Kepala Dinas Kesehatan Karangasem dr. IGM Tirtayana, Kamis (19/9) kemarin di Karangasem membenarkan, Karangasem ditawari pembangunan rumah sakit pratama (RSP) itu. Dia membenarkan, tahun 2012, dirinya ditelepon beberapa kali, baik oleh Kadiskes Bali maupun Kabid Pelayanan Dasar dr. Laksmiwati, agar segera menyampaikan proposal usulan karena Kadiskes Provinsi Bali saat itu akan segera membawanya ke Menkes.
”Saya kira sebelumnya semua daerah ditawari, namun di Bali yang dapat Buleleng dan Karangasem,” kata Tirtayana didampingi Kepala Bappeda Karangasem Ir. Ketut Sedana Merta, M.T. Kepastian dua RSP itu jatuh di Karangasem dan Buleleng, berdasarkan surat Dirjen Bina Upaya Kesehatan No. IR.02.03/III.1/4221/2013 perihal Kelengkapan data dukung usulan RSP tertanggal 19 Juli 2012, yang dikantongi Kadiskes Karangasem dr. Tirtayana.
RSP itu, bakal dibangun di Banjar Tamansari, Tianyar Barat, Kubu, Karangasem. Alasannya wilayah itu merupakan wilayah pojok Karangasem berbatasan dengan Buleleng. Selain itu, di sana banyak tanah milik pemprov, juga kondisi geografis daerah. Di mana, Tianyar Barat cukup jauh dari puskesmas rawat inap di Tianyar. Selain itu, selama ini masyarakat di Kubu, lebih sering langsung melarikan pasien ke rumah sakit Singaraja. Soalnya, ke RSUD Karangasem juga cukup jauh.
Guna mendapatkan RSP itu, katanya, syaratnya antara lain Karangasem mesti menyiapkan lahan minimal 10.000 m2. Selain itu, bukti kepemilikan tanah, lokasi lahan mudah diakses masyarakat, ada listrik, air bersih dan transportasi umum menuju rumah sakit. Karangasem juga harus menyediakan SDM baik tenaga medis, tenaga nonmedis pendukung tenaga, rumah sakit serta pembiayaan pemerintah untuk operasional rumah sakit itu.
Ditambahkan, Kementerian Kesehatan menyediakan anggaran Rp 25 miliar, sebagian anggaran untuk pembangunan gedung, sebagian lagi untuk alat kesehatan (Alkes). RSP bisa dikatakan setingkat lebih tinggi dari puskesmas rawat inap. RSP pertama yakni rumah sakit untuk pelayanan kesehatan dasar, dengan minimal 50 bed. RSP itu juga tanpa kelas, tetapi pasien semuanya dirawat di kelas yang sama dilayani dokter umum.
Sebelumnya, warga Nusa Penida dan Kadiskes Klungkung protes karena dulu RSP itu dijanjikan bakal dibangun di Nusa Penida, mengingat Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan belum memiliki rumah sakit representatif. Saat ada pasien gawat dan dirujuk paling dekat ke Klungkung.
Sumber: balipost.co.id