 100 meter persegi, terdapat delapan inkubator, satu radiant warmer, lima ventilator, lima tempat tidur bayi, dua alat fototerapi, 11 mesin pompa infuse, tiga alat pemantau saturasi oksigen dan empat alat pemantau tanda vital.
Kepala Bidang Pelayanan Medis, Erna Sabarina menuturkan, gawat napas pada monatus atau bayi baru lahir merupakan salah satu penyebab paling sering untuk perawatan di NICU.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh aspirasi mekonium atau masuknya cairan ketuban yang bercampur mekonium kedalam paru-paru bayi, penyakit membran hialin atau gangguan pengembangan paru-paru terutama pada bayi prematur, pneumonia neonatal atau radang paru-paru dan penyakit jantung bawaan yang berat.
Kondisi-kondisi lain yang membutuhkan perawatan di NICU antara lain, sepsis (infeksi berat), perdarahan intrakranial, kejang dan bayi berat lahir sangat rendah atau kurang dari 1.000 gram.
“Intinya, perawatan di NICU RSU Kota Tangerang Selatan mampu mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital yang dialami oleh bayi-bayi baru lahir, disebabkan kelahiran prematur kurang dari 37 minggu atau pun lahir dengan penyakit bawaan,” katanya
Sumber: indonesiarayanews.com
Penderita HIV di Babel Capai 1.321 Orang
Pangkalpinang: Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel), meminta masyarakat tidak mengucilkan para penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
“Para pengidap HIV/AIDS itu memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat normal, hanya saja dia memiliki penyakit yang sulit disembuhkan sehingga memerlukan kepedulian kita bersama,” ujar Kepala Dinas Sosial Babel, Sahirman di Pangkalpinang, Rabu,(28/11).
Hingga Oktober 2012, jumlah penderita HIV/AIDS di Babel diduga sebanyak 1.321 orang. Sebanyak 126 dari jumlah tersebut telah dinyatakan HIV positif, sedangkan 45 orang di antaranya telah masuk dalam fase AIDS.
Menurut dia, ketika di lingkungan masyarakat ditemukan orang-orang positif HIV/AIDS, sebaiknya diarahkan aktif melakukan pemeriksaan agar kondisinya semakin membaik dalam memerangi penyakit yang ada di dalam tubuhnya.
Menurut dia, jika para pengidap HIV itu diperlakukan beda atau dikucilkan dari masyarakat lainnya, maka akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan akan sangat mengancam kondisi penderita bahkan lingkungan tersebut.
“Mereka bisa berbuat nekat melakukan tindakan tindakan tidak masuk akal untuk menyebarkan penyakit berbahaya tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut akan menimbulkan banyak pro dan kontra dan menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan tempat tinggal itu.
Menurut dia, para penderita masih dalam pengawasan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya tindakan yang tidak diinginkan seperti penyebaran virus HIV kepada masyarakat di lingkungannya.
“Dalam melakukan pengawasan terhadap masyarakat yang dinyatakan positif HIV, pemerintah bekerja sama dengan keluarga dan seluruh masyarakat di lingkungannya agar melaporkan perkembangannya di lapangan, karena pemerintah tidak bisa melakukan pemantauan satu persatu secara rutin,” katanya.
Selain itu, kata dia, para pengidap HIV juga harus menumbuhkan kesadarannya dengan melakukan pemeriksaan secara teratur dan mematuhi saran yang dianjurkan dokter.
Menurut dia, masyarakat yang dinyatakan positif HIV sebaiknya tidak terlalu membebani pikirannya dengan kondisi penyakit yang sudah menggerogoti tubuhnya, akan tetapi lebih baik dialihkan dengan kesibukan atau melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masa depannya.
Sumber: indonesiarayanews.com
PTPN V Puji Kebijakan PTPN X: Rumah Sakit Menjadi Anak Perusahaan
Kebijakan PTPN X (Persero) untuk menjadikan rumah sakit sebagai anak perusahaan (semula berbentuk unit usaha- red) yang telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 06/MBU/2011 tentang Pendayagunaan Aktiva Tetap BUMN, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Sewa Barang Milik Negara rupanya mendapat perhatian khusus dari PTPN lainnya yang ada di Indonesia.
