Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, meminta agar rumah sakit di Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien. Hal ini perlu dilakukan agar RS Indonesia bisa bersaing dengan RS Malaysia yang dewasa ini banyak jadi tujuan berobat warga negara Indonesia.
Banyaknya orang Indonesia yang berobat ke Malaysia mengherankan Ali Ghufron karena kebanyakan dokter di Malaysia adalah lulusan universitas di Indonesia. “Seperti di UGM (Universitas Gadjah Mada) yang sudah meluluskan 200-400 dokter asal Malaysia. Belum yang lulusan universitas lainnya,” kata dia kepada wartawan seusai meresmikan pelayanan jantung terpadu Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, Selasa, 17 Juli 2012.
Mantan Dekan Fakultas Kedokteran UGM ini menilai teknologi kedokteran dan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia tidak kalah dengan Malaysia. Yang membedakan hanyalah Malaysia serius menggarap kemasan layanan dan kerja sama tim dalam melayani pasien.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan pelayanan di RS Dr. Moewardi sudah sangat memadai dan berstandar internasional, sehingga masyarakat tidak perlu lagi berobat hingga luar negeri. “Sarana dan prasarana sudah berstandar internasional. Begitu juga dengan ahli yang kompeten di bidangnya,” katanya.
Pelayanan jantung terpadu dikatakannya dapat membantu meningkatkan harapan hidup masyarakat di Jawa Tengah yang saat ini berusia 72 tahun. Yang tidak kalah penting, pelayanan kesehatan yang diberikan dapat dinikmati masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau.
Tidak hanya bagi masyarakat di Jawa Tengah, warga Jawa Timur–khususnya di bagian barat–dapat ikut menikmati layanan kesehatan di RS Dr. Moewardi. Apalagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menyepakati kerja sama di bidang kesehatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sumber: Tempo.Co