Lean Hospital
Lean adalah metodologi perbaikan proses untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Lean adalah pola pikir, metode untuk melibatkan dokter, perawat, para staf untuk mengelola pekerjaan mereka agar lebih mudah, lebih lancar, lebih cepat dan lebih safety. Mengimplementasikan Lean pada akhirnya akan merampingkan proses, meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Implementasi Lean Management (LM) telah memberikan dampak peningkatan berbagai kinerja pelayanan di RS. Beberapa perbaikan yang didapatkan oleh beberapa rumah sakit di Indonesia setelah kaizen event yang mereka lakukan, diantaranya:
- Meningkatkan Value Added Rasio (VAR) dari 6,82% menjadi 44,74%
- Menurunkan motion perawat dari kamar operasi menuju satelit farmasi dari 15 kali menjadi 5 kali per hari
- Mengurangi waktu pelayanan farmasi rawat jalan dari 2 jam menjadi 58 menit
- Menghemat Rp. 800 juta/tahun dari catering unitkarena pemulangan pasien rawat inap tepat waktu.
- Mempercepat: proses pelayanan pasien dan operan dinas perawat
- Penataan pengadaan logistik menghemat lebih Rp. 200 juta/bln
Pada beberapa rumah sakit di lainnya, implementasi LM, memberi manfaat, yaitu: (1) Salah satu rumah sakit swasta di India, kejadian overproduksi sediaan steril antara kebutuhan ICU dengan Farmasi menjadi lebih efektif sebesar 64% (Surendhranath, 2012), (2) Salah satu rumah sakit local di Amerika, pelayanan farmasi rawat inap menjadi lebih efisien dari 158 menit menjadi 58 menit (Al-Araidah, 2014), (3) Unit Radiologi di St. Fransiscan Health di Amerika mencapai efisiensi biaya sebesar $12.000 pertahun (setara dengan 165.262.000 rupiah) dengan mengubah booklet menjadi phamflet (Graban and Swartz, 2012)
Mengimplementasikan LM bukan berarti harus meng-copy paste apa yang dilakukan oleh RS lain atau Industri Toyota sebagai perintis konsep Lean. Konsep LM harus dipahami secara utuh. Keutuhan pemahaman tentang konsep LM, Prinsip dan tools akan memberi kesempatan RS untuk mengimplementasikan LM sesuai konteks masing-masing RS. Pengalaman RS lain dijadikan sumber inspirasi untuk mengembangkan pendekatan, strategi sendiri sesuai keadaan RS masing-masing. Implementasi LM harus langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh staf. Hal ini kemudian membuat staf percaya bahwa LM bukan menambah pekerjaan tetapi merupakan solusi dari banyak waste yang ada dalam pekerjaan mereka. Hal ini juga akan membuat implementasi LM bukan sekedar heboh sesaat (ibarat popcorn) tapi akan terus berkelanjutan. Perubahan budaya dan pemahaman terhadap tools adalah dua kunci sustainnya implementasi LM. Webinar Implementasi LM ini adalah salah satu cara untuk memberikan pemahaman yang utuh dari konsep LM ini sekaligus mendapatkan gambaran nyata implementasinya dari praktisi yang mengimplementasikannya.