PTPN V (Persero) misalnya, dengan mengutus enam orang perwakilannya ke PTPN X (Persero), mereka ingin mempelajari dan melihat kondisi manajemen kesehatan PTPN X (Persero) yang bisa memberikan informasi sekaligus motivasi bagi PTPN V (Persero) maupun PTPN lainnya yang ada di Indonesia seperti yang diungkapkan Tuhu Bangun, SP, Kepala Urusan Pembelian TBS PTPN V (Persero) sebagai Koordinator Tim Kunjungan.
“Tujuan kita melakukan studi banding ke PTPN X (Persero) ini adalah untuk melihat kondisi sekaligus sharing pengalaman bagaimana penerapan manajemen kesehatan PTPN X dengan kebijakan barunya yakni mengubah status rumah sakit yang dulunya unit usaha menjadi anak perusahaan,” terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua Serikat Pekerja Perkebunan PTPN I sampai dengan PTPN XIV ini.
Ditambahkan Tuhu, gebrakan yang diterapkan PTPN X (Persero) adalah suatu gebrakan yang patut dijadikan contoh bagi PTPN lainnya di Indonesia karena pengaruh pembentukan anak perusahaan sangat besar bagi korporat induk, antara lain peningkatan kinerja, pengembangan usaha dan profit margin perusahaanpun akan juga melonjak.
Namun yang terpenting dari setiap kebijakan yang ditetapkan, lanjut Tuhu, para karyawan harus tetap mengetahui secara detail mengenai implikasi kebijakan yang diambil, baik dari sisi kesejahteraan, status, dan kebutuhan para karyawan ke depan sehingga kebijakan yang ditetapkan dapat sesuai dengan motto perusahaan yakni Perusahaan Sehat Karyawan Sejahtera.
Perlu diketahui dalam kunjungannya kali ini pihak PTPN V pun juga meninjau beberapa rumah sakit milik PTPN X salah satunya adalah RS Gatoel di Mojokerto.
Sumber: ptpn10.com
MODS Efektif Tekan Angka Kematian Ibu
MODEL Operasional Desa Siaga (MODS) terbukti efektif menekan kematian ibu melahirkan. MODS juga meningkatkan pastisipasi warga dalam bidang kesehatan.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Gufron dalam pembukaan Seminar Lessons Learnt DHS-2, di Balai Kartini, Jakarta.
”Itu terbukti di daerah proyek MODS yang ada di 9 Propinsi dan 90 Kabupaten/Kota,” urainya, Selasa (27/11).
Dia melanjutkan, kesembilan propinsi itu antara lain, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT)dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Konsep MODS, lanjut Wamenkes, juga berhasil mensinergiskan antara tenaga medis profesional dan warga. ”Mereka menjadi satu kesatuan dalam desa siaga dan diharapkan bisa sangat membantu saat terjadinya bencana,” tuturnya.
Ketika bencana datang, desa siaga menjadi sangat penting untuk pertolongan pertama. Karena warga di MODS juga diberikan pelatihan kesehatan.
MODS adalah bagian dari proyek Kementerian Kesehatan yang didanai Asian Development Bank (ADB) bernama Decentralized Health Services.
Sumber: indonesiarayanews.com
Penipuan Berkedok Rumah Sakit Marak di Jembrana
Penipuan yang mengatasnamakan petugas rumah sakit, dengan meminta kiriman sejumlah uang untuk biaya operasi karena keluarganya kritis, marak terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali.
“Sejak hari Sabtu hingga Senin ini, kami sudah menerima pengaduan atau konfirmasi dari sembilan orang yang mengaku mendapatkan telepon dari petugas kami, mengabarkan kalau keluarganya menjalani perawatan di sini,” kata Direktur RSU Negara, dr Made Dwipayana, Senin.
Dwipayana mengungkapkan, sembilan orang itu mengaku, petugas yang menghubungi mereka minta segera ditransfer sejumlah uang agar keluarganya cepat mendapatkan penanganan.
Terkait hal ini, Dwipayana menegaskan, pihaknya tidak pernah minta uang untuk biaya perawatan kepada keluarga pasien lewat telepon.
