SOLO – Pemkot Surakarta tengah menyiapkan sistem pemesanan (inden) kamar rumah sakit (RS) di Kota Solo, melalui jaringan internet. Sistem tersebut diharapkan mampu memudahkan calon pasien untuk mengakses layanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Siti Wahyuningsih menerangkan, sistem inden kamar online tersebut merupakan pengembangan jaringan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang diluncurkan tahun lalu.
“Salah satu layanan SPGDT adalah informasi ketersediaan ruang perawatan rawat inap di RS Kota Solo. Kami menanggap, layanan ini masih bisa dikembangkan untuk lebih menjamin pasien dalam mengakses layanan medis di RS,” terang Siti, Minggu (10/4).
Sejauh ini, informasi ketersediaan ruang rawat inap baru memaparkan jumlah kamar kosong di sebuah RS. Jumlah ruangan kosong itu selalu diperbarui, seiring pembayaran jasa layanan medis diselesaikan oleh pasien usai perawatan.
“Tapi bukan tidak mungkin calon pasien yang hendak dirawat inap batal di-opname, karena ruangan itu sudah lebih dahulu diisi pasien lain setibanya di RS. Di sinilah sistem pemesanan kamar kami pandang perlu.”
Meski demikian, DKK mengakui jika sistem inden kamar itu tidak mudah direalisasikan. “Salah satu kendalanya adalah aturan pemerintah yang tidak mengijinkan ruang rawat inap dibiarkan kosong, saat ada pasien yang membutuhkannya. Mungkin ke depan perlu ada perjanjian khusus antara pasien dengan RS, yang membatasi durasi pemesanan,” jelas Siti.
Di sisi lain, SPGDT yang dikembangkan DKK telah memberikan layanan informasi seputar fasilitas ventilator, dokter jaga, dokter spesialis, stok darah PMI, hingga peta rumah sakit, melalui laman www.spgdt.surakarta.go.id.
Sebanyak delapan RS telah berpartisipasi, yakni RSUD dr Moewardi, RSIA Hermina, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, RS Mata, RSU Slamet Riyadi, RS Triharsi, RS Orthopedi Prof Dr R Soeharso, serta RS Panti Waluya.
(Agustinus Ariawan/CN39/SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com