WAINGAPU : Rumah Sakit Kristen (RSK) Lindimara di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (12/11), genap berusia 100 tahun. Rumah sakit swasta milik Gereja Kristen Sumba (GKS) itu dalam pelayanan selalu berpegang teguh pada moto “tugas pelayanan dan keselamatan”.
Direktris RSK Lindimara, dr. Alhairani KL Manumesa, pada perayaan seabad RSK Lindimara pekan lalu menjelaskan, RSK Lindimara didirikan oleh misionaris Zending Belanda agar bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat di Sumba. Lewat perjalanan panjang penuh kisah suka dan duka, akhirnya RSK dapat bertahan hingga saat ini, mencapai 100 tahun.
Tujuan pendirian RSK sebagai pelayan kasih kepada umat manusia tanpa membedakan suku, agama, ras, dan sebagainya itu tetap dipertahankan hingga saat ini.
“Manajemen RSK Lindimara menyadari hal itu sebagai tanggung jawab kemanusiaan kami (moral) untuk memastikan bahwa setiap pelayanan yang diberikan harus bercirikan pelayanan prima dan penuh kasih tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan golongan,” katanya di hadapan ribuan undangan yang menghadiri acara seabad RSK.
Hadir dalam kesempatan itu Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Ketua DRD NTT Ibrahim Agustinus Medah, sejumlah angggota DPRD NTT, Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora, Bupati Sumba Tengah Umbu Bintang, dan sejumlah pejabat pemerintahan dari empat kabupaten di Sumba, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.
Manumesa mengatakan, RSK Lindimara merupakan salah satu rumah sakit yang melayani pasien Jamkesmas dan Jamkesda paling banyak dari semua rumah sakit di Sumba Timur khususnya dan Sumba umumnya. Hal ini diyakini sebagai bentuk kepercayaan dari warga dan pemerintah setempat.
“Ini merupakan bentuk kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kami. Kami menyadari bahwa ini tanggung jawab kemanusiaan kami dan akan kami lakukan dan terus meningkatkannya sesuai misi berdirinya Ruma Sakit Kristen ini,” ujar Manumesa.
Dia juga mengakui, dari total tempat tidur yang ada di RSK Lindimara, sekitar 80 persen ditempati pasien berekonomi lemah (miskin). Kurang lebih sembilan persen warga Sumba Timur, menurutnya, menggunakan fasilitas layanan yang disediakan RSK Lindimara. Jumlah itu terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Kendati rumah sakit swasta dalam pandangan masyarakat umum berorientasi bisnis, namun tidak demikian dengan RSK Lindimara,” ucapnya.
Kehadiran rumah sakit itu di masa lampau, kini, dan akan datang telah menjadi elemen penting bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan melalui kerja kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi dan daerah maupun pihak swasta.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat itu mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT melalui APBD NTT 2013 yang akan segera dibahas di DPRD NTT, akan mengusulkan dana untuk pembangunan unit ICU yang sudah direncanakan.
“Selaku gubernur, saya akan mengusulkan dana sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan unit ICU yang sedang dalam perencanaan manajemen RSK Lindimara. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban manajeman,” katanya.
Sumber: suarakarya-online.com
[…] Rumah Sakit Kristen (RSK) Lindimara di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (12/11), genap berusia 100 tahun. Selengkapnya […]