“Karena itu saya himbau masyarakat, jika ada orang yang menghubungi dan mengaku dari rumah sakit apalagi minta sejumlah uang, sebaiknya cek langsung ke rumah sakit agar tidak tertipu,” ujarnya.
Dari sembilan orang yang ke RSU Negara, menurut Dwipayana, ada salah seorang yang mengaku sudah mentransfer uang kepada pelaku sekitar Rp9 juta.
“Kalaupun ada keluarga pasien yang kami hubungi, paling untuk mengabarkan kalau keluarganya menjalani perawatan di sini. Bukan langsung minta uang,” kata Dwipayana.
Bagi masyarakat yang dihubungi pelaku penipuan ini, Dwipayana minta segera mengecek ke 0365 41006 yang merupakan nomer telepon instalasi gawat darurat RSU Negara.
Sumber: ciputranews.com
Muhammadiyah Uji Materi UU Rumah Sakit
Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah akan melakukan ‘judicial review’ UU No.24 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang dianggap merugikan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam tersebut.
“Undang-undang tersebut kami anggap merugikan Muhammadiyah karena tidak memperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit baru selain yayasan yang bekerja khusus dalam bidang tersebut,” kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin usai membuka acara Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ke-18 di Palembang, Senin (26/11).
Din amanat organisasi PP Muhammadiyah adalah mengoreksi sejumlah undang-undang yang ditengarai meruntuhkan tata negara dan kestabilan ekonomi. Sehingga mengakibatkan kerugian bagi rakyat.
“Kita juga akan segera mengajukan judicial review terhadap beberapa undang-undang lain seperti UU Minerba (Mineral dan Batu Bara), UU Investasi, dan juga UU Perguruan Tinggi,” kata Din.
Din menargetkan judicial review terhadap sejumlah UU tersebut akan diajukan pada 2013. “Semua UU masih dikaji, yang mana akan menjadi prioritas untuk diajukan tergantung dari tim,” ujar Din.
Sebelumnya PP Muhammadiyah mengajukan judicial review UU No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi ke Mahkamah Konstitusi pada Maret 2012 lalu. Dalam keputusannya pada 14 November 2012 lalu, MK menyebutkan fungsi Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) bertentangan dengan UUD dan tidak memiliki hukum yang mengikat.
Sumber: hukumonline.com
–
Berita Terkait:
Healthcare World Asia: How “patient-Centered” are you?
Liputan
Healthcare World Asia Conference
HOW “PATIENT-CENTERED” ARE YOU?
Opening Remarks oleh Heather Grants, High Commissions of Canada to Singapore
Singapura, 28 Nov. Agenda pagi hari digunakan sebagai CEO Forum yang membahas mengenai pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien dan bagaimana prospek investasi pelayanan kesehatan di Asia. Pelayanan kesehatan bukan suatu negara dan tidak mengenal batas geografis. “pelayanan kesehatan merupakan international society, beyond national border”, kata Heather Grant – High Commisioner Canada – saat membuka pertemuan. Saat ini seluruh dunia menghadapi isu aging population yang artinya masyarakat hidup lebih lama sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih panjang dalam masa hidupnya. Jika di Kanada jumlah penduduk lansia diperkirakan meningkat 50%, maka di Asia jumlahnya diperkirakan naik 3x lipat dalam beberapa tahun kedepan. Untuk mengantisipasi hal ini, Kanada mendesain pelayanan kesehatannya agar berorientasi pada output. Salah satu aspek yang mendapat perhatian adalah research untuk menghasilkan solusi terbaik bagi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Kanada. “Medical school di Kanada ada diperingkat 7 terbaik dunia. Kanada juga memiliki teknologi arsitektur rumah sakit yang maju serta perusahaan konsultan yang sudah mendunia”, tambahnya.
Disisi lain, aging population ini meningkatkan demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya di RS. Selain itu, pengaruhnya juga mendorong munculnya sistem pay for performance bagi tenaga kesehatan, kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas nakes, dan berbagai upaya untuk mendesain berbagai prosedur agar sesuai dengan kebutuhan pasien. Loke Wai Chiong – Direktur Global Healthcare Practice KPMG Singapore – mengatakan bahwa ada empat jenis respon yang dilakukan oleh para provider pelayanan kesehatan dalam mengahdapi berbagai perubahan tersebut, yang disebut juga sebagai empat strategi. Pertama, melanjutkan pertumbuhan yang telah terjadi. Kedua, memperbaiki proses bisnis. Ketiga, RS harus bisa menjadi “shopping mall” dalam arti seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan pasien dapat dipenuhi di satu “mall”. Dan yang keempat adalah meningkatkan partisipasi pasien dalam berbagai fase dan menjadikan mereka sebagai “partner”, bukan sekedar “pelanggan”.
Panel sesi 1 dan 2 yang disetting seperti acara dialog di televisi
Seluruh pembicara sepakat bahwa rumah sakit harus lebih fokus pada kebutuhan pasiendengan menerapkan strategi patient centered. Namun ada kritik bahwa yang dilakukan oleh kebanyakan RS selama ini bukan patient centered, meskipun mereka menyebutnya demikian. Pelayanan yang fokus pada pasien seharusnya memperhatikan kebutuhan pasien dan memberikan layanan secara holistik sejak ia lahir sampai meninggal dunia.
Berdasarkan pengalaman Australia yang disampaikan oleh Steve Atkins (CEO Healthe Care Australia), salah satu upaya RS dalam rangka menghasilkan layanan yang berfokus pada pasien adalah membentuk lingkungan agar sesuai dengan tujuan tersebut. Kini banyak RS yang cenderung focus pada layanan tertentu, misalnya RS khusus kesehatan jiwa (mental health), RS khusus beda (surgery hospital) dan sebagainya. Strategi ini lebih memungkinkan terjadinya interaksi face-to-face antara dokter dengan pasien. Tenaga non medis juga perlu di-create agar sesuai dengan lingkungan RS yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien.
Di Indonesia, kesulitan untuk mengimplementasikan patient centered care terjadi karena sulitnya membangun komunikasi antar-tenaga kesehatan maupun antara tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Hal ini disampaikan oleh Pitoyo Yap (President of Thomson Medical Center, Indonesia). Menurutnya, hal ini terjadi karena rasio antara dokter dengan jumlah penduduk yang harus dilayani sangat kecil, sehingga dokter menjadi sangat sibuk dan tidak sempat berinteraksi cukup lama dengan pasien maupun koleganya. “Tantangan lain adalah jika harus membangun tim yang multi-disiplin, misalnya pada kasus acute care, hal ini masih sulit untuk dilakukan”, tambahnya.
Raymond Chong (CEO dan Managing Director Samitivej Hospital, Thailand) memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya RS harus melakukan quantum leap, karena transformasi tidak akan bisa terjadi begitu saja saat kita masih menempuh cara-cara yang ordinary. Tantangannya adalah bagaimana membuat dokter juga ikut berubah. “Pasien sudah mendaftar dari rumah melalui internet, membayar melalui ATM, mengapa dokter masih saja mencatat di kertas?” katanya.
Raymond membagi tipsnya bahwa untuk meningkatkan keterlibatan dokter dalam proses transformasi RS menjadi lebih berfokus pada pasien. Menurutnya, motivasi finansial tidak selalu tepat untuk dokter. Yang paling besar pengaruhnya adalah motivasi yang menyangkut masalah self esteem dan kepuasannya terhadap lingkungan kerja. Ia mencontohkan, dengan adanya daftar dokter dan jam hadir yang ditempel di dinding, semua orang bisa menilai dokter mana yang rajin dan produktif mana yang tidak. Tanpa daftar terbuka seperti ini, hanya dokter yang bersangkutan yang mengetahui bahwa dia disiplin atau tidak.
Salah satu catatan penting yang didapat adalah bahwa Indonesia diposisikan sebagai negara dengan pertumbuhan pasar pelayanan kesehatan yang sangat penting. Ini menunjukkan bahwa bagi pihak asing, investasi dalam bidang pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Situasi ini dapat dipandang sebagai suatu peluang, dimana RS-RS di Indonesia dapat menggali dana pengembangan dari PMA. Namun disisi lain bisa juga menjadi ancaman jika tidak berhati-hati, dimana peluang pengembangan yang dimiliki dapat direbut oleh pihak asing.
Para Panelis di Sesi 2
Return on investment merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan saat sebuah organisasi pelayanan kesehatan akan memutuskan untuk berinvestasi. Hal ini disampaikan oleh Adam Sun, CFO Concord Medical Services Holdings, China. Ia menambahkan bahwa meskipun ada factor lain seperti orang-orang yang bertanggung jawab untuk membangun proses bisnis, KPI dan berbagai instrumen lainnya, namun ROI akan menjadi penentu akhir dari suatu keputusan investasi. Selain itu ada kebiasaan-kebiasaan para shareholders yang ahrus diperhatikan sebagaimana juga kebiasaan-kebiasaan organisasi itu sendiri. (pea)
1.500 Warga Riau Berobat ke MMCM di Malaysia Setiap Bulan
1.500 Warga Riau Berobat ke MMCM di Malaysia Setiap Bulan
Tak kurang 1.500 masyarakat berobat ke Mahkota Medical Centre Melaka (MMCM) di Melaka Kota, Malaysia, setiap bulannya.
“Orang Riau yang berobat ke Rumah sakit (RS) MMCM Malaysia melalui pendaftaran kantor cabang di Pekanbaru mencapai 200 orang setiap bulan, sedangkan data pasien asal Riau yang masuk ke RS MMCM sekitar 1.500 orang setiap bulan,” kata Yusnan, staf hubungan masyarakat Kantor Perwakilan dan Informasi MMCM Cabang Pekanbaru.
Tingginya minat orang Indonesia berobat ke RS MMCM itu dipacu keinginan mereka berobat sembari berekreasi. Melaka Kota adalah salah satu kota wisata di negeri jiran itu. Jarak tempuh penerbangan dari Pekanbaru ke Melaka sendiri hanya 45 menit.
“Bandingkan dengan penerbangan dari Pekanbaru ke Jakarta selama 1,45 jam, terlebih RS MMCM juga menyediakan angkutan antarjemput pasien di Airport Melaka,” katanya.
Para pasien Indonesia mengakui, biaya berobat di RS itu, relatif lebih murah dibandingkan biaya berobat di Indonesia plus pelayanan yang ramah.
Dokter on call
Jam kerja dokter mulai 8.00 -17 namun di luar jam itu, dokter on call, dokter dapat diminta datang ke penginapan pasien di Melaka. “Artinya, di sana dokter yang menunggu pasien,” kata Yusnan.
Selain itu hasil medical chek up dapat diambil setelah dua jam.
“RS MMCM telah menetapkan dirinya sebagai RS dengan fasilitas terlengkap dan terpercaya di Malaysia dan di wilayah sekitarnya, layanan medisnya berkualitas dengan harga terjangkau. Rumah sakit milik Health Management International Ltd (HMI) ini jugatercatat di Bursa Efek Singapura (SGX) pada 1999,” kata Yusnan.
RS ini juga memiliki 65 konsultan dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja penuh. Manajemennya memadukan personil yang telah bekerja sejak perusahaan didirikan serta yang bergabung ketika RS ini sudah terbentuk.
“Ada 288 tempat tidur yang juga tersebar di fasilitas bersalin, unit perawatan intensif dan unit perawatan jantung ada juga sembilan ruang operasi utama dan satu ruang operasi kecil, dan tentunya radiologi, laboratorium dan apotik,” kata Yusnan.
Selain itu terdapat pula unit perawatan satu hari, layanan pemeriksaan kesehatan, terapi radiasi dan kemoterapi, program bayi tabung, layanan haemodialisis, fisioterapi dan perawatan gigi.
Sebagian besar pasien asal Riau yang berobat ke RS itu melakukan Medical Chek Up, stroke, jantung, kandungan, internis dan syaraf.
“Kantor perwakilan di Pekanbaru memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang perkembangan Mahkota Melaka dan jadwal dokter kepada calon pasien atau pasien yang sudah pernah berobat ke Mahkota Melaka secara gratis,” kata Yusnan.
Sumber: pdpersi.co